3. Ago

533 19 0
                                    

Hujan rintik-rintik turun bersamaan dengan datangnya sebuah mobil hitam yang terparkir didepan Rumah seorang wanita. Pemilik Rumah yang juga pengemudi turun dengan rambut terkuncir kuda, kemeja selengan dan rok selutut bermotif bunga mawar.

Ia berjalan masuk kedalam Rumah dengan tatapan kosong, menghampiri anaknya yang sedang sibuk bermain Ular Tangga dengan seorang pengasuh.

"Kamu udah makan sayang?" Wanita itu mengusap-usap kepala anaknya.

Gadis berumur sebelas tahun itu mengangguk, menujuk kearah mangkok kosong di meja. "Mama kok lama banget?"

"Iya sayang, maafin Mama ya. Mama mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Apa Ma?"

Wanita itu membawa si gadis menuju Kamar, sedangkan sang Pembantu Rumah Tangga-- tanpa disuruh, membereskan semua mainan dan membersihkan meja bekas makan.

"Kamu harus mengerti ya sayang, sekarang Mama dan Papa udah berpisah." Ucap wanita itu perlahan.

"Jadi maksudnya Mama sama Papa cerai?" Tanya gadis itu.

Gadis itu sudah menebaknya sejak awal, sejak Ibunya membeli Rumah baru dan mereka pindah ke Rumah itu. Rumah yang sekarang mereka tinggali.

Awalnya ia tidak mengerti mengapa seorang Ibu dan anak harus berpisah Rumah dengan Ayahnya. Walaupun Ayahnya masih bisa mengantarnya ke Sekolah, dan semua hal yang dilakukkan bersama anaknya berjalan normal.

Sekarang dia sudah cukup besar untuk mengerti mengapa orangtuanya sering bertengkar, mengapa Ayahnya beberapa waktu tidur di sofa, atau mengapa Ibunya sering menamakan makanan yang dibelinya di kulkas. Ia memahami itu, tapi dia hanya diam.

"Iya sayang." Dengan tarikan napas panjang, wanita itu menjawab.

"Terus--" belum selesai gadis itu bertanya, wanita tadi menerima telepon dari seseorang.

"Halo, benar ini dengan keluarga bapak Jovian?" Terdengar suara diujung sambungan.

"Betul Pak,"

"Ibu harus datang ke kantor polisi segera, ada hal yang ingin kami sampaikan."

"Tapi maaf Pak, saya baru saja bercerai dengan suami saya. Jadi bapak bisa menghubungi keluarga besarnya saja."

"Ini sudah terlambat Bu, Bapak sedang di evakuasi dan kondisinya sekarat."

"Maksudnya bapak gimana ya? Tolong jelaskan."

"Suami Ibu ditemukan terjatuh dari motor dengan beberapa luka pisau di perut dan dadanya Ibu. Sekarang beliau sedang koma."

"Baik pak, saya segera kesana."

Dengan rasa bercampur aduk dan penyesalan mendalam, wanita itu pergi dengan rapuh.

***

Gerimis mengguyur area pemakaman seluas dua hektar di area Jakarta. Sebuah gundukan baru menghiasi pemakaman itu dengan bunga-bunga segar. Semua kerabat dan keluarga sudah pergi ketika gerimis itu mulai turun.

The AuthorWhere stories live. Discover now