Part 32

45.9K 1.6K 29
                                    

Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit Arabella sudah kembali ke Villa sesuai kemauannya.

"Kenapa gak langsung pulang?" tanya Gus Agam sudah berada di kamar.

"Ara mau ketemu Andra, soalnya semenjak Ara di rumah sakit dia gak ada," jawabnya keluar kamar untuk menemui Andra di kamar sebelahnya.

"Dra, boleh masuk?" sahut Lily dari luar.

"Pintu gak di kunci,"

Ceklek!

Arabella masuk ke dalam kamar Andra yang bernuansa abu-abu dengan keadaan yang rapih dan bersih.

"Udah sembuh?" ujar Andra menyandar tubuhnya di kepala ranjang.

"Alhamdulillah, udah."

"Rea gimana kabarnya?"

"Kepo amat jadi orang,"

"Saya suka sama dia." tho the point Andra.

Bugh!

Arabella melempar bantal yang ada di sebelahnya ke wajah Andra.

"Ngapain kamu lempar bantal ke wajah saya?" pekik Andra.

Bukannya menjawab Arabella malah menjawab pertanyaan yang lebih dahulu. "Rea baik,"

"Ara mau bilang makasih udah nolong Ara saat di jurang," lanjut Arabella.

"Hm,"

Bugh!

Arabella melempar lagi Andra dengan guling tepat ke wajahnya. Andra yang sudah jengkel dengan kelakuan Arabella dia langsung menggelitik perut Arabella.

"Stopp, Dra!" lirih Arabella denga air mata yang lolos karena terlalu banyak tertawa.

"Makanya jadi orang jangan jail asal ngegebuk orang pake bantal sama guling."

>><<

Saat malam hari Arabella tidur dengan Wina dan Andra membiarkan Idris dan Gus Agam tidur sendiri.

"Maaf Mamah pernah gak peduli ke kalian berdua, tapi Mamah sayang kalian!" ucap Wina mengelus kepala Andra dan Arabella.

Wina berada di tengah di antara Arabella dan Andra karena itu kemauan Arabella dan Andra menyetujuinya.

"Mamah, Ara mau bilang makasih udah rawat Ara dari kecil sampai sekarang udah besar. Ara sayang Mamah sama Papah." ujar Arabella memeluk Wina.

"Andra juga makasih karena Mamah sama Papah udah menerima Andra dengan keadaan apa pun itu," sahut Andra ikut memeluk Wina.

>><<

Idris uring-uringan karena tidak tidur bersama istrinya, berbeda dengan Gus Agam yang biasa saja.

"Gam, gimana rasanya gak tidur bareng Ara?" tutur Idris.

"Menurut Agam biasa saja Pah,"

"Biasa bagaimana?"

"Ara suka tidur di asrama jadi Agam tidur sendiri,"

"Pasti kamu juga akan merasakan bagaimana rasanya gak bisa tidur tanpa ada Ara," Gus Agam mengangguk.

"Kamu jangan coba-coba menyakiti Ara lagi atau tanggung akibatnya." tekan Idris mencoba memejamkan matanya untuk bisa tidur.

"In syaa Allah Pah,"

Idris pernah menyakiti Arabella, tetapi Idris tidak mau ada yang menyakiti Arabella termasuk suaminya sendiri.

>><<

Dua hari berada di Villa sangat membosakan bagi Arabella karena tidak bisa membuat ulah.

"Gus, Ara bosen," ucap Arabella menggoyangkan lengan Gus Agam.

"Bisa diam, enggak?" ujar Gus Agam.

'Kembali lagi ke mode awal,' batin Arabella.

"Tu handphone gak sekalian di makan? Istri sendiri bosen malah di marahin,"

"Mau lakukan sesuatu?" tutur Gus Agam meletakkan handphone nya di atas naskah.

"Pasti aneh,"

"Memang aneh, mau gak?"

"Kalau nolak juga Ara dosa karena sudah menolak ajakan suami." lanjut Gus Agam.

"Hm,"

"Kita wudhu dulu, salat sunah dan lakukan apa yang suami istri biasa lakukan!"

Daripada bosen Arabella memilih ke kamar mandi untuk berwudhu dan bodo amat apa yang akan di lakukan setelahnya karena hanya untuk menghilangkan rasa bosannya.

Di pagi hari menjadi saksi antara mereka berdua yang menyatukan cintanya dalam sebuah hubungan yang biasa di lakukan sepasang suami istri.

>><<

Arabella dan Wina sedang jalan-jalan di sore hari mencari angin.

"Ra,"

"Iya Mah?"

"Udah lama ya gak jalan-jalan berdua seperti ini?"

"Iya Mah, gimana kabarnya Kak Kiran?" tanya Arabella menanyakan kabar kakak perempuannya.

"Kak Kiran melanjutkan kuliahnya lagi di luar negeri,"

"ARAA, AWASS!" teriak Gus Agam.

Sontak Wina yang melihat keadaan di depannya langsung mendorong Arabella.

Bugh!

Bugh!

Wina terseret mobil yang mengarah ke Arabella dan Arabella dia tersungkur karena di selamatkan Wina.

"MAMAHH!" pekik Arabella mencoba berdiri menghampiri Wina yang sudah berlumuran darah karena begitu lama terseret.

"Ara jangan sedih ya!" lirih Wina.

Tidak lama kemudian Wina menutup matanya dengan Gus Agam langsung mengecek denyut nadi Wina.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,"

Arabella langsung memeluk Wina. "Kenapa ketika Mamah berubah kayak dulu lagi malah ninggalin Ara?" cicit Arabella.

Idris yang melihat kejadian itu di depan matanya amarahnya bergejolak membara.

Bugh!

Idris melepaskan pelukan Arabella sehingga Arabella tersungkur kembali.

"Jangan pernah dekati istri saya, kalian pergi!" tekan Idris.

>><<

Jenazah Wina di bawa ke Bandung karena akan di semayamkan di sana, tapi karena hari sudah petang akan di semayamkan besok pagi.

Arabella tidak ikut ke dalam mobil ambulance karena Idris melarangnya.

"Semua ini gara-gara anda, saya gak habis pikir sama kelakuan anda. Saya benci anda." tutur Idris yang masih terngiang-ngiang di kepala Arabella.

Arabella menatap kosong ke arah ambulance tidak ada lagi tangisan yang dia keluarkan karena menurutnya ini mimpi. Ya, Arabella menganggap semua kejadian ini adalah mimpi.

"Ara!" panggil Gus Agam.

"Diam Gus, jika tindakan Gus hanya sebuah ucapan." yang menjawab bukan Arabella melainkan Andra yang berada di kursi belakang.

Gus Agam tidak menjawab, begitu pun Arabella yang tidak menoleh sedikit pun atau menjawab.

Arabella memilih memejamkan matanya untuk mengetahui ini semua adalah mimpi. Andra yang mengerti kenapa Arabella memejamkan matanya dia berbicara.

"Ra, ini bukan mimpi. Gak perlu bangun karena ini nyata!" ucap Andra sontak Arabella membuka kembali matanya kembali.

Semuanya sudah sampai di kediaman Idris dan jenazah Wina di bawa ke dalam rumah.

Arabella dan Gus Agam tidak di perbolehkan masuk oleh Idris dan mereka hanya pasrah duduk di luar.

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now