Part 30

48.1K 1.6K 30
                                    

Arabella kembali lagi ke dalam kamar untuk membangunkan Gus Agam salat dzuhur.

"Gus bangun!" Arabella menepuk pipi Gus Agam dengan lumayan keras.

Gus Agam terusik membuka matanya perlahan, menyandarkan badannya di kepala ranjang.

"Udah adzan?"

"Udah, sekarang cepet wudhu."

"Kamu udah salat?" Arabella mengangguk.

Gus Agam pergi ke kamar mandi dan Arabella pun pergi ke bawah.

>><<

"Neng makanan udah siap," ucap Art yang berumur 30 tahunan bernama Yanti.

"Padahal gak usah ngerepotin Bik, nanti Ara buat sendiri!"

"Gak papa Neng,"

Arabella duduk di meja makan mengambil nasi dan lauk pauk. "Bibik ikut makan bareng Ara dan yang lain juga," ucap Arabella ke semuanya pegawai di Villa.

"Kemana Gus Agam nya, Neng?"

"Salat Bik,"

Bik Yanti aneh saat lengan baju Arabella tersingkap menampakkan perban yang masih melekat.

"Neng itu tangan kenapa sampai di perban?" ujar Bik Yanti dan seluruh pegawai langsung menatap Arabella.

"Hampir di potong," jawabnya tanpa beban.

"Maksudnya?"

"Di Fitnah Bik, gak perlu khawatir luka kecil,"

Semuanya mengangguk karena semuanya tau bahwa Arabella adalah wanita yang kuat dan tangguh.

Gus Agam yang mendengarnya merasa tak enak hati dan memilih kembali lagi ke dalam kamar.

>><<

Di dalam kamar Gus Agam langsung ke balkon dengan pikiran tertuju ke Arabella yang tersenyum begitu tulus.

"Eh Gus, ngapain disini?" celetuk Arabella karena mencari-cari Gus Agam.

"Hmm," balas dehem Gus Agam.

"Makan dulu Gus!" Arabella menyimpan makanan di meja.

Arabella sedikit berjalan ke sisi balkon untuk melihat halaman Villa dari atas.

Grepp!

Arabella begitu kaget saat Gus Agam tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang dan menyimpan wajahnya di ceruk lehernya

"Saya minta maaf, pasti kamu membenci saya," tutur Gus Agam.

"Gus tau orang yang pemaaf lebih di sukai oleh Allah daripada orang yang menyimpan benci atau dendam," Gus Agam mengangguk membuat Arabella geli.

>><<

Pada keesokan paginya Arabella keluar untuk mencari angin tanpa di temani Gus Agam.

"Maa syaa Allah seger banget," ucapnya dengan menghirup udara segar.

Arabella berjalan begitu jauh dari Villa karena di begitu mengenal dengan daerah di Villa nya.

"Mbak maaf saya numpang nanya, dimana Villa No 21?" tutur seseorang membuat Arabella sedikit kaget.

Mencoba berpikir dan mengingat di mana Villa itu.

"Oh Mbak nya tinggal lurus, belok kanan udah nyam--" Arabella di bekap begitu saja dan untung tidak langsung pingsan masih bisa melihat siapa yang membekap dia karena membuka maskernya.

Tidak lama dari itu bius semakin menyengat di hidungnya hingga akhirnya tidak sadarkan diri.

>><<

Di sisi lain Gus Agam khawatir karena dari pagi sampai sore Arabella belum pulang.

"Pak tolong cek cctv!" penjaga itu mengangguk dan melihat rekaman cctv.

"Gak ada yang mencurigakan Gus,"

"Oh iya Pak, makasih."

Gus Agam pergi keluar untuk mencari Arabella hingga pada sebuah jalan Gus Agam menemukan sebuah bros kerudung yang terjatuh.

"Ara?" gumam Gus Agam saat melihat nama kecil dari bros itu.

"Ya Allah, kemana kamu Arab?"

Gus Agam pasrah dan kembali lagi ke Villa untuk meminta bantuan mencari Arabella.

>><<

Di sebuah hutan Arabella di ikat di pohon besar dengan keadaan yang memperihatinkan karena wajahnya penuh dengan luka tamparan dan sayatan kecil.

"Anda harus mati!"

"Sebelum Ara mati, anda dahulu yang mati." ucap Arabella penuh penekanan.

"Udah gak berdaya, masih aja ngebantah,"

"Jangan terlalu percaya dengan orang yang selalu baik sama kita karena akan ada hal nya menusuk dari belakang, contohnya anda bertiga!" ucap Arabella.

"Jangan bilang kami hanya bertiga tetapi berempat, lihatlah ke belakang." Arabella menoleh ke belakang dan ternyata dugaannya begitu benar.

Dia tersenyum tipis melihatnya dan seseorang itu berjongkok di hadapan Arabella.

"Hallo sayang, gimana bulan madunya? Seru?"

>><<

Seluruh penjaga berpencar di seluruh halaman hingga akhirnya memutuskan masuk ke dalam hutan yang begitu dekat dengan Villa.

"Semuanya kembali saja ke Villa biar saya yang cari sendiri!" semuanya mengangguk mengikuti perintah Gus Agam.

"Gus!" panggil seseorang.

"Andra?"

"Masih ingat?" Gus Agam mengangguk.

"Saya sepupu Arabella dan saya baru keluar kamar saat tadi mendengar bahwa ada yang hilang,"

"Berarti dari kemarin sudah ada di Villa?" Andra mengangguk.

Andra adalah sepupu Arabella yang tinggal di Villa karena sama halnya seperti Arabella yang kehilangan kedua orang tuanya sehingga dirinya mempunyai penyakit mental dan jarang sekali keluar kamar.

"Saya ikut bantu cari!" Gus Agam mengangguk.

>><<

Belum sehari hilang berita Arabella sampai ke telinga pondok pesantren dan kedua orang tua Arabella.

Kedua orang tua Arabella menyusul ke puncak bersama Abah Kyai dan Gus Andri karena Mak Nyai yang mengurus pondok pesantren.

Wina terus menangis dari mendengar kabar hilang sampai di perjalanan pun.

"Sayang, tenanglah Ara pasti selamat. Anak buah Mas sudah sampai kesana ikut mencari," tutur Idris.

'Papah yakin Ara anak yang kuat, mungkin ini teguran untuk Papah atas kesalahan yang Papah perbuat,' batin Idris begitu merasa bersalah.

Dringg!

"Nando gak perlu khawatir, in syaa Allah Ara baik-baik saja. Bantu do'a saja!" jawab Idris saat Nando menelepon Idris.

>><<

Gus Agam dan Andra terus mencari walau hari sudah menjelang malam.

Terdengar samar-samar yang berteriak di telinga yang menculik Arabella.

"Bawa ke tempat lebih aman yang tidak akan di ketahui siapa pun!" ucap seseorang itu dan mengangguk membawa Arabella.

Andra menghentikan langkah Gus Agam. "Gus besok lanjut mencari, hari semakin malam dan bisa-bisa kita yang ikut hilang!" ucap Andra.

Dengan terpaksa Gus Agam mengiyakan ucapan Andra, mereka berdua kembali lagi ke Villa tanpa hasil sedikit pun.

JODOHKU GUS GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang