Part 14

53.8K 1.9K 13
                                    

Setelah dari ruangan Gus Agam, Arabella langsung ke ndalem untuk mengambil hijabnya yang kemarin ketinggalan di kamar Gus Agam.

Ia tidak lupa mengucap salam sebelum masuk dan mencium takdzim punggung Mak Nyai yang sedang duduk.

"Kamu dari mana?" tanya Mak Nyai.

"Ara dari ruangan Gus Agam,"

"Pasti kamu minta uang kan?" ucap Mak Nyai sontak Arabella menggeleng.

Mak Nyai menelisik sesuatu hingga akhirnya di saku gamis Arabella, ia berhenti menatap sebuah amplop yang sedikit keluar dari saku. "Itu amplop dari Agam?" ujarnya.

"Iya Ummi,"

Mak Nyai langsung merebut dari saku Arabella dan Arabella hanya membiarkannya, dia sudah malas harus berdebat lagi, tadi dengan anaknya, sekarang ibunya.

"Ara, ke kamar dulu. Assalamu'alaikum!" tutur Arabella membuat Mak Nyai hampir membuka mulutnya lebar karena prediksinya salah

"Gak butuh uang atau terlalu banyak?" monolog Mak Nyai sembari menatap kepergian Arabella.

Di kamar Arabella mengambil hijabnya dan kembali lagi ke asrama karena akan tidur di sana.

>><<

Sesampai di asrama langsung di hebohkan dengan gosip terbaru yang di bawa oleh Tyas.

"Kakak tau kan?"

"Tau apa?" tanya Arabella ke Tyas.

"Kak Zafir gak jadi nikah dan malah pergi ke Mesir untuk melanjutkan kuliahnya,"

"Hubungannya dengan Kakak apa? Kakak kan bukan siapa-siapanya Zafir,"

"Jelas ada dong Ra, karena alasannya kamu udah nikah dengan Gus Agam sehingga ia patah hati," tempal Rea tahu semuanya setelah mendengar cerita dari Tyas.

"Lebih baik manjat pohon rambutan," ucap Arabella langsung berdiri keluar asrama.

"Tuh, kan. Jangan bawa-bawa Zafir, jadi dia kumat lagi," tutur Rea sembari mengikuti Arabella.

"Ngomong aja Kak, mau rambutan juga." sahut Tyas.

>><<

Di belakang pondok pesantren Arabella langsung menaiki pohon rambutan dengan begitu lihai ia menaikinya.

"Ra, aku pengen!" teriak Rea.

"Bentar,"

Arabella mengambil beberapa rambutan untuk Rea. "Udah cukup?" tanya Arabella dengan sedikit teriak.

"Udah cukup."

Rea pun pergi meninggalkan Arabella seorang diri dan tidak lupa ia mengambil kresek di sakunya.

Setelah merasa cukup banyak, Arabella pun turun ke bawah dan melenggan pergi lagi untuk ke warung Bik Yani lewat gerbang belakang.

Ia sudah mempersiapkan sebuah lubang yang ia sengaja untuk rambutannya di bawa ke Bik Yani sehingga ia tidak kesusahan untuk nanti menaiki gerbangnya dengan tangan kosong.

Sesampai di sana Arabella langsung memberikan rambutan ke Bik Yani untuk di jual karena Arabella sedang merasa bosan tidak membuat ulah.

"Bik, besok pagi Ara ke sini lagi untuk ngambil uangnya!"

"Iya Neng, tapi ini rambutannya manis gak?"

"Di jamin manis, Bik."

Arabella pun pergi lagi ke pondok lewat gerbang belakang yang tadi biar tidak ke tahuan.

Tidak lama kemudian setelah Arabella pergi datanglah Gus Agam untuk membeli minuman ke Bik Yani karena siang hari Bik Yani jualan minuman dan jualan bubur hanya untuk pagi hari.

"Bik, minumannya seperti biasa 3 bungkus!"

"Bentar ya, Gus. Duduk dulu, Gus!"

"Bik, tumben ada rambutan?" ujar Gus Agam melihat rambutan di meja.

"Tadi ada yang nitip, ya sekalian Bibik jualin,"

"Emang berapaan Bik?"

"15000, dua kresek!"

"Kalau gitu Agam beli empat,"

>><<

Ke esokan harinya Abah Kyai mengecek semua pohon yang ada di pondok pesantren untuk di berikan ke adiknya Abah Kyai yang akan menggelar acara maulid.

"Kalau buah mangga udah habis di panjat Ara, berarti tinggal rambutan yang belum di panjat. Kemungkinan masih ada," gumam Abah Kyai berjalan-jalan lagi.

Abah Kyai langsung beristigfar melihat pohon rambutan yang sudah tidak ada buahnya lagi, seperti di telan bumi begitu saja.

"Berarti ini juga udah di panjat," ucap Abah Kyai langsung kembali ke ndalem untuk menanyakannya ke Arabella.

Arabella tidak ada di ndalem dan Abah Kyai menyusul ke asramanya.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam, Abah."

"Nak, kamu manjat pohon rambutan?" tanya Abah Kyai to the point ke Arabella.

"Iya Bah, soalnya Ara bosen," jawab Arabella dengan jujur.

Abah Kyai hanya bisa tersenyum tipis mendengarnya. "Kemana sebagian rambutannya?"

"Ara simpen di Bik Yani untuk di jualin,"

"Ya sudah, Abah kamu hukum udah keluar pondok dengan menyapu halaman belakang dan hafalan kamu di tambah, terus setorkan ke Agam."

Arabella mengangguk antusias mendengar sebuah hukuman yang di perintahkan Abah Kyai sontak ia langsung pergi melaksanakannya.

>><<

Gus Agam mengambil rambutan yang sisa belum terjual untuk di bawa ke mobilnya setelah itu di antarkan ke pamannya.

"Ini uang yang kemarin hasil penjualannya Gus," ucap Bik Yani memberikan uang berwarna biru dan merah ke Gus Agam.

"Gak usah, Bik. Itu buat Bibik!" tolak Gus Agam.

"Makasih Gus,"

"Sama-sama, kalau gitu Agam pamit. Assalamu'alaikum!"

Gus Agam mengangkat rambutan yang sudah di satukan ke dalam karung untuk memudahkan ia membawanya.

'Berarti yang kemarin saya, Abah, Ummi dan yang lain makan adalah rambutan dari pesantren. Bisa-bisanya sampai ngiler ke pengen lagi pas makannya,' batin Gus Agam sembari menutup pintu bagasi mobilnya.

Ia pun menjalankan mobilnya untuk ke rumah pamannya yang lumayan jauh dari pondok pesantren.

19 Januari 2024
Revisi: 18 April 2024

JODOHKU GUS GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang