Part 37

38.2K 1.3K 19
                                    

Setelah beberapa hari di rawat Idris di nyatakan sembuh membuat Tyas bisa bebas untuk keluar rumah apalagi Arabella mengajaknya party.

"Araa," panggil Rea sudah berada di depan gerbang.

"Masuk Re!"

Rea memasuki halaman rumah Arabella yang sudah tersedia karpet di sana dan beberapa makanan.

Grepp!

Mereka berpelukan bersama sembari mengoyangkan tubuhnya membuatnya terjatuh bersama.

"Makanya kalau kangen gak gitu juga pelukannya," celetuk Andra datang bersama Tyas.

"Huhh, iri!" pekik Rea dan Arabella barengan.

"Banyak-banyak istigfar, astagfirullah." gumam Andra.

"Kak, Tyas bawa pizza,"

"Kalau kamu Dra?"

"Bawa do'a,"

Seketika mereka bertiga tertawa mendengar jawaban absrud dari Andra.

Mereka berempat duduk di lesehan karpet sembari bercanda ria, walau Andra merasa risih berada di antara perempuan.

>><<

Gus Agam baru saja  pulang dari tempat acara dan saat di halaman rumahnya Gus Agam kaget melihat halaman yang kotor penuh dengan sampah berserakan.

"Jagalah kebersihan karena kerbersihan--"

"Sebagian dari iman." potong mereka berempat.

"Kalau udah tau sebagian dari iman, terus ini kenapa bisa berserakan sampahnya?"

"Makannya juga belum selesai jadi nanti di bersihinnya," sahut Arabella membuat Gus Agam seketika naik pitam.

"Kalian berempat bersihkan sampai bersih, saya mandi dulu dan sesudah mandi saya cek kembali!" tutur Gus Agam langsung berlalu memasuki rumah.

"Ra, beresin sekarang?" ujar Andra.

"Taun depan, lanjut party,"

Arabella beserta yang lain melanjutkan party makan-makannya menghiraukan perintah Gus Agam yang menyuruhnya membersihkan.

>><<

Gus Agam sudah rapih dengan kemeja navy yang ia kenakan di padukan dengan sarung hitam membuatnya terkesan cool.

"Innalillahi belum di bersihkan, kalian dari tadi ngapain?" ucap Gus Agam melihat halaman yang tambah kotor.

"Makan juga belum beres, mun bahasa sunda na mah kagok Gus." Gus Agam menghela nafas panjang dan menghampirinya.

Pikiran mereka berempat sudah pasti Gus Agam akan marah tetapi pikiran mereka berempat salah Gus Agam mengambil pizza yang tersisa satu potong lagi.

"Hah?" mereka membuka mulutnya lebar karena kaget dengan Gus Agam yang tak seperti biasanya.

"Dapet dari mana Pizza? Enak," ucapnya.

"Tyas yang bawa,"

"Hm, enak. Alhamdulillah, terimakasih!" ujar Gus Agam langsung mengambil sapu lidi dan pengki.

"Bersihkan!" titahnya membuat mereka memutar bola malas.

"Ada udang di balik katel," celetuk Arabella.

"Sudah kalian kerjakan."

Dengan terpaksa mereka mengikuti titahan Gus Agam untuk membersihkan halaman.

>><<

Setelah membersihkan halaman Tyas, Andra dan Rea pulang karena hari juga sudah larut sore.

"MASUKK!"

"Mang Mamat bareng si nyonya, kumat lagi ya galaknya," ucap Arabella dengan sedikit berpantun.

"Gak denger ucapan saya?"

"Denger Gus GALAK." tekan Arabella di akhir katanya.

Mereka masuk ke dalam rumah untuk beristirahat sejenak apalagi Gus Agam untuk meredakan amarahnya.

"Gus besok ada acara?"

"Gak ada," Arabella hanya ber 'Oh' ria.

Gus Agam fokus ke handphone nya dan tidak teralihkan sama sekali membuat ide jahil Arabella meronta-ronta.

"KECOAA," teriak Arabella dan Gus Agam hanya menoleh tidak peduli.

'Satu lagi!' batin Arabella.

Arabella mengambil sebuah mainan dari saku gamisnya. "TIKUSS!" teriak Arabella kembali sontak Gus Agam berlari ke atas kasur.

"Tikusnya mana?" lirih Gus Agam sudah bersiap siaga di atas kasur.

Arabella memperlihatkan mainan yang berbentuk tikus membuatnya langsung melempar guling di tangannya ke arah Arabella.

"Ini Gus tikusnya udah mati kok," beritahu Arabella sembari memegang ekornya.

"Jauhkan, saya takut!" ujar Gus Agam dengan hidung yang sudah memerah ingin menangis.

"Hahaha, itu wajah bikin ngakak," Arabella tertawa puas dengan melempar mainan ke arah Gus Agam.

"Huaa, Ummi, Abah. Peluk Agam, hikss," Gus Agam sudah menangis kecil di balik selimut untuk menutupinya.

Arabella terhenti tertawa mendengar isakan tangisan dari Gus Agam walau dengan lirih tetap terdengar, sedikit merasa bersalah bukan berarti merasa bersalah banyak ya!

Arabella sedikit membuka selimut yang digunakan Gus Agam dan langsung Gus Agam memeluknya.

"Ummi, Abah. Agam gak suka tikus, geli." Arabella sudah ingin tertawa kembali mendengarnya karena Gus yang terkenal galak bisa jadi seperti anak kecil yang ketakutan.

"Nak Agam ini bukan Abah atau Ummi, ini Arabella santriwati nakal." ujar Arabella mengubah nada bicaranya dan kosa katanya.

Bugh!

Gus Agam mendorong Arabella sehingga terjatuh. "Emang laki itu pake logika bukan perasaan, udah di baikin eh malah gak di terima."

>><<

Sepasang kekasih sedang berada di dalam mobil untuk ke pesantren karena Gus Agam ingin bertemu dengan Abah Kyai.

"Sampai di pondok Arabella gak ikut ke ndalem." Gus Agam menoleh dengan menaikan alisnya bertanya.

"Ada Ning Syakil yang harus Ara jaga perasaannya," tutur Arabella membuat Gus Agam suka dengan sisi baik Arabella yang begitu peduli.

"Ning Syakil lagi nginep di rumah Mbak Vhera pulangnya nanti malem makanya saya kesana siang hari," Arabella mengangguk.

Sesampai di pesantren Arabella langsung di panggil dengan sebutan Ning. "Gak usah pake embel-embel Ning, Ara juga sama seperti kalian. Kalau kalian nyebut Ara dengan Ning ujian Ara bertambah, karena dengan sebutan itu Ara harus lebih baik lagi. Padahal Ara sama seperti kalian semua yang masih belajar," jelas Arabella karena dengan sebutan itu bukan senang malah khawatir belum bisa sepenuhnya sesuai dengan panggilan itu.

Prokk!

Prokk!

"Maa syaa Allah," balas semuanya dengan bertepuk tangan mendengar jawaban singkat dari Arabella.

Jabatan atau gelar adalah sebuah ujian apalagi ketika di puji itu juga sebuah ujian, jangan karena pujian membuat kita merasa tinggi sampai sombong. Itulah hidup banyak ujian di dalamnya dan tetap tidak akan terus berada di posisi itu.

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now