Penghuni Rumah Sewa

140 9 7
                                    

Total penghuni rumah sewa itu ada 10 orang (11, kalau Hyunmi di hitung 1) yang terbagi menjadi 5 kamar.

Kamar paling ujung adalah pasangan Im kita dan bayi buntal yang baru-baru ini ikut bersuara di sana. Im Youngmin, Kim Donghyun dan Im Hyunmi.

Tepat di depannya, ada kamar kakak-adik Kim. Sejeong, si mahasiswi semester akhir yang sedang sibuk dengan skripsi dan Sohye, adiknya yang berada di tingkat akhir SMA.

Lalu di sebelah kamar pasangan Im, ada Christopher Bang, karyawan di sebuah perusahaan dengan seorang murid akademi yang bernama Park Jimin.

Sebelah kamar kakak-adik Kim. Kita akan bertemu pasangan lainnya. Kim Namjoon, si jenius yang bekerja di perpustakaan dan Kim Seokjin, koki di sebuah kedai ramen.

Terakhir, ada Yoo Yeonjung, gadis paduan suara dan kawannya yang baru-baru ini mendaftar di sebuah agensi untuk bekerja sebagai model, Jung Chaeyeon. Yang kamarnya tepat di depan tangga.

Rumah itu milik pasangan tua bermarga Yoon yang selalu saja bermasalah dengan lampu dan air. Semenjak kedatangan Hyunmi, setidaknya para penghuni punya hiburan lain ketimbang turun ke dapur dan mengeluhkan air satu sama lain.

"Hyunmi-ya~" Sejeong sedang istirahat, kepalanya sakit sejak judul skripsinya di terima. "Ayo sini, mau ikut makan?"

"Mamama," respon Hyunmi, menggoyangkan kakinya. Ia sedang berada di gendongan Jimin, yang kebetulan juga sedang libur. "Ma? Maaa~"

"Iya sayang, Mama di sini." Donghyun menghela nafasnya, "Tunggu sebentar, Mama harus memasak."

"Dia memanggilmu Mama?" tanya Jimin, mencium pipi Hyunmi, "Ih, bau stroberi."

Donghyun meringis, "Iya, biarkan saja."

"Kau cantik sih," dengus Sejeong, "aku yang gadis tulen pun kalah." Gadis Kim itu meninju pelan bahu Donghyun.

"Aku tampan, bukan cantik."

"Benarkah? Hei, bola lemak, Mama itu cantik atau tampan?"

Hyunmi menganga, bingung. Menatap Jimin yang malah balik menatapnya. "Apa? Jawabnya menghadap Sejeong noona, jangan menghadapku."

"Hm?" bocah itu menelengkan kepala, "Maaa?"

"Iya, Mama. Mama itu cantik atau tampan?" tanya Sejeong lagi, memasukkan biskuit ke mulutnya---yang menarik perhatian Hyunmi. "Eiy, sepertinya kau tidak mengerti."

"Aku pulang!" seruan di depan pintu mengalihkan atensi. Namjoon baru saja pulang, bersama Yeonjung yang mengenakan pakaian berlapis dan Sohye yang wajahnya kusut. "Sedang berkumpul?"

"Seokjin hyung mana?" tanya Jimin, "Eiy, Sohye-ya, kau mirip baju-baju Chris hyung yang belum di setrika."

"Diamlah." Omel Sohye, menatap kakaknya. "Kalian sedang berkumpul?"

"Tahun baru, kalian lupa?" tanya Sejeong, "Aku yakin kalian tak cukup tua untuk melupakan hari besar ini."

"Aku ujian minggu depan." Sohye tampak ingin menangis, "Menyebalkan!"

"Youngmin hyung sudah kukirimi pesan untuk memesan daging, ada yang mau ikut?"

"Aku!" sambar Yeonjung, "Ada yang bisa memasak sesuatu yang hangat juga? Ramen? Sup?"

"Seokjin akan pulang 10 menit lagi, kedai ramennya tutup cepat hari ini." Namjoon melirik jam tangannya. Memperbaiki kacamata dan mengulurkan tangan pada Jimin, "Hei, bayi stroberi."

Hyunmi sempat memindai Namjoon, sebelum ia membiarkan dirinya berganti tangan. "Mamama," ocehnya. "Mm! Ma! Bwabwabwa?"

"Papanya sedang kerja," Yeonjung mencium pipi gembul Hyunmi, "ugh, Donghyun oppa, bagaimana mungkin putrimu sewangi ini?"

Strawberry Cupcake || Pacadong/YoungdongWhere stories live. Discover now