30

1.5K 318 23
                                    

Jonghyun side

"Kamu apa-apaan sih!"sentak Jonghyun sambil melepaskan genggamannya ditangan Jira. Menghempaskannya begitu saja, membuat Jira sedikit merasa sakit pada pergelangan tangannya. Jonghyun menariknya dengan begitu kasar tadi.

Jira menatapnya dengan pandangan remeh, kemudian ia tersenyum miring. Hal itu benar-benar membuat Jonghyun muak. Jonghyun bahkan tidak habis pikir dengan tindakan yang Jira lakukan.

"Kamu yang apa-apaan!"balas Jira emosi, tidak kalah emosinya dengan Jonghyun yang kini sudah menatapnya tajam.

"Kalo Hana sampai kenapa-kenapa gimana, hah!?"tanya Jonghyun dengan suara meninggi.

Keduanya kini berada di apartemen Jonghyun, setelah membawa Hana kerumah sakit. Jonghyun langsung menarik Jira untuk mengikutinya. Beruntung Nico sudah dibawa oleh ibunya, jadi Jonghyun tidak harus menahan emosinya karena memikirkan keadaan Nico yang berada disampingnya. Wanita dihadapannya ini harus benar-benar Jonghyun beri pelajaran, Jonghyun sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

"Kok kamu belaain pelacur itu sih!"sentak Jira mendorong bahu Jonghyun kuat.

Ia menatap Jonghyun penuh selidik, "jangan bilang kamu suka sama dia!?"tanya Jira sambil menunjuk Jonghyun.

Jonghyun terdiam, hal itu membuat Jira langsung tertawa. "Bener kan dugaan aku. Kamu ada main sama Jalang itu!"ucapnya lagi dengan nada sinis.

"Kalo emang aku suka sama dia, kenapa?" Jonghyun berujar dengan dingin.

Jira terdiam. Ia menatap Jonghyun tak percaya, "apa tadi kamu bilang?"

Jonghyun sedikit menundukkan kepalanya, membuat rentina matanya langsung menatap mata Jira, menatap sosok wanita dihadapannya dengan tatapan dingin miliknya.

"Kalo aku suka sama dia kenapa?"ulang Jonghyun.

Jira membisu, tubuhnya seolah membeku. Ucapan Jonghyun benar-benar membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi. Bukan ucapan ini yang ingin ia dengar dari mulut Jonghyun, bukan ucapan itu. Bukan ini yang Jira harapkan.

"K-kamu b-bohong kan?"

Jonghyun menggelengkan kepalanya, "Untuk apa aku bohong soal perasaan. Kamu udah kenal aku dari lama, tapi kamu gak bisa tahu aku lagi bohong atau enggak"Jonghyun berkata dengan sarkas. Yang membuat Jira kehabisan kata.

"J-jong—"

"Kelihatan banget selama ini kamu gak pernah memperhatiin aku. Bahkan sampai hal sekecil inipun kamu gak tau, Jira" Jonghyun terkekeh, ia mengusap rambutnya perlahan. "Dan kamu masih nyalahin orang lain, bahkan disaat kamu salah?"

"Gak mungkin kan!! Pasti kamu lagi bohong sama aku!!"pekik Jira tiba-tiba. Ia tidak terima, benar-benar tidak terima.

Jonghyun menggelengkan kepalanya, "Aku gak pernah bohong Jira. Aku emang suka Hana, salah. Aku emang cinta sama dia. Bahkan lebih cinta daripada kamu"balas Jonghyun lagi.

Jira menggelengkan kepalanya kuat-kuat, tanpa bisa ia cegah air matanya tumpah. Jonghyun yang biasanya tidak bisa melihat Jira menangis kali ini berbeda, biasanya Jonghyun akan memberikan sebuah pelukan guna memenangkan Jira. Tapi sekarang? Jonghyun masih bertahan pada posisinya. Tidak berniat untuk memeluk wanita yang masih menyandang status sebagai istrinya itu. Pria itu masih terus menatapnya dengan tatapan tajam, tidak berniat untuk bergerak sama sekali. Bukan seperti Jonghyun yang ia kenal.

"J-jong....ta-tapi k-kenapa?"tanya Jira parau

Jonghyun menghela nafas, "Karena dia bisa gantiin posisi kamu Jira"jawab Jonghyun.

"Gantiin posisi kamu yang seharusnya kamu lakuin dengan baik, bahkan kita nikah baru 2 tahun lebih, tapi kenapa? Kenapa malah kaya gini"Jonghyun mendudukkan kepalanya, "Aku gak butuh kamu pinter, punya gelar banyak. Cukup ngurus Nico aja aku udah seneng. Tapi nyatanya? Kamu milih buat ngejer cita-cita kamu"

Ucapan Jonghyun itu sukses membuat Jira semakin menangis histeris.

"Tapi kamu tahukan Jong! Aku cuman mau buat keluarga kita bangga aja!"seru Jira ditengah-tengah tangisnya.

Jonghyun menggelengkan kepalanya, "ini bukan buat aku bangga. Tapi malah buat aku ketemu sama yang lain. Yang mungkin ternyata dia adalah jodoh aku"balas Jonghyun

"Tapi kenapa harus sama Hana Jong! Kamu tahukan dia sahabat aku! Kenapa harus dia!!"seru Jira sambil mendorong bahu Jonghyun kuat.

Jonghyun kembali menatap kearah Jira, "Karena dia dateng waktu aku butuh sosok kamu!"jawab Jonghyun.

Plak

Satu tamparan itu mendarat dipipi kanan Jonghyun. Menamparnya dengan cukup kuat. Membuat Jonghyun memejamkan matanya, menahan perasaan perih yang menjalar ke pipinya.

"Brengsek kamu Jonghyun! Bisa-bisanya kamu lebih milih jalang itu dari pada aku!!"pekik Jira.

"Dia bukan jalang!"balas Jonghyun dengan suara tinggi.

"Terus apa hah!? Pelacur! Iya!"

"Jira! Dia gak serendah itu!"

"Nyatanya dia emang rendahan Jonghyun! Murahan!"

Jonghyun menggeram frustasi, "Terserah apa katamu. Yang terpenting, maaf. Aku rasa, hubungan kita cuman sampai sini aja"

Dan setelah itu, Jonghyun langsung beranjak pergi. Meninggalkan Jira yang langsung menangis histeris karena pernyataan Jonghyun. Seolah tuli, Jonghyun langsung menutup pintu apartemennya. Tempat dimana sejuta kenangan bersama Jira, maupun Hana terukir disana. 

"Maaf"lirih Jonghyun.


Jonghyun menghentikan langkahnya ketika ia melihat Mingyu yang berdiri didepan pintu kamar Hana. Dengan nafas tersengal-sengal, Jonghyun menepuk pundak Mingyu. Membuat Mingyu menatapnya dengan pandangan berbeda.

"Kenapa?"tanya Jonghyun.

Mingyu mengigit bibirnya, membuat Jonghyun mengernyitkan keningnya.

"Ada apa?"ulang Jonghyun lagi.

"A-anu bang, Hana"ucap Mingyu terbata.

"Hana kenapa?"desak Jonghyun.

Namun Mingyu masih diam, membuat Jonghyun langsung membuka pintu kamar Hana. Tubuhnya mematung, saat melihat ranjang rumah sakit yang ditempati oleh Hana sudah rapih.

"Saat lo pergi sama mbak Jira tadi, ibunya Hana langsung bawa Hana pergi setelah infus milik Hana habis"ucap Mingyu dari arah belakang.

Entah kenapa tubuh Jonghyun terasa melemah. Mingyu menyerahkan sebuah kertas berwarna putih. Membuat Jonghyun menatapnya.

"Dari Hana"

Dengan gerakan pelan, Jonghyun membuka kertas tersebut. Membaca deratan huruf yang ditulis oleh Hana.

Kak Jonghyun, maaf, dan terimakasih.

Hanya itu, tidak ada kata-kata lainnya.

Entah kenapa dada Jonghyun seolah diremas, kenapa lebih menyakitkan daripada ditinggal oleh Jira dulu? Benar-benar membuat Jonghyun tak bisa menahan tangisnya lagi.

---
Tbc

Bentar lagi end

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Where stories live. Discover now