6 Month After

84 8 0
                                    

Sejeong sedang asik ngemil ketika ia mendengar ketukan pintu.

Menggerutu, gadis yang sebentar lagi sidang itu membuka pintu. Mengeryit saat menyadari ada petugas sosial yang datang.

"Selamat pagi, apa ini alamat rumah Im Youngmin?"

"Im Youngmin?"

"Yang mengadopsi seorang bayi perempuan. Data penduduk mencatat namanya adalah Im Hyunmi."

"O-oh, tunggu sebentar." Sejeong membuka pintu lebih lebar. Menahan malu karena ia hanya mengenakan celana pendek dan kaus hitam oversized. "Silahkan masuk, akan saya panggilkan."

Setelah memastikan tamunya duduk, Sejeong bergegas ke lantai atas. Seingatnya, Youngmin pergi untuk bekerja tadi pagi. Hanya ada Donghyun dan Hyunmi di sana.




Hyunmi sedang tertidur pulas, bayi gembul itu terbangun subuh tadi dan kembali tidur usai Youngmin memandikannya. Sementara Donghyun sibuk membereskan kamar dan memisahkan barang-barang mereka yang tidak terpakai ke dalam kardus-kardus.

Mendengar ketukan pintu kamar, Donghyun sedikit terburu menuju pintu. Membukanya pelan-pelan, "Putriku sedang tid---oh? Sejeong noona?"

"Petugas sosial mencari Youngmin, sepertinya pemeriksaan untuk Hyunmi." Sejeong menyandar di bingkai pintu kamar Donghyun. "Bagaimana? Menunggunya pulang atau Hyunmi akan pergi bersamamu?"

Donghyun menggaruk kening. "Akan kucoba untuk menelponnya. Hyunmi juga sedang tidur." Pemuda itu tampak kebingungan juga. "Sebentar, aku akan turun untuk membuat minum."

"Aku saja, kau telpon Youngmin dulu, takut Hyunmi tiba-tiba bangun juga." Sejeong menahan Donghyun, "Sudah, cepat sana telpon."


~Strawberry Cupcake~


Youngmin harus izin dari pekerjaannya, mengutuk dirinya yang lupa dengan kedatangan petugas sosial hari ini.

"O-oh, halo," Youngmin membungkuk minta maaf, "maaf aku baru saja kembali dari tempat kerja." Akunya. Kemudian berlari ke lantai atas untuk menjemput Hyunmi.

Donghyun sudah siap mengangkat Hyunmi ketika mendengar suara Youngmin di lantai bawah. Bayi itu spontan terbangun dan rewel karena merasa tidurnya terganggu.

Youngmin menggendong Hyunmi. Membawanya turun sembari terus mengelus punggungnya yang hari itu hanya tertutup setelan kaus dalam dan celana panjang, merengek tak senang.

"Kami akan memeriksanya sebentar."

Hyunmi, yang menyadari kedatangan orang baru, spontan menjerit ketakutan. Bahkan menangis karena terlampau panik. Tak mau lepas dari Youngmin.

Youngmin kembali mengusap punggungnya, "Aku saja yang memeganginya."

"Tidak bisa, anda harus melepaskannya."

"Dia tidak---sayang, sebentar saja ya?"

"Paaaa~" rengek Hyunmi, mencengkram erat kaus hijau army Papanya, "nyo nyo, Pa!"

Padahal jarak Youngmin dengan Hyunmi hanya 4 langkah, tapi si kecil sudah histeris duluan. Menatap Youngmin memelas, tak mau berpisah sama sekali.

"Baiklah, anda boleh memegangnya." Petugas sosial itu tampaknya menyerah. Hyunmi memberontak dan memanggil-manggil Youngmin dengan wajah tersiksa.

Youngmin ingin sekali mendengus. Seolah mengatakan pada petugas sosial itu bahwa sang putri memang tak mau pisah darinya.

Sementara Donghyun benar-benar kesal di ujung tangga bagian atas. Dia gatal ingin turun ke bawah, memarahi petugas itu karena tak mendengarkan perkataan Youngmin sebelumnya. Pemuda Kim itu menggerutu di tempatnya. Wajahnya asam.

"Paaa," Hyunmi memeluk Youngmin begitu berhasil masuk ke dekapannya.



Dan ternyata pemeriksaan lebih cepat ketika Hyunmi berada di dekat Youngmin. Petugas sosial itu mengangguk. "Dia aman bersamamu. Setelah ini silahkan pergi ke kantor untuk mengurus berkas-berkas sisanya."

Youngmin mengangguk, memperbaiki Hyunmi di gendongannya. "Kapan saya bisa pergi ke sana?" tanyanya. Petugas sosial itu tersenyum kecil,

"Besok?" tawarnya, "Kami tutup di hari Minggu."

"Saya usahakan." Youngmin melempar senyum, "Terima kasih."


~Strawberry Cupcake~


"Bagaimana?" Donghyun bangkit dari duduknya, "Kita bisa mendapatkannya?"

"Tentu, tangisannya sedikit membantu." Jawab Youngmin, tertawa ketika Hyunmi ikut mengoceh di gendongannya.

"Papapa," oceh si kecil ketika berpindah tangan, "Yuyuuu,"

"Oh, susu." Donghyun mengambil botol Hyunmi, "Nih. Hyung, kau kembali bekerja?" tanya Donghyun.

Menggeleng, "Tidak." Jawabnya, "Kau mau jalan-jalan sore?" tawar Youngmin. Namun memilih untuk berbaring di kasur.

"Entahlah. Astaga, sudah mau tidur? Aku harus memasak untuk makan siang."

"Tak masalah, Hyunmi main denganku di sini." Youngmin mengintip dari balik guling.


~Strawberry Cupcake~


Kali ini Donghyun sedikit terlambat. Dia lupa gaya tidur Youngmin yang sudah benar-benar lelah.

Mulutnya akan terbuka, dan di sebelahnya, ada Hyunmi yang terus memperhatikan bagaimana lidah Youngmin yang bergerak sembari mengeluarkan beberapa kata aneh yang tak dapat di pahaminya.

"Hyunmi-ya, Papa jangan digang---"

Hyunmi, yang sudah terlanjur penasaran. Langsung saja memasukkan tangan kanannya ke dalam mulut sang Papa.

"Uhuk!"

"Maaaa~"

"Kan sudah Mama bilang, Papa sedang tidur itu. Jangan sembarangan memasukkan tangan." Donghyun menghela nafas ketika Hyunmi menangis. Sementara Youngmin bangkit dan menjulurkan lidahnya dengan wajah mengerut.

 Sementara Youngmin bangkit dan menjulurkan lidahnya dengan wajah mengerut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Strawberry Cupcake || Pacadong/YoungdongWhere stories live. Discover now