Part 08

58.5K 2.2K 8
                                    

Setelah salat subuh berjamaah dengan membaca al qur'an bersama, Arabella bukannya balik ke asrama ini malah memanjat gerbang belakang untuk sarapan di tukang bubur langganan.

"Assalamu'alaikum, Bik!" salam Arabella dan langsung duduk.

"Wa'alaikumsalam, Neng. Gimana kabarnya?" jawab Bik Yani tukang bubur sudah kenal dekat dengan Arabella.

"Alhamdulillah baik, Bik. Bibik gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah, Bibik juga baik,"

"Neng Ara pasti kabur lagi kan?" lanjut Bik Yani dan Arabella mengangguk lesu.

"Kenapa lesu?" tanya Bik Yani sembari memberikan semangkok bubur seperti biasa.

"Ara di jodohin sama Gus Agam, tapi Bibik jangan ngasih tau siapa-siapa."

"Iya Neng, terus Neng terima perjodohannya?"

"Gak tau Bik, karena Ara belum jawab dan Ara akan jawabnya nanti sore. Menurut Bibik gimana baiknya?" tutur Arabella karena sudah menganggap Bik Yani seperti ibunya sendiri begitu pun Bik Yani menganggap anak ke Arabella dan Bik Yani selalu memberi nasihat ataupun solusi.

"Ikutin kata hati Neng, apapun jawabannya semoga itu yang terbaik buat Neng,"

"Makasih Bik,"

"Jangan kabur lagi Neng, emang gak capek manjat gerbang?" Arabella menggeleng membuat Bik Yani pasrah dengan sifat keras kepala Arabella.

"Neng ada Gus Agam!" pekik Bik Yani dengan Arabella santai memakan bubur dengan lahap.

"Gak papa Bik, biarin." kata Arabella dan Bik Yani mengangguk.

"Assalamu'alaikum!" salam Gus Agam, di balas barengan dengan lirih oleh Bik Yani dan Arabella.

"Bik, dua di bungkus seperti biasa." Bik Yani mengangguk.

Sorot mata Gus Agam berhenti saat melihat wanita di pojokkan memakan bubur dengan santai.

Seketika Gus Agam membulatkan matanya. "Arab!"

"Apa Gus?"

"Sejak kapan disini?"

"Abis baca al qur'an bersama,"

"Berarti udah lama?"

"Pikir aja sendiri Gus."

Gus Agam mendekat ke Arabella dan menarik pelan ujung kerudung Arabella.

"Berdiri!" titah Gus Agam dan Arabella berdiri dengan Gus Agam stay memegang ujung kerudung biar gak kabur katanya.

Padahal Arabella sendiri gak ada niatan untuk kabur dan tidak peduli kalau memang di hukum.

Arabella berjalan di samping Gus Agam dengan tangan memegang ujung kerudung Arabella untuk sampai ke pesantren.

"Kabur berapa kali? Lewat gerbang belakang,"

Arabella mengetuk dahinya sendiri berhitung. "Tanya aja sama Bik Yani, soalnya terlalu banyak jadi lupa." ucapnya dengan santai tanpa beban.

"Ara keluar dari hadroh untuk alasan Gus Agam juga sudah tahu, bukan Ara lemah karena kemarin. Tapi, Ara gak mau buat semuanya jadi hancur berantakan karena Ara." ujar Arabella dan hanya di balas deheman oleh Arabella.

Gus Agam sedari tadi beristigfar dengan wajah yang memerah karena merasa jengah dengan kelakuan Arabella yang tiada henti setiap waktunya.

"Gus, ngapain bawa ke ndalem? Hukum ya hukum gak harus di bawa ke ndalem juga," protes Arabella.

"Takut?"

Arabella hanya tersenyum menandakan bahwa dirinya tidak takut sama sekali apapun itu hukumannya.

Sesampai di ndalem Arabella dia nasehati oleh Abah Kyai untuk tidak kabur lagi tapi namanya Arabella ia tak mendengar.

"Kumpulkan semua santriwati di lapangan untuk membuat Ara jera!" titah Abah Kyai ke Gus Agam.

Arabella tak tahu apa yang akan di lakukan oleh Abah Kyai tapi, senyuman selalu tak luntur dari bibirnya.

>><<

Semua santriwati sudah berkumpul di lapangan untuk menyaksikan hukuman yang di berikan Abah Kyai untuk Arabella.

Arabella tersenyum tanpa ada rasa malu atau pun takut, karena dirinya sangat senang ada yang peduli padanya.

Dirinya di pedulikan saat berbuat nakal sehingga membuat dirinya di hukum, karena dia tau semua orang ingin yang terbaik untuk dirinya.

Teman terdekatnya ikut menyaksikan ada rasa iba di dalamnya tetapi harus berbuat apa lagi selain berdo'a, semoga baik-baik saja.

Byurr!

Byurr!

Byurr!

Abah Kyai terus mengguyur Arabella dengan air selokan hingga pada akhirnya berhenti tepat di 15 guyuran.

Semuanya sudah merasa jijik tetapi Arabella tetap tersenyum membuat Gus Agam membatin.

'Ni Arab terbuat dari apa bibirnya senyum mulu, apa senang di hukum?'

Semua santriwati semuanya sudah bubar meninggalkan Arabella sendirian.

Rea mendekat dengan menangis. "Aku sedih tau liat Ara di giniin, rasanya ikutan sakit" sahut Rea langsung memapah Arabella untuk ke kamar mandi.

"Aku gak papa, santai aja kali. Malahan aku seneng di hukum,"

"Udah jangan nangis lagi, liat Ara juga gak papa sehat wal 'afiat," lanjut Arabella, kalau bukan sahabat sudah Rea guyur juga mendengar penuturan Arabella yang sangat santai tanpa ada beban.

19 Januari 2024
Revisi: 12 April 2024

Revisi sengaja sekarang dengan beberapa part seharinya karena akan adanya saya sibuk jadi gak up revisi.🙏

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now