Part 02

75.6K 2.7K 12
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bagaimana ya? Yang udah baca, terus baca hasil revisi.

"Assalamualaikum!" salam Ara memasuki ndalem.

Yang berada di dalam menjawab salamnya dengan tersenyum, tapi senyum itu kembali membuat bingung dengan Arabella membawa koper.

"Silahkan masuk, nak!" sahut Abah Kyai Haris dan Arabella mengangguk.

"Nak, Abah menyuruh santriwati untuk Nak datang ke sini karena orang tuamu tak jadi kesini karena ada urusan mendadak. Tadi, Abah lupa," Arabella yang tadinya sumringah mendadak lesu mendengar ucapan Abah Kyai Haris.

"Oh iya tak apa Abah," tutur Arabella dengan senyuman terpaksa.

Ma Nyai Halimah mendekat ke arah Arabella." Gak usah sedih nak," Arabella mengangguk.

"Padahal tadi Mak, Ara udah capek-capek masukin baju Ara ke koper kirain orang tua Ara ada datang ke sini," Arabella mengungkapkan semua isi hatinya membuat Mak Nyai dan Abah Kyai terkekeh.

"Makanya kalau cari fakta itu yang benar," celetuk Gus Agam.

"Agam, jaga ucapannya!" peringat Abah Kyai.

"Maaf, Abah!" Gus Agam pun pamit untuk mengajar.

"Ya udah, Mak dan Abah. Ara balik ke asrama ada kelas lagi,"

"Iya Nak, semangat belajarnya!" Arabella mengangguk dan mengangkat tangannya hormat membuat kembali Abah Kyai Haris dan Mak Nyai terkekeh.

"Assalamualaikum!"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah kepergian Ara Mak Nyai membuka kembali suara. "Ara sama Agam cocok kalau di satuin," ujar Mak Nyai.

"Gimana maksudnya Nyai?" tanya kembali Abah Kyai bingung.

"Jadi Ara anaknya periang sedangkan Agam pendiam, dingin dan lebih lagi Agam selalu banyak bicara ketika dengan Ara,"

"Bukannya Nyai sendiri yang keukeuh pengen Agam sama seorang Ning,"

"Gak gitu juga bah,"

"Ya sudah, Abah terserah Nyai yang penting terbaik untuk Agam," Mak Nyai mengangguk.

>><<

Arabella pergi tergesa-gesa untuk ke kelas karena takut terlambat dan bisa-bisa kena hukuman lagi.

Sebelum ke kelas ia mengambil dahulu kitabnya yang tertinggal di asrama, namun saat perjalanan Arabella di tarik oleh Ustadzah Nisa ke lorong asrama yang sepi.

"Ngapain caper sih?" sentak Ustadzah Nisa membuat Arabella bingung.

Setelah lama di pikir akhirnya ia mengerti bahwa Ustadzah Nisa juga suka dengan Gus Agam.

"Oh tadi bukan caper, cuman ngingetin biar gak gandengan tangan. Peka dikit lah," tutur Arabella membiat Ustadzah Nisa geram.

"Ara mau ke kelas dulu, ganggu amat,"

"Heh, tunggu!" Ustadzah Nisa menarik lengan Arabella sehingga kepalanya sedikit terpentok ke dinding.

'Shttt, sakit,' Arabella meringis dalam batinnya.

"Ustadzah Nisa yang terhormat, Ara tidak caper sama Gus Agam atau Ustadzah Nisa sendiri yang caper?" ucap Arabella membuat Ustadzah Nisa tak berkutik lagi.

'Awas ya lo, Ara. Sudah bermain-main dengan gue,'

Arabella pergi ke kelas dan ternyata jam pelajarannya sudah masuk membuat ia terlembat. Apalagi di ganggu Ustadzah Nisa dulu saat di perjalanan.

"Assalamualaikum, maaf telat Gus," ucap Ara masuk kedalam kelas.

"Kenapa telat?" tanya Gus Andri-kakak dari Gus Agam.

"Tadi di suruh ke ndalem dulu," beritahu Arabella dengan sejujurnya.

Gus Andri sudah lelah mendengar alasan Ara ketika masuk ke kelasnya dengan terlambat. "Alasan saja, hukumannya setoran hafalan tiga puluh ayat dan bersihkan halaman belakang!" ucap Gus Andri dengan tegas. Biasanya setor hafalan setiap harinya sesuai kemampuan, karena Arabella telat jadi harus sesuai dengan titahan Gus Andri.

"Boleh sekarang Gus? Karena saya ingin masuk kelas dan untuk membersihkan halaman belakang setelah kelas selesai," ucap Arabella dengan memelas karena memang dia ingin masuk kelas.

Untuk kedua temannya tidak mengangkat bicara karena akan di hiraukan oleh Gus Andri dan hanya akan di marahi.

"Ya sudah coba bacakan!"

Arabella membacakan hafalannya di depan kelas dengan lantang merdu.

"Shodaqallahul'adzim," Ara membereskan semua setoran yang di perintahkan Gus Andri.

Semua yang mendengarnya tak percaya begitu pun dengan Gus Andri karena Arabella mampu menyetorkan hafalannya sebanyak tiga puluh ayat.

Arabella memang anak yang nakal dan suka telat, tapi untuk hafalan beserta yang lain dia sudah hafal dengan cepat.

"Silahkan duduk!"

"Makasih Gus,"

Arabella pun duduk di sebelah Sindy dan belajar dengan seksama walau Arabella banyak tidurnya. Namun, ketika di suruh menjawab pasti dia tahu apa jawabannya.

19 Januari 2024
Revisi: 12 April 2024

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now