Part 42

50.8K 1.7K 221
                                    

Jika cerita ini di terbitkan bagaimana perasaan kalian?

Selama satu bulan Arabella bulak-balik dari rumah ke rumah sakit untuk selalu menemani Gus Agam yang masih setia menutup mata.

"Gus, Ara kangen hukuman Gus. Yang kadang hukumannya di luar pikiran atau masuk logika,"

"Ara lebih baik di hukum daripada harus melihat Gus terbaring di sini." gumamnya terus menatap Gus Agam.

Di sebuah tempat Gus Agam sedang menghampiri seorang wanita. "Ibu, Agam kangen Ibu. Boleh Agam ikut Ibu?" tanyanya.

Wanita itu tersenyum mendengarnya. "Jangan Nak, perjalanan mu masih panjang bersama istri dan anakmu,"

"Tapi, jangan sedih jika  nanti kamu kehilangan sesuatu ya!" Agam mengangguk.

"Agam capek Bu, tapi lebih capek Ara istri Agam yang selalu--"

"Jangan di teruskan Nak, menantu Ibu itu kuat termasuk anak Ibu yang ini!" potong Sera-Ibu kandung Gus Agam.

Agam mengangguk. "Pulanglah kembali, istrimu sudah menunggu. Jangan sia-siakan yang sudah menjadi milikmu jika kamu tak mau menyesal," tutur Sera kembali berbalik meninggalkan Gus Agam.

>><<

Di buka matanya perlahan menetralkan pandangannya. "Ra,"

"Iya Gus, bentar Ara panggil Dokter dulu!"

"Tekan tombol aja Ra, gak perlu keluar." Arabella terlalu bahagia sehingga melupakan tombol di atas ranjang.

"Gimana keadaannya Dok?"

"Alhmadulillah, semuanya sudah membaik,"

"Makasih Dok!"

"Sama-sama, saya pamit."

Arabella langsung memeluk Gus Agam dengan erat dan baru pertama kalinya Arabella yang terlebih dahulu memeluk Gus Agam.

"Gus, Ara kangen di hukum," ujar Arabella masih ingat dengan hukuman.

"Kangen di hukum ya?" Arabella mengangguk mantap.

"Duduk di sini dan hukumannya diam saat di peluk,"

"Bolehlah!"

Ceklek!

Menampakkan Mak Nyai dengan wajah kesal tak ada raut wajah bahagia melihat anaknya sudah siuman.

"Seharusnya kamu mati, kenapa masih hidup? Saya sudah muak melihat wajah kamu yang begitu mirip dengan Sera," tuturnya mendekat ke arah mereka berdua.

Gus Agam menghembuskan nafasnya pelan. "Ummi, kalau Agam bisa nawar Agam memilih pergi." entah keberanian dari mana Gus Agam melawan Mak Nyai.

"Hari ini, detik ini saya Haris Hilman Al Habsyi menurunkan talak kepada Halimah Afiah!" sambung Abah Kyai baru datang menjeguk.

>><<

Gus Agam masih dalam masa pemulihan setelah sadar dari komanya.

"Gus, kita baca syahadat yuk!" ajak Arabella dengan antusias.

"Kenapa tiba-tiba?" heran Gus Agam setia memeluk Arabella.

"Gini Gus, jadi kalau ada yang meninggal, Ara gampang bacain syahadatnya. Tapi, Ara belum bisa bacain syahadat dengan di jeda."

"Contohnya kalau Gus meninggal, kan gampang bacainnya," sontak Gus Agam melepaskan pelukan itu.

"Do'ain yang baik Ra!"

"Contoh Gus," elaknya

"Ya sudah ikutin saya!"

Arabella mengangguk menatap wajah Gus Agam dengan serius.

JODOHKU GUS GALAKOnde histórias criam vida. Descubra agora