the Day After (2)

106 9 6
                                    

"Suara kucing,"

"Miuuwww~"

"Suara serigala,"

"aaauuu~"

"Suaranya Hyunmi?"

"Mmii?" si kecil menunjuk dirinya, lalu nyengir, "Mama!"

"Sapi bagaimana?" tanya Donghyun lagi.

Youngmin ada di bawah, memasak makan malam. Dan Donghyun tidak keluar kamar, kecuali untuk membukakan pintu. Hyunmi benar-benar membuatnya terkurung di kamar.

"Mooo~" si kecil memonyongkan bibirnya,

"Seru sekali belajarnya,"

"Kkamjakkiya!" Donghyun melompat dari tempat duduknya, "Hyung!"

Si kecil nyengir, lalu tertawa melihat wajah terkejut Mama-nya. "Mamama! Yu!"

"Ihhh Mama kaget sungguhan ini."

"Kkkk~" si kecil, yang pada dasarnya mudah tertawa, langsung saja menumpukan tubuhnya ke depan, menertawakan sang Mama. "Mamama... yu! yuyuyu!"

Youngmin mengulum bibir, menahan tawa.

Tawa putrinya menular sih.

"Ini sudah matang, makan malamnya." Youngmin meletakkan nampan di lantai. "Sayang, jangan dekat-dekat, panas."

"Ayo sini, sama Mama."

Youngmin duduk di hadapan Donghyun, sementara yang muda memangku putri mereka. "Mau ini?"

Hyunmi menggeleng, enggan menyuapkan kuah ke dalam mulutnya. "Yuuu mama, yuuu."

"Hyung, susunya," Donghyun mengulurkan tangan, "ini."

"Mmmaaa," Hyunmi mendongak, menatap Donghyun, "Paaa... chu!"

"Mau cium Papa?" tanya Donghyun, "Papa lagi makan, nanti saja."

"Ihhh Paaa, Mamama, chu!" Hyunmi mengulurkan lengan, dan Donghyun mengikuti arah jari si kecil.

"Hyunmi mau baca lagi?" Donghyun menurunkan putrinya, "Baca saja lagi, Mama dengarkan."

Hyunmi sudah mau menepuk dahinya, merasa sedikit sia-sia bicara pada sang Mama. Bayi buntal itu meninggalkan botolnya, lalu merangkak untuk menggapai buku yang tadi di lihatnya. "Nyi nyi." Ia mendorong buku itu. Menunjuk suatu gambar.

"Itu hewan apa?" tanya Donghyun, menutup mulutnya dengan tangan. "Hm?"

"Paaaa," ia menatap Youngmin, "Paaa nyi nyi nyi, paaa."

"Eh?" Donghyun memeriksa hewan yang di tunjuk Hyunmi. Buku itu memang berisi hewan-hewan yang lengkap, Namjoon membawakan itu untuk Hyunmi. Sebab si kecil senang melihat gambar-gambarnya. "Itu alpaca, iya."

Plak!

Si kecil sungguhan menepuk dahinya, menatap sang Mama, gemas. "Nyi nyi, chu! Paaaa," ia kembali menjelaskan. Kali ini mendorong buku itu pada Youngmin, "Chu."

"Alpaca? Papa?"

"Yaaaa~" si kecil bertepuk tangan, lalu menatap wajah Youngmin dan buku itu bergantian, tertawa riang. "Paaa mbeeekkk!"

Donghyun hampir menyemburkan makanannya, sementara Youngmin tersedak kuah.

"Mbek, astaga, ya ampun. Sayangnya Mama, heh, jangan bicara begitu ya?"

"Paaa," Hyunmi mana dengar. Sudah terlalu sibuk tertawa melihat reaksi orangtuanya. Bayi buntal itu menatap Donghyun. Nyengir. Memperlihatkan 2 giginya. "Paaa mbeeekkk!"


~Strawberry Cupcake~


"Papa mau mengambek saja,"

"Paaaa,"

"Papa marah."

Hyunmi cemberut, maniknya langsung berkaca. "shoyyyiiii~" pintanya.

Youngmin tak ingin melihat putrinya---tahu dia akan gemas kalau nekat melihatnya. "Pokoknya Papa ngambek sama Hyunmi."

"Shooyyiii~" pinta Hyunmi lagi. Merangkak mendekati Youngmin, "Mimimi...,"

Youngmin merasakan ada lengan mungil melingkari pinggangnya. Tersenyum kecil, lengan putrinya begitu kecil. Dia tak tersinggung sebenarnya, hanya sedikit shock karena tahu-tahu sang putri menyamakannya dengan alpaca.

Kaus Youngmin tertarik, sepertinya Hyunmi mencoba berdiri. Sebelah lengan Youngmin terulur ke belakang, menjaga sang putri agar tidak terjatuh.

"Shoyyiii, mimimimi~"



Donghyun memberi kecupan untuk putrinya. Menghirup aroma stroberi yang menguar dari kulit lembut sang putri. "Wangi~ sayangnya Mama wangi," ia membaringkan Hyunmi. Memberinya susu.

Hyunmi mendongak, menatap Donghyun. Kemudian menatap Youngmin yang baru saja selesai, hendak bergabung di kasur.

Pemuda Im itu mengecup pipi tembam putrinya, "stroberi." Ia menatap Hyunmi, "Iya? Sayangnya Papa bau stroberi."

Si kecil hanya mengedipkan kelopaknya. Sudah mulai mengantuk. Apalagi jemari Youngmin sudah mengusap paha luarnya, lalu menepuk bokongnya yang terbalut popok. "Hng."

"Aku tidak tahu besok bisa bekerja atau tidak, seharian ini saja aku tak dapat kemana-mana." Donghyun menatap Youngmin, "Aku khawatir... apa kita harus membawanya ke psikolog? Aku akan bekerja lebih keras."

"Dokter bilang tidak, kan?" Youngmin merapikan rambut Donghyun, "Berbahaya untuknya, aku tidak mau dia mengkonsumsi terlalu banyak obat."

Hyunmi bergumam ketika botolnya jatuh---tangannya sudah lemas, namun mulutnya masih aktif. Dan Donghyun memegangi botolnya untuk si kecil. Mengecup pelipisnya, "Mama sayang Hyunmi... tidur yang nyenyak, sweetheart."

Youngmin tersenyum. Mengecup pelan bibir Donghyun, "Tidurlah, kau sudah terlalu lelah. Aku yang akan memegangi botolnya."

"Ngh!"

Hyunmi membuka mata, meski sudah terlihat bahwa ia benar-benar mengantuk. Bayi buntal itu tahu-tahu berbalik, menaikkan bokongnya dan merangkak menuju dada Youngmin. Lalu menjatuhkan tubuhnya di sana.

"Sedang manja, rupanya." Youngmin menepuk pelan bokong putrinya. "Selamat tidur... dunianya Papa. Tumbuh jadi anak manis ya, sayang?"

Youngmin bergeser pelan, menyelimuti tubuh mereka bertiga. Sebelah tangannya yang bebas, ia gunakan untuk bergandengan erat dengan Donghyun.

 Sebelah tangannya yang bebas, ia gunakan untuk bergandengan erat dengan Donghyun

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
Strawberry Cupcake || Pacadong/YoungdongWhere stories live. Discover now