Part Spesial 1

38.9K 3.8K 1.7K
                                    

Halo semuaa....

Masih ada yang simpan cerita ini?

Kalau ada alhamdulillah, kalian dapat extra part tambahan🤣

Terkecoh ga sama last part-nya yang terakhir? Ini sengaja ditulis untuk cerita Garuda di part spesial.

Selamat membaca kisah keluarga Garuda...

***

Garuda pikir, mengurus anak kecil seperti Tezza adalah hal yang mudah. Nyatanya, tidak. Perkembangan Tezza yang tak seperti bayangan pikiran Garuda benar-benar membuat Garuda pusing tujuh keliling. Apalagi, sekarang Garuda harus bisa menjawab semua pertanyaan abstrak dari Tezza.

Seperti malam ini, keluarga kecilnya tengah berada di salah gerobak pedagang kaki lima karena permintaan Grizella. Wanita itu meminta karena katanya, lagi ngidam. Ya, Grizella sedang hamil anak keduanya dengan Garuda. Sudah tujuh bulan, dan semua persiapan kelahiran sudah disiapkan Garuda meski itu masih dua bulan lagi.

"Ayah, kalau Za punya pacal boleh nggak?"

Garuda menghela nafas kasar. Ia mengacak rambut kasar. Melirik pada Grizella, wanita itu hanya mengangkat bahu acuh lalu kembali memakan satenya dengan nikmat.

"Kan Za masih kecil. Belum boleh pacaran," ujar Garuda memberi pengertian.

"Di sekolah Za ada yang namanya Alea, Za mau jadiin dia pacal Za. Dia cantik Ayah," ujar Tezza berbinar ketika mengingat Alea.

"Tetap nggak boleh. Tunggu dulu Za besar baru boleh pacaran." Garuda memberi pengertian.

"Itupun kalau Bunda kasih izin," sahut Grizella, seraya menggeser piring satenya setelah sate itu habis.

"Kata Om Aglel nggak pa-pa. Telus katanya kalau Bunda sama Ayah nggak ngizinin, Za juga tetap pacalin Alea." Tezza mengerucutkan bibirnya sebal.

"Tezza jangan macam-macam, ya! Nanti Bunda marah lho sama kamu. Disini yang orang tua kamu siapa sebenarnya? Ayah, Bunda, Om Agler, Om Daffin atau Om Gardha?" Garuda bertanya seraya berdecak kesal menatap Tezza.

"Anak Bunda sama Ayah dong. Masa anak Om Aglel. Om Aglel kan cowok, nggak bisa hamil kata Bunda." Tezza melirik Grizella.

"Nah, kan, benar. Ayo pulang!" Garuda menarik Grizella dan Tezza ke gendongannya.

Selama diperjalanan, suasana mobil hanya didominasi suara Tezza yang berceloteh. Banyak hal yang dia ceritakan pada Grizella tentang teman-teman di sekolahnya. Termasuk bercerita tentang Alea. Pujian pun keluar dari bibir Tezza untuk Alea.

Garuda hanya diam menyimak. Sedangkan Grizella yang membalas segala ucapan dan pertanyaan Tezza. Kadang, Garuda berpikir apakah Tezza tak lelah berbicara setiap detik? Bahkan mulutnya akan berhenti berbicara ketika tidur saja.

"Bunda, Za boleh nggak dijemput sama Om Aglel besok? Habisnya Za kangen banget sama Om Aglel," pinta Tezza seraya mengemut permen susu yang sempat dibelinya tadi.

Garuda membelalakkan matanya. Tak boleh. Setelah bertemu dengan Agler dapat dipastikan, Tezza akan berubah drastis dengan segala ucapan yang diajarkan Agler padanya.

"Nggak boleh," ujar Garuda.

"Kalau sama Om Daffin?"

"Nggak boleh."

GARUDA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang