Chapter 30 [END2]

5.1K 512 26
                                    

Dengan tangan gemetar sakura membuka perlahan amplop cokelat yang di sodorkan sasori padanya. Membaca dengan teliti setiap kalimat yang tertera di atas kertas putih yang terdapat di dalam amplop, kedua netra hijaunya membelalak kala sebaris kalimat di tengah paragraf tertangkap atensinya.

Sakura memandang ngeri lelaki berambut merah di depannya yang kini tersenyum kemenangan.

"Bagaimana menurut mu  calon istri ku? ".

Wajah sakura berubah pias. Ini tidak mungkin.

Ayahnya tidak mungkin menjadikannya jaminan atas hutang-hutangnya pada sasori.

"Tidak.. tidak!! " sakura berteriak histeris. Dilemparnya kertas laknat itu tepat ke wajah sasori, membuat lelaki itu menggeram marah karena ketidaksopanan sakura.

Plak

Rasa panas menjalari pipi mulus sakura. Jejak telapak tangan besar menghiasi pipi putihnya.

Sasori baru saja menamparnya.

Hal bodoh yang tak akan pernah di lakukan oleh gentleman sejati.

Sakura meraba pipinya,terasa sangat sakit. Tapi ia tak akan menangis. Tidak di depan lelaki jahanam berambut merah ini.

"Berani sekali kau melukai wajah ku " desis sakura penuh kebencian.

Sasori tersenyum miring, tak lama kemudian ia tertawa terbahak-bahak bak orang gila yang kesetanan.

"Aku akan melakukan hal yang lebih saat kau sudah menjadi istri ku nanti love" ancam sasori dengan kedipan matanya yang menjijikan.

"Dalam mimpi mu brengsek " raung sakura seraya meninju wajah sasori tepat di hidungnya.

Darah mengalir dari kedua lubang hidungnya.  Sasori tertegun, tak menyangka seorang wanita berani meninjunya. Menggeram marah sasori menjambak rambut sakura kasar, mengakibatkan tatanan rambut sakura yang semula indah menjadi rusak dan beberapa helai rontok.

"Wanita jalang sialan"geram sasori seraya membenturkan kepala sakura pada dinding kereta kudanya.

Sakura meringis ngeri, kepalanya sangat pening. Sasori membenturkan kepalanya berkali-kali hingga darah mulai merembes di pelipisnya.

"Rasakan ini  jalang sialan!! " sasori kesetanan, jiwa psikopat nya muncul untuk kesekian kalinya.

Dengan benturan yang lebih keras, sasori menghempaskan tubuh sakura sembarangan.  Membuat tubuh mungil gadis itu jatuh  merosot ke lantai kereta. Tubuh sakura meringkuk bak janin di dalam kandungan, ia sudah tak kuat lagi.  Kepalanya terasa sangat berat, gaun hijau yang ia pakai kini telah bercampur dengan darah yang mengalir deras dari kepalanya.

Sasori yang seakan baru saja mendapatkan kembali kesadarannya berubah panik. Segera ia bersimpuh di samping tubuh sakura, mengangkat tubuh mungil gadis itu dan menggendongnya ke dalam pangkuan.

"Tidak.. Love, maaf kan aku " sasori terua bergumam meminta maaf seraya menyeka darah yang terus menerus keluar dari kepala sakura.

"Hentikan keretanya " perintah sasori kepada kusir di depan. Goncangan akibat gerakan kudanya membuat sasori sedikit kesulitan mengobati luka sakura yang ia timbulkan.

Kereta kuda itu berhenti. Sang kusir turun dari tempatnya, mengecek apa gerangan yang terjadi dengan majikannya.

"Astaga apa yang terjadi My Lord?" sang kusir bertanya penasaran ketika melihat keadaan sakura.

"Di.. dia ter.. terjatuh, ke.. kepalanya  ter.. bentur" sasori tergagap menjawab pertanyaan kusirnya. Ia tak mau di curigai.

"Terjatuh ??  Bagaimana bisa My Lord??" sang kusir pun akhirnya curiga. Karena bagaimana bisa terjatuh  dan terbentur di dalam kereta kuda saja bisa menimbulkan luka separah itu.

Scandal in Spring [Tamat] Where stories live. Discover now