Part 17

53.2K 1.8K 4
                                    

'Setiap kebaikan pasti tercatat dan setiap keburukan juga tercatat. Cctv Allah lebih jelas daripada manusia, jadi jangan pernah mendengarkan ucapan manusia yang membuatmu sakit. Tapi, jadikanlah motivasi untuk bangkit.'

_Arabella Wiraguna

Gus Agam menggoyangkan tubuh Arabella dan menepuk pelan pipinya.

"Arab, bangun! Jangan bercanda, gak ada lucunya sama sekali," ucap Gus Agam masih berusaha membangunkan Arabella yang sudah ia baringkan di kasur.

"Arab, bangun,"

Arabella menggeliat menatap heran ke Gus Agam yang terlihat khawatir di wajahnya.

"Alhamdulillah, udah sadar," lirih Gus Agam tersenyum tipis.

"Kenapa sih Gus? Kayak khawatir gitu," heran Arabella.

"Kamu tadi pingsan, ya jelas saya khawatir."

"Pingsan?" gumam Arabella dan Gus Agam mengangguk.

"Oh ... tadi Ara ketiduran, bukan pingsan Gus,"

Gus Agam mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan Arabella. "Maksud kamu?"

"Tadi Ara cuman sengaja mau buat Gus khawatir, eh malah ke bablasan sampe tidur," jawab Arabella dengan santai. Sontak wajah Gus Agam berubah drastis menjadi garang lagi.

"Arabb," tekan Gus Agam dan di balas deheman oleh Arabella.

"Sekali lagi seperti ini, saya tak segan-segan jual kamu!"

"Emang laku kalau Ara di jual? Ya, pasti gak laku lah,"

Gus Agam tidak menempali ucapan Arabella lagi, dia mengambil guling dan tidak lupa di lemparkan lagi ke wajah Arabella karena masih kesal.

"Kumat lagi galaknya, tapi bodo amat." tutur Arabella menyampingkan tubuhnya ke sisi kanan sesuai dengan sunnah dan segera ia tidur.

Gus Agam menghembuskan nafasnya dengan kasar saat menatap dirinya di cermin yang berada di kamar mandi.

>><<

Arabella jalani kehidupannya di pondok pesantren seperti biasa yag bisa dia lakukan dengan membuat kenakalan sehingga dia mendapatkan hukuman setiap harinya.

"Hukuman di lanjutkan dengan membersihkan kamar mandi santriwati," ujar Gus Agam memberikan hukuman karena Arabella ketahuan lagi pergi keluar dari pesantren.

"Okey, segera Ara laksanakan!"

"Setelah semua beres, kamu langsung ke ndalem."

Gus Agam melenggan pergi dari hadapan Arabella dan segera Arabella melaksanakan hukumannya.

Arabella tidak terbebani dengan dirinya yang selalu di hukum setiap hari, karena itu yang ia inginkan untuk mencari perhatian. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dan ini lah cara Arabella dengan selalu membuat kenakalan.

"Ara, aku bantu ya!" ucap Rea dengan kasihan karena wajah Arabella sudah di penuhi dengan keringat.

"Gak usah, Re. Kamu diem dan liatin aja Ara yang cantik lagi ngebersihin,"

Rea yang mendengarnya memutar bola malas. "Pede amat, pokoknya aku bantu." tegas Rea sembari mengambil sikat.

Dan bukannya membersihkan biar cepat selesai, ini malah bermain air sehingga baju yang di kenakan basah.

"Ara, lupa. Tadi, Gus Agam nyuruh ke ndalem kalau semuanya beres,"

"Ini udah kelamaan bisa-bisa kumat lagi," lanjut Arabella dengan tergesa-gesa membersihkannya.

"Udah kamu ke ndalem, ini biar aku aja yang nyelesain!"

"Santai aja, Re. Tadi biar panik dikit," celetuk Arabella sembari mengelap keringat di wajahnya.

>><<

Di ndalem Tyas sedang berpelukan hangat dengan Wina begitu pun dengan Idris karena mereka berdua datang menjeguk Tyas.

Tyas melonggarkan pelukannya, namun Wina mengeratkannya kembali. "Bentar lagi ya, Mamah kangen banget sama kamu," tutur Wina terus menggeratkan pelukannya.

'Kalau Kak Ara liat aku gak enak, pasti Kak Ara sakit liatnya. Walau Kak Ara bukan anak kandung Mamah, tapi aku gak mau ngeliat Kak Ara sedih karena ini,' batin Tyas takut Arabell melihat dia berpelukan dengan Wina.

Sedari tadi Tyas melonggarkan pelukannya untuk bisa lepas karena ia tak mau Arabella sakit hati melihatnya, walau memang tak bisa di pungkiri ia juga rindu pada Mamahnya.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam." balas semuanya.

Hal yang Tyas tidak ingin di lihat Arabella, nyatanya sudah terlihat lama oleh Arabella saat akan masuk ke ndalem ia berhenti menatap Wina yang sedang berpelukan dengan Tyas.

Senyuman tak luntur dan terus terbit dari bibir Arabella tidak menampakkan bahwa ia sakit hati melihat itu semua. Saat akan bersalaman kepada kedua orang tuanya langsung di tepis oleh keduanya.

"Kak," ucap Tyas dan Arabella menoleh sembari tersenyum menandakan ia baik-baik saja.

"Ara ke dalem dulu, assalamu'alaikum!"

Arabella masuk ke dalam untuk ke kamar Gus Agam dan melewati dahulu dapur.

"Ara, tadi Agam sudah menunggu kamu," beritahu Abah Kyai yang sedang menyeduh kopi.

"Iya Bah, tadi Ara kelupaan,"

"Tak apa, cepatlah temui!" kata Abah Kyai dan Arabella mengangguk.

Ceklek!

Arabella membuka pintu dengan perlahan dan nampaklah wajah Gus Agam yang menatapnya dengan tatapan mematikan.

"Assalamu'alaikum!" salam Arabella sembari menyengir dan di jawab lirih oleh Gus Agam.

"Duduk!" Arabella menurut dan duduk di pinggir ranjang. Sedangkan Gus Agam di sofa.

"Kenapa lama?"

Bukannya menjawab Arabella mengalihkan topik yang lain. "Serius amat Gus, tu muka. Jadi pengen ketawa ngeliatnya,"

"Jawab, Arabella." tekan Gus Agam.

"Maen air dulu,"

"Itu artinya kamu?"

"Mubadzir," jawab Arabella.

"Gunakan air sebaik mungkin sesuai kebutuhan kita, jangan sampai membuangnya secara percuma."

"Iya Gus, gak akan lagi. Tapi, kapan-kapan,"

"Istigfar kamu, Arab!" tegas Gus Agam sontak Arabella mengucapkan istigfar dengan lirihan.

Arabella menghempaskan tubuhnya di kasur dan tidak berselang lama terdengar dengkuran halus dari Arabella.

"Kalau urusan tidur pasti terdepan," gumam Gus Agam menatap Arabella yang tertidur.

Gus Agam bangkit dan pergi keluar untuk mengambil minum.

>><<

Di sebuah tempat yang sangat asri dan hijau, Arabella mendekati seorang wanita paruh baya yang sedang duduk.

"Boleh, Ara duduk?" tanyanya dengan sopan.

Wanita itu pun bergeser sedikit dan di persilahkan Arabella duduk.

"Jangan cengeng ya, kamu harus ingat ucapan Kak Nando!" ucap Wanita itu sontak Arabella menoleh dan kaget.

"Ummaa ..." tutur Arabella langsung memeluk erat ibunya dan ternyata itu ibunya yang pernah datang ke mimpinya saat mencari jawaban dari perjodohan.

"Kamu jangan pernah meninggalkan salat yang menjadi kewajibamu dan selalu berbuat baik lah walau orang itu sudah menjahati kamu. Umma bangga sama Ara," ucap Ayana--Umma Arabella.

"Iya Umma, Ara akan selalu inget ucapan Umma. Ara sayang Umma."

Seketika bayangan itu memudar dan Arabella hanya memeluk angin yang kosong.

19 Januari 2024
Revisi: 22 April 2024

JODOHKU GUS GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang