20

1.7K 295 40
                                    

Selamat berbuka puasa. Pastikan sudah buka puasa, agak 18+

Pagi hari Hana terbangun saat mendengar suara tangis Nico yang memekik telinga. Pelukan diperutnya mengendur, membuat Hana langsung terduduk. Baru saja ia hendak bangkit, sebuah tangan menahannya. Hana menoleh, menatap Jonghyun yang sudah menggunakan celana pendek, tanpa menggunakan baju. Memperlihatkan dadanya yang penuh akan bekas dari Hana. Hana meringis saat melihat hal tersebut.

"Kamu disini aja, biar aku yang urus Nico"ujar Jonghyun pelan.

Hana hanya menganggukkan kepalanya, kemudian Jonghyun langsung mengambil kaos polos yang ada di lemari pakaiannya. Jonghyun memang sudah sedikit memindahkan bajunya kesini sebelum acara ulang tahun Nico dimulai.

Sesuai kata Jonghyun tadi, Hana lebih memilih untuk bersender dengan selimut yang menutupinya sampai leher. Didalam ingatannya masih segar tentang kejadian semalam. Kejadian dimana membuat Hana merasa berdosa kepada Tuhan, kedua orang tuanya, dan juga Jira—sahabatnya—.

"Ndaaa....nda.."

Hana menoleh kearah Nico yang meronta didalam pelukan Jonghyun. Saat Hana hendak bangkit, Jonghyun langsung berjalan kearah pintu kamar.

"Kak, itu Nico nangis"ujar Hana.

Jonghyun menoleh menatap kearah Hana, kemudian tersenyum. "Biarin Nico sama nenek-neneknya aja, tunggu sebentar"

Dan setelah itu, Jonghyun menghilang dari pandangan Hana bersamaan dengan tertutupnya pintu kamar. Setelah itu, Hana lebih memilih untuk beranjak dari posisinya. Dengan selimut yang sengaja ia balutkan ketubuhnya. Hana berjalan kearah lemari pakaian. Mengambil sebuah kaos kebesaran milik Jonghyun dan langsung memakainya. Hana meringis saat melihat bercak keunguan yang terdapat disekitar lehernya.

"Sialan, ini gimana cara ilangnya?"gumam Hana pelan.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, membuat Hana refleks menoleh. Ternyata itu adalah Jonghyun yang tengah memperhatikannya. Menurut Jonghyun, Hana terlihat lucu saat mengenakan bajunya yang ternyata sampai menutupi setengah pahanya. Bukan hanya lucu, tapi juga err sexy.

"Gak capek emang?"tanya Jonghyun yang memilih untuk duduk di pinggir ranjang.

Hana hanya menggelengkan kepalanya pelan, ia mengambil selimut yang tadi jatuh diatas lantai dan memasukkannya kedalam keranjang pakaian kotor.

"Kamu mendingan tidur lagi aja, pasti capek. Kan semalam kamu tidur jam 3"ujar Jonghyun lagi.

Yeu, itu juga gara-gara lo kambing

Hana kembali menggelengkan kepalanya, dengan pelan ia berjalan menuju pintu kamar. Tapi baru saja tangannya memegang knop pintu, tiba-tiba tubuhnya terasa terbang. Hana memekik, sementara Jonghyun terkekeh.

"Ih! Kak lepasin!"seru Hana.

Jonghyun menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian membaringkan tubuh Hana diatas kasur dan ia memilih untuk berbaring disamping Hana. Kembali memeluk Hana erat. Meletakan kepalanya diperpotongan leher Hana. Mencium aroma tubuh Hana yang bagaikan candu untuknya.

"Kak geli"ujar Hana sambil terkekeh kegelian.

Bukannya berhenti, Jonghyun malah semakin gencar melakukan aksinya.

"Yaampun kak sto—ahkh"

Sebuah desahan tak sengaja keluar dari bibir ranum Hana. Membuat Jonghyun semakin beringas, malah sekarang Jonghyun sudah berada diatas tubuh Hana. Hana menatap Jonghyun dengan pandangan memenohon.

"Kak, aku pasti dicariin sama mereka semua"ujar Hana.

Jonghyun tersenyum miring, "Sayangnya mereka semua udah pulang" jawab Jonghyun.

Hana membelo, "Kalo Nico nyariin aku gimana?"tanya Hana yang mencoba untuk mencari jalan agar ia bisa terbebas dari Jonghyun.

"Nico dibawa ibu sama bunda kamu. Dan juga mamanya Jira, jadi tinggal kita berdua aja disini"ujar Jonghyun lagi.

Hana menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tapi kak aku harus—empp" ucapan Hana terpotong saat Jonghyun mencium bibirnya dengan ganas.

Mengecapnya dengan kasar, membuat Hana merasa kehabisan nafas. Hana memukul-mukul dada Jonghyun. Membuat Jonghyun langsung melepaskan ciumannya.

"Kak! Kakak pikir aku makanan apa!"seru Hana sebal.

Jonghyun terkekeh, "Bukan makanan lagi. Tapi kamu kaya narkoba, udah jadi candu buat aku"

Dan selanjutnya, kejadian malam tadi terulang kembali. Seolah tidak ingat jika ada seseorang yang mungkin saja mereka lupakan


Jonghyun tersenyum sambil memandangi foto Hana yang sengaja ia jadikan wallpaper ponselnya. Kejadian 2 bulan lalu masih teringat jelas dikepalanya, saat ia merasakan tubuh Hana. Bukan, kejadian itu tidak hanya terjadi 2 kali. Tapi sudah beberapa kali. Maaf, Jonghyun tidak sebaik yang kalian pikir. Jika kalian berpikir Jonghyun melakukan hal itu hanya saat acara ulang tahun Nico, kalian salah. Bahkan sudah tidak bisa dihitung dengan jari mereka melakukannya, dan tentunya dengan kepasrahan Hana karena sifat dominan Jonghyun yang membuatnya tidak bisa menolak.

Ini semua bukan salah Hana, tapi salah Jonghyun sendiri yang terlalu brengsek. Jonghyun yang tidak bisa menahan hasratnya saat melihat sosok Hana, Hana yang tanpa ia sadari sudah merebut hatinya. Membuatnya melupakan sosok Jira, wanita yang dulu ia perjuangkan demi mendapatkan cinta wanita itu.

Sore ini pekerjaan Jonghyun sudah selesai, ia hanya sedang menunggu Mingyu untuk pulang bersama. Tujuan Jonghyun adalah apartmentnya, karena diapartemennya sudah ada Hana dan juga Nico yang menunggu. Ingat soal Hana, Jonghyun sudah tidak sabar untuk mencium bibir ranum Hana yang selalu rasa strawberry itu. Sumpah, bibir Hana bagaikan rokok untuk Jonghyun. Bahkan jika mereka tengah berduapun mungkin Hana akan selalu marah karena Jonghyun yang akan terus menciumi bibirnya. Sudah 2 bulan ini Hana ataupun Jonghyun tinggal dalam satu atap yang sama, meskipun sesekali giliran Jonghyun yang harus menginap di apartemen Hana.

Jonghyun terkekeh mengingat hal tersebut, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Menandakan bahwa ada panggilan masuk kedalam ponselnya, dan Jonghyun berdecak saat melihat siapa penelfon itu. Ia segera menjawab panggilan tersebut dan mendekatkan benda berbentuk persegi panjang itu ketelinganya.

"Halo? Ada apa Ji?"sapa sekaligus tanya Jonghyun langsung.

"Hii by! Aku kangen nih sama kamu, kamu gak mau nih kesini nyusul aku? Kita habisin natal di NY bareng Nico juga"

Jonghyun memijat pangkal hidung. Ia menyenderkan tubuhnya kekursi kerjanya.

"Kenapa kamu yang gak pulang kesini? Kenapa harus aku yang kesana?"tanya Jonghyun.

Terdengar decakan kesal dari sebrang sana.

"Kamu kan tau aku banyak tugas disini! Gak mungkin kan aku pulang? Belum lagi ada banyak seminar yang harus aku datengin"

"Aku juga sama, aku punya banyak kerjaan dan meeting penting"balas Jonghyun.

"Kan kamu bisa nunda kerjaan kamu itu! Ada Mingyu juga! Apa susahnya sih kamu ambil cuti!"

"Kenapa kamu harus nyuruh aku ambil cuti kalau kamu sendiri aja gak bisa meluangkan waktu kamu buat aku?"

"Kamu gak ngertiin aku Jonghyun! Disini aku belajar buat bikin bangga keluarga kita!"

"Kenapa aku harus ngertiin kamu kalau kamu sendiri aja gak pernah ngertiin aku! Kamu pikir aku ini apa, hah!? Aku ini suami kamu! Bukan pembantu kamu yang bisa kamu suruh-suruh seenaknya!!"

"Dan satu lagi, pekerjaan aku itu lebih berharga ketimbang pendidikan kamu yang belum tentu berguna buat aku atau enggak!"

Dan setelah itu panggilan Jonghyun matikan secara sepihak. Kekesalan memuncak didadanya.

Ponselnya kembali berbunyi, tapi Jonghyun langsung memutuskan untuk mematikan daya ponselnya.

Yang Jonghyun butuhkan adalah Hana saat ini.

----
Tbc

Kapal manakah kalian?

Hana-Jonghyun

Jira-Jonghyun

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Where stories live. Discover now