22

1.4K 279 17
                                    

Jonghyun menghela nafas panjang. Panggilan sudah berakhir dari 10 menit yang lalu. Tapi perasaan kesalnya terhadap istrinya masih ada. Ini bukan pertama kali Jonghyun merasa kesal terhadap Jira, tapi baru kali ini Jonghyun tidak bisa menahan perasaan kesalnya. Kenapa Jira harus bersikap seegois itu? Padahal kalau bisa dihitung-hitung, selama ini Jonghyun selalu mengalah entah dalam hal apapun itu pasti Jonghyun memilih untuk mengalah.

Dan apakah itu adalah kesalahan Jonghyun saat ia memutuskan untuk berpindah hati. Jonghyun tahu, pernikahan itu bukan untuk mainan. Tapi Tuhan pasti akan selalu memberikan jodoh yang terbaik untuk umatnya bukan? Jika jodoh Jonghyun bukan Jira, maka mereka akan berpisah dan akan menemukan jodoh mereka yang sesungguhnya. Cinta sejati mereka. Jadi itu semua bukan salah Jonghyun jika Jonghyun memutuskan untuk jatuh cinta kepada sosok Hana. Ya, Jonghyun mengakui. Ia jatuh cinta kepada Hana. Pria itu sudah jatuh kedalam pesona wanita itu, wanita yang bisa meluangkan waktu untuk dirinya sesibuk apapun itu.

Pintu ruangannya terbuka. Menampilkan sosok Mingyu yang tengah menatapnya aneh.

"Kenapa dah lo bang? Galau amat"celetuk Mingyu sambil menyenderkan tubuhnya disofa.

Jonghyun hanya diam, enggan untuk membalas ucapan Mingyu. Merasa diabaikan, Mingyu mencoba untuk menebak hal apa yang membuat kakaknya itu tiba-tiba berubah menjadi sosok pendiam.

"Gara-gara mbak Jira lagi? Dia nyuruh lo buat apa kali ini?"tanya Mingyu.

Jonghyun tetap diam, dan Mingyu rasa tebakannya benar.

"Udahlah, kalo emang kagak bisa di pertahankan. Mending lo lepasin aja, lagian buat apa lo coba perjuangin sesuatu yang udah lo tahu kalo itu sia-sia?"

Jonghyun menghela nafas, perkataan Mingyu seolah menampar Jonghyun dari kenyataan.

"Kuy lah balik"

Nyatanya kedua makhluk adam itu tidak pulang kerumah mereka. Keduanya memilih untuk berhenti disebuah jalan sepi, ditepi sungai yang terbilang cukup sepi. Hanya ada beberapa orang yang tengah menghabiskan waktu untuk menikmati pemandangan air mancur yang ada di sungai tersebut. Sementara Jonghyun, dan juga Mingyu lebih memilih untuk tetap berada didalam mobil dengan kaca mobil yang sengaja keduanya buka.

Dengan sebatang rokok yang berada di mulutnya, dan beberapa botol beer yang sengaja keduanya beli. Mereka memutuskan untuk melepaskan penat. Lebih tepatnya, Mingyu menemani Jonghyun yang tengah bimbang. Penampilan keduanya terbilang cukup berantakan, jas yang sudah berada di jok belakang. Dan kancing kemeja yang sudah terbuka 2.

"Udahlah bang, kalo emang lo gak kuat. Ya mending udahan aja"ujar Mingyu sambil menenggak beer yang tadi ia beli.

Jonghyun menghembuskan kepulan asap putih itu keluar jendela. Membiarkan membaur bersama dengan angin malam, dan menciptakan sebuah polusi kecil dimalam hari.

"Gak semudah itu"jawab Jonghyun yang kembali memutuskan untuk menghisap rokoknya sebelum akhirnya memilih untuk membuang putung rokok yang tinggal sedikit itu ketanah.

Mingyu mendengus, kakaknya ini sekarang terlihat seperti abg labil daripada seorang direktur utama perusahaan ternama.

"Ini gampang, segampang dia yang sering mengabaikan lo, dan segampang waktu dia anggap lo gak pernah ada"balas Mingyu.

Jonghyun hanya diam, ia mengambil satu botol beer yang belum terbuka. Membuka segelnya, dan langsung meminum beer tersebut sebelum akhirnya ia memilih untuk menghisap batang rokok yang ke-11. Sebenarnya Jonghyun bukan perokok aktif, hanya saja dalam waktu-waktu tertentu Jonghyun benar-benar membutuhkan benda kecil tersebut untuk melepaskan semua bebannya.

"Kalo lo mencintai 2 orang disaat yang bersamaan, lo harus milih orang kedua. Kenapa? Ya karena kalau emang lo beneran cinta sama orang pertama, lo gak mungkin jatuh cinta sama orang kedua" celetuk Mingyu.

"Tapi lo harus tahu, lo cinta sama orang kedua itu karena lo bosen sama orang pertama atau emang lo bener-bener udah gak cinta sama orang pertama. Jangan sampek saat lo milih buat jatuh ke orang kedua, lo bakalan ngelakuin hal yang sama lagi. Mencintai 2 orang disaat yang bersama"sambung Mingyu lagi.

Untuk saat-saat tertentu, Mingyu yang konyol, menyebalkan bisa berubah menjadi sosok yang bijak. Dan ucapan Mingyu itu benar-benar membuat Jonghyun berpikir keras tentang perasaan hatinya.

Melihat raut wajah Jonghyun, Mingyu menepuk-nepuk pelan pundak kakaknya. Seolah-olah ia juga merasakan beban yang sama.

"Suka itu wajar, yang gak wajar itu saat lo milih buat menjadikan dia milik lo seutuhnya. Padahal lo gak tahu hati lo buat dia, atau malah buat yang lain.

Wajar kalo hubungan rumah tangga ada masalahnya,Kalo gak ada masalahnya itu basi. Sama aja kalian berdua lari ditempat, ini pelajaran. Buat buktiin bahwa siapa diantara kalian berdua yang bener-bener jaga hati, atau malah saling melupakan"ujar Mingyu lagi.

"Ikutin kata hati lo, suka, sayang,cinta itu beda. Jangan lo gunain rasa lo itu buat ngelampisain nafsu bejat lo sama dia. Lo udah ngerusak dia berkali-kali bang, tanpa bisa ngasih dia kepastian"


Jonghyun bersandar dikepala ranjang. Ia tersenyum saat melihat wajah Hana yang tertidur didalam dekapannya, dengan wajah Hana yang menjadikan dada Jonghyun sebagai bantal. Jonghyun melirik jam yang terdapat diruangan tersebut, sudah jam 02.15. Hana baru tertidur 30 menit yang lalu, setelah permainan selesai.

Jonghyun mencium kening Hana dengan penuh sayang. Jonghyun yakin, ia sudah jatuh kepada Hana. Dan juga Nico sudah memiliki ikatan batin yang kuat dengan Hana. Hal tersebut membuat Jonghyun merasa senang. Setidaknya, tinggal sedikit saja urusan yang harus Jonghyun selesaikan untuk menyelesaikan semua permasalahan ini sampai akhirnya ia bisa menjadikan Hana sebagai miliknya, seutuhnya.

"Aku sayang kamu, han"bisik Jonghyun sambil mencium kening Hana cukup lama.

Tangannya bergerak untuk merapatkan pelukannya ditubuh Hana, sebelum akhirnya ia memilih untuk terlelap. Bergabung bersama dengan Hana yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam alam mimpi.

---
Tbc

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Where stories live. Discover now