Part 24

49.1K 1.7K 6
                                    

Sesampai di asrama kedatangan Arabella di buat heboh oleh Tyas, Rea dan Sindy. Arabella mendekat ke arah Sindy dan membisikkan sesuatu entah apa itu.

"Kalian mau tau ya?"

"Sini Ara bisikkin!" lanjut Ara membisikkan ke keduanya.

Di dalam hadist yang di riwayatkan Ibnu Majah 'Jikα kαliαn bertigα, mαkα jαngαnlαh dυα orαng dαri kαliαn berbisik tαnpα menyertαkαn orαng ketigα, sebαb hαl itυ αkαn membυαtnyα sedih'.

Walau pun berempat atau bertiga tetap jangan membisikkan hanya kepada satu orang karena akan membuat seseorang itu sedih merasa tak di hargai.

"Gak perlu di pikiran lagi Ra, aku juga udah ikhlas karena Allah tahu mana yang terbaik untuk hambanya." tutur Sindy dan Arabella mengangguk tersenyum.

"Kenapa kamu pindah kamar Sin?" tanya Rea.

"Oh untuk itu karena aku gak sengaja denger pembicaraan Mak Nyai kalau Tyas adik Ara akan mondok, jadi aku pindah kamar biar kalian terus berdua,"

"Gak perlu gitu juga kak," tak enak Tyas.

"Gak papa, sudahlah jangan di pikirin!" Tyas mengangguk.

Tiba-tiba terdengar suara yang mengucapkan salam sambil mengetok pintu kamar.

"Bentar Ara buka!"

Arabella membuka pintunya untuk melihat siapa yang mengucap salam.

"Wa'alaikumsalam, eh Gus," balas Arabella saat melihat Gus Agam di depannya.

"Ke ndalem di suruh makan sama Ummi,"

"Bentar Ara ngambil cadangan mukena dulu, soalnya yang tadi mau di cuci," ucap Arabella.

"Jangan banyak bicara, cepet ambil!"

"Kumat lagi galaknya," gumam Arabella mengambil mukena dan berpamitan ke tiga temannya.

"Pasti udah ke ndalem lagi," ujar Arabella tak melihat Gus Agam di depan pintu asramanya.

"Cari di tokonya atau di lemari sampai se abad ngambilnya," celetuk Gus Agam duduk di bangku.

"Maaf Gus, lupa taro."

Gus Agam dan Arabella beriringan saat berjalan ke ndalem membuat semuanya kagum.

"Ternyata dari benci jadi perjodohan," celetuk santriwati.

"Kiww-kiww yang udah publis," goda santriwati yang lain.

>><<

Sesudah makan Arabella kembali lagi ke asrama karena akan tidur di asrama.

Saat terdengar suara adzan magrib Arabella melakukan sesuatu.

"Beres juga, kalian pasti pusing nyariin." ujar Arabella memasuki Masjid.

Semuanya keluar setelah salat isya karena sembari menunggu adzan isya membaca al qur'an bersama-sama.

"Kemana sendal sebelah punya saya?" gumam santri ikhwan yang keluar duluan di lanjut dengan santriwati.

"Yang saya juga gak ada sebelah,"

"Saya juga,"

"Kemana pergi sendal sebelahnya?"

Semuanya bertanda tanya sembari mencari-cari sendal sebelah yang hilang tiba-tiba.

Gus Agam dan Gus Andri yang keluar merasa aneh karena santri ikhwan belum pergi ke asrama.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam, Gus."

"Kalian kenapa masih di sini?" tanya Gus Agam.

"Sendal kami semua hilang sebelah," ucap santri bernama Farhan mewakili.

>><<

Di dalam Masjid semua santriwati belum keluar karena santri ikhwan belum pergi dari halaman Masjid.

"Itu kenapa santri ikhwan belum pergi?" tanya Rea.

"Mungkin masih ada yang di obrolkan," jawab Sindy.

Mereka semua mencoba berpositif thingking tentang itu dan sekian lamanya akhirnya santri ikhwan pergi ke asrama membuat santriwati keluar.

Karena tidak boleh saling bertemu antara santri putra dan santri putri yang akan menjadikan zina mata.

Santriwati juga kehilangan sendal sebelahnya sama seperti santri ikhwan.

"Semunya lihat di atas pohon itu ada sendal kita semua," pekik Rea ke semuanya.

Sontak semuanya melihat ke arah Rea tunjukkan dan memang benar semua sendal di satukan di ikat di atas pohon.

"Araa ..." semuanya langsung menatap Arabella yang di tatap hanya tersenyum tipis.

'Ketahuan,' batin Arabella.

"Arab ikut saya ke ndalem!" ucap Gus Agam yang sudah ada di depan semuanya.

"Kalian semuanya boleh minta tolong ke Mang Asep untuk mengambilkan sendal kalian!" titah Gus Agam dan satu santriwati pergi memanggil penjaga pondok yaitu Mang Asep.

Arabella membuntuti Gus Agam dari belakang, tapi setelah setengah perjalanan menuju ke ndalem Arabella mencoba mengendap-ngebdap untuk kabur. Namun, sebelum itu Gus Agam sudah mendekap Arabella dari belakang.

"Mau kemana, hmm?"

Arabella cecengesan dengan berbalik menghadap Gus Agam. "Mau ke asrama," jawab Arabella.

"Saya pergi duluan, jangan lupa di sini banyak hantu. Assalamu'alaikum!" sahut Gus Andri yang di lupakan oleh mereka berdua.

"Hantunya Gus sendiri, kan Gus yang ngomong." tempal Arabella sontak Gus Agam menyentil kening Arabella.

"Kalau bicara itu di jaga!"

"Assalamu'alaikum." tekan Gus Andri berlalu pergi dari hadapan pasutri di belakangnya.

Mereka berdua langsung menoleh ke arah Gus Andri yang mulai menjauh dan membalas dengan lirihan sehingga akhirnya Arabella menoleh ke arah Gus Agam begitu pun sebaliknya sehingga tatapan mereka bertemu.

Huft!

Seperti biasa Arabella meniup wajah Gus Agam dan langsung lari menjauh. Gus Agam langsung mengejarnya. "Arabb, tunggu di depan ada po--" ucap Gus Agam terpotong dengan Arabella yang sudah terpentok pohon rambutan di depannya.

"Siapa yang naroh pohon di sini?" lirih Arabella dengan memegang kepalanya yang sakit.

"Allah yang naroh, kamu yang gak liat. Jadi jangan nyalahin siapa yang naroh pohon di sini," tutur Gus Agam mendekat ke arah Arabella.

Memang benar adanya ketika terpentok tembok atau apa terkadang selalu berkata 'Ini siapa yang naroh?' Padahal itu sudah ada dan tahu bahwa itu ada di situ. Jadi yang salah bukan tembok, tapi orang yang terpentoknya.

"Kita ke ndalem, jangan bikin saya pusing lagi,"

"Jangan bikin ulah untuk malam ini, saya lagi lelah!" lanjut Gus Agam dengan terpaksa Arabella yang mendengarnya langsung pergi dahulu ke ndalem meninggalkan Arabella.

"Kapan berakhirnya? Menghukum Arab," monolog Gus Agam sudah lelah.


12 Maret 2024
Revisi: 10 Mei 2024

FYI:
      Kata Ikhwan berarti sebutan untuk saudara-saudara laki-laki atau sekelompok laki-laki atau secara umum. Bentuk jamak dari kata akhi ini memiliki makna sebutan untuk laki-laki muslim dalam KBBI. Kata Ikhwan merupakan kata ganti orang ketiga.

Sc. www.gramedia.com

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now