Part 38

36.9K 1.3K 19
                                    

Sesudah lama berbincang mereka berdua pamit untuk pulang di perjalanan Andra terus meneleponnya.

"Wa'alaikumsalam, ada apa?"

[Sindy sudah keluar penjara karena pihak keluarga mengeluarkannya, begitu pun Mak Nyai di turunkan menjadi 10 tahun pidana penjaranya.]

Terlihat wajah Arabella syok mendengarnya. "Untuk itu Ara serahkan ke Andra, mau apa pun itu asalkan baik Ara turuti!" ucapnya tidak lama kemudian telepon mati.

"Pidana penjara Ummi berkurang 10 tahun dan Sindy bebas." Terpancar jelas di wajah Gus Agam senang bahwa sang Ummi pidananya berkurang walau sakit hati masih membekas dan tak percaya bahwa Umminya bisa senekat itu.

'Mungkin Ara udah maafin Ummi, tapi Ummi gak tahu hatinya masih seperti apa. Sama seperti Agam yang tertusuk duri saat tahu Ummi menjadi dalangnya,' batin Gus Agam.

"Gus, mampir ke tempat pemakaman. Sebentar gak lama,"

"Iya." balas Gus Agam dengan singkat.

>><<

Di pemakaman umum ceremai tempat dimana kedua orang tua kandungnya dan ibu angkatnya di makamkan.

Degh!

Arabella kaget karena Idris dan Tyas sedang berada di sana di tempat Wina dengan orang tua kandungnya.

'Ara serahin ke Allah gimana nantinya,' batinnya.

"Assalamu'alaikum!" salam mereka berdua dengan di jawab dalam lirihan.

"Kalian berdua pergi, jangan pernah mengganggu ketenangan istri dan kakak saya."

"PAH!" tegur Tyas memengang lengan Idris.

"Saya masih butuh waktu, kalian pergi sebelum saya usir dengan cara yang kasar." tegas Idris.

"Lebih baik Ara di usir secara kasar untuk mendapatkan kembali rasa kasih sayang Papah," Arabella tetap bersikeras untuk tidak langsung pergi begitu saja.

Tyas mengkode Gus Agam dengan berkedip beberapa kali untuk bisa membawa Arabella pergi.

Gus Agam mengangguk saat melihatnya. "Ra, kita pulang. Papah masih butuh waktu," Arabella menggeleng.

Dengan cepat Gus Agam mengangkat tubuh Arabella di gendong ala bridal style untuk tidak bersikeras berada di pemakaman.

Arabella sangat kesal dengan Gus Agam yang tiba-tiba menggendongnya untuk pulang ke rumah.

"Pah, Ara kangen Papah seperti dulu lagi," monolog Arabella berada di rumah menatap halaman dari atas balkon.

"ARABB TURUN KE BAWAH!" teriak Gus Agam yang sedang berada di ruang tengah.

>><<

Arabella menarik nafasnya dalam-dalam. "Apa Gus?"

"Santri dari pondok akan silahturami ke sini jadi siapin makanan dan jangan lupa pake niqab!" tutur Gus Agam dengan enteng.

"Uang sama kunci motor mana?" Gus Agam menaikan alisnya.

"Gus bilang kalau uang yang Gus beri itu hanya untuk jajan dan kebutuhan beda lagi,"

'Emang bener perempuan itu susah lupa dengan apa yang di ucapkan, apalagi tindakan,'

Gus Agam mengeluarkan uang cash nya dan kunci motor. "Jangan ngebut,"

"Muhun Gus."
(Iya Gus.)

Arabella menyalimi Gus Agam dan berlalu pergi untuk ke minimarket.

>><<

Sesampai di minimarket Arabella mencari apa saja yang ia akan hidangkan untuk santri.

"Ini aja!" Arabella mengambil snack potato, namun dengan cepat di ambil orang lain.

Arabella menoleh dan kaget karena pertama kali bertemu lagi. "Sindy?" kagetnya karena melihat perubahan Sindy membuka hijabnya.

"Hm apa?" ucapnya dengan nada sinis.

"Gimana kabarnya?"

"Baik." ucapnya dengan singkat dan berlalu pergi dari hadapan dari Arabella.

Arabella tersenyum dan mengambil beberapa snack dan mencari yang lain lagi.

"Kenapa sih lo ngikutin gue mulu?" kesal Sindy saat bertemu lagi di kasir.

"Mbak, Kak Ara ini gak ngikutin Mbak. Mbak aja yang pede tingkat tihang listrik," sahut Mbak kasir bernama Hanna yang melainkan adik kelas Arabella saat smp.

Bugh!

"Hahaha," tawa Hanna meledak saat Sindy tersandung kakinya sendiri.

"Gak baik Na," Hanna berhenti tertawa saat Arabella menegurnya.

"Kalau gitu Kak Ara pamit, sehat terus ya!"

"Aamiin, bahagia selalu Kak." Arabella mengaminkannya dengan cepat Sindy bangkit dari jatuhnya dan segera berlari karena malu.

>><<

Sesampai di rumah Arabella terpelanjak kaget karena begitu banyak motor di halamannya.

Tingg!

"Jalan belakang, niqab sudah ada di laci dapur!" Gus Agam mengirim pesan karena ia mendengar dari suara motornya.

Arabella membalas dan lansung pergi jalan belakang.

"Ara!" panggil seseorang.

Arabella membalikkan badannya melihat siapa yang memanggilnya. "Saya Gion," tutur lelaki itu.

"Ada apa?"

"Bisa mengobrol sebentar?"

"Sebelumnya minta maaf, kita bukan mahrom gak baik berduaan. Ara pamit, assalamu'alaikum!" tutur Arabella berlenggan pergi dari hadapan Gion.

>><<

"Gus, tolong bantu Ara untuk bawa makanan sama minumnya. Soalnya susah banyak banget," Gus Agam membaca pesan yang di kirim dari Arabella.

"Dua orang di antara kalian, saya minta tolong untuk ke dapur!" ujar Gus Agam.

Gus Agam dan kedua santri beriringan ke dapur untuk membantu.

'Cantik,' batin seseorang melihat Arabella sedang menyiapkan makanan ke nampan.

"Ara, hanya ini saja?" tanya Gus Agam.

"Di laci sisanya Gus, jadi masih banyak lagi." Gus Agam mengangguk.

Setelah salat maghrib semuanya pamit untuk pulang dan persiapan kembali ke pondok karena hari liburnya sudah habis.

"Ra, tolong bawakan nasi sama lauk pauknya ke kamar. Kepala saya pusing,"

"Hm," balas dehem Arabella.

>><<

Di kamar Gus Agam menyuruh Arabella menyuapinya, baru kunyahan pertama sudah di suapi lagi untuk melahapnya.

Biasa makan yang membutuhkan waktu 5 menit ini hanya 2 menit karena Arabella tiada henti terus menyuapinya.

"ARAA,"

"Apa lagi Gus?"

"Saya bukan sapi yang makan lahap banget sampe gak ada waktu untuk nguyah."

"Bukan sapi berarti?" Arabella menaikan alisnya.

"Manusia." Arabella ber 'Oh' ria membuat Gus Agam semakin geram.

"Kalau bukan istri saya sudah jual,"

"Kalau bukan suami sendiri Ara udah gadaikan Gus jadi uang!" balas Arabella tidak kalah.

"Silahkan kalau mau gadaikan saya." ucap Gus Agam menantang Arabella.

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now