27

1.7K 321 104
                                    

Beberapa belas bulan kemudian

Pagi ini gue terbangun karena suara tangis bayi yang cukup kencang. Dengan segera gue membuka mata gue, kemudian menatap sosok balita berusia lebih dari 1 tahun itu dengan pandangan sayang. Gue langsung menariknya kedalam pelukan gue, membuka bagian atas baju gue, sekaligus bra yang gue kenakan. Dan mendekatkan balita tersebut kearah dada gue untuk menyusu. Dengan mata yang  masih setengah terpejam, gue hanya diam saat anak perempuan gue menikmati asi dengan tenang.

Iya, ini adalah anak gue. Namanya Niara, atau yang lebih suka gue panggil dengan nama Ara. Usianya baru 1 tahun bulan kemaren. Dia putih bersih, dan tentunya cantik mirip kaya bunda-nya, alias gue . Tapi sayang, sekarang Ara lagi  gundul  karena ulah bunda, atau lebih tepatnya neneknya Ara yang minta buat rambut cucunya di potong. Katanya sih tradisi daerah gue ataupun apalah itu yang memang bayi harus digundul minimal  3 kali sebelum umur 1 tahun. Gak tau bener atau enggak tentang info itu, Gue sih cuman bisa ngikut-ngikut aja.

"Nda...nda.."suara khas anak kecil itu sontak buat gue membuka mata gue.

Gue sedikit kaget saat melihat wajah Ara yang bener-bener tepat didepan wajah gue. Berarti ni anak udah selesai minum asi. Setelah membenarkan posisi baju gue. Gue langsung membawa anak gue keatas perut gue. Memegang kedua sisi tubuhnya agar Ara tidak jatuh.

"Ututu, anak papa udah bangun ternyata"

Gue langsung menoleh kearah pintu. Kemudian tanpa sadar senyuman manis gue terukir diwajah gue.

"Ara! Itu papa kamu dateng!"seru gue sambil membalikkan tubuh Ara agar bisa melihat sosok yang tengah berdiri didepan pintu kamar gue.

"Ara! Itu papa kamu dateng!"seru gue sambil membalikkan tubuh Ara agar bisa melihat sosok yang tengah berdiri didepan pintu kamar gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yanan terkekeh, ia berjalan mendekat kearah gue. Dan langsung mengambil Ara dari perut gue. Membuat Ara memekik senang. Namun Yanan malah menatap kearah gue, yang membuat gue mengangkat alis gue, dan membalas tatapannya bingung.

"Ada apa?"tanya gue.

"Kamu hari ini gak ke butik kan?"tanya Yanan yang langsung gue bales dengan anggukan.

Memang hari ini gue sengaja gak datang ke butik, selain capek. Gue juga mau main bareng Ara sepuasnya. Mau melakukan quality time bersama anak tersayang gue.

"Bagus. Ayo temenin aku jalan-jalan. Udah lamakan kita gak jalan bareng" tawar Yanan.

Gue terdiam sejenak, kemudian langsung menganggukkan kepala gue. Membuat Yanan tersenyum puas.

"Yaudah, kamu sama Ara siap-siap dulu sana. Aku mau sarapan dulu"kata Yanan sambil menyerahkan Ara kembali kepada gue.

Setelah selesai memandikan Ara, dan memakaikan baju. Gue langsung menyerahkan Ara kepada Yanan yang lagi duduk di kursi meja makan. Ternyata dia udah ganti baju lagi

"Mau kemana?"tanya Yanan yang membuat gue menatapnya dengan pandangan malas.

"Ya mau siap-siap. Masa aku kaya gembel gini"jawab gue yang membuat Yanan terkekeh.

Gak butuh waktu lama, gue keluar kamar dengan menggunakan rok selutut, dan juga kaos berwarna merah. Serta rambut yang gue biarkan tergerai, dan tak lupa dengan tas selempang yang gue bawa.

"Yuk!"ujar gue yang diangguki oleh Yanan.

Yanan menggendong Ara, sementara gue berjalan disampingnya. Gue menutup pintu apartemen kami. Dan langsung bergegas menuju lift.

"Nanti makan dulu ya. Kamu kan belum sarapan tadi"ucap Yanan saat melangkah masuk kedalam lift.

Gue hanya mengangguk, dan segera menekan tombol lantai dasar. Lebih tepatnya basement. Gue menyenderkan kepala gue di bahu Yanan. Membuat Yanan menoleh kearah gue sekilas, kemudian ia tersenyum lembut.

"Jangan terlalu banyak pikiran. Sekarang seneng-seneng aja. Hari ini kita habisin waktu untuk seneng-seneng"ujar Yanan yang membuat gue tersenyum lembut.

Yanan, orang yang gue temui saat gue baru jadi penghuni baru apartemen. Dan dia tinggal didepan gue, tapi sekarang kami memutuskan untuk tinggal bersama. Dan tentunya di apartemen yang lebih luas lagi.

Orang yang tahu semuanya, bahkan dia yang selalu support gue. Yang buat gue ngerasa nyaman. Pokoknya Yanan gak bisa gue jelasin pakai kata-kata lagi. Dia terlalu sulit untuk gue jelaskan. Dia yang menolong gue saat gue terkena masalah, memasang tubuh untuk melindungi gue. Pokoknya Yanan terbaik. Meskipun gue gak bisa memungkiri bahwa hati gue masih menjadi milik dia.


Mobil merah milik Yanan akhirnya berhenti disebuah cafe dekat dengan taman hiburan. Ara daritadi nempel terus sama Yanan, membuat gue sedikit sebal karena gak dia anggap. Emang ya anak gue ini kalau udah ketemu sama papanya yaudah gak bakalan mau pisah lagi, gue berasa orang asing gitu yang ngikut-ngikut mereka berdua.

Gue duduk dihadapan Yanan yang lagi mangku Ara. Karena iseng, guepun foto mereka berdua dan langsung masukin ke Instagram gue. Sebuah aplikasi yang jarang gue buka karena gak mau membuat luka disini. Bahkan waktu hampir 2 tahun gak cukup untuk menghilangkan luka-luka itu.

Instagram

P.Hana

❤620 likes

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

620 likes

P.hana kebiasaan kalau udah ketemu sama papanya bundanya didiemin

P.hana turn off comments

Gue kembali menatap Ara yang ketawa-tawa ngakak gitu. Padahal Yanan gak ngapa-ngapain. Gue sendiri aja heran, anak gue emang receh banget kayaknya gak tahu nurun sama siapa.

"Sepatunya Ara dimana?"tanya gue saat menyadari Ara gak pakai sepatu.

"Bukannya kamu yang ngelepas? Didalem mobil lah"jawab Yanan yang buat gue ketawa-ketawa. Malu bosque.

Gak lama setelah itu pelayan datang membawa pesanan gue, dan juga Yanan. Dan selanjutnya gue makan tanpa mengeluarkan sepatah katapun sambil menatap Yanan yang lagi menyuapi Ara wafel yang dia pesen.

Andaikan suami gue itu Yanan.

---
Tbc

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Where stories live. Discover now