GARUDA〰22

77.8K 6.6K 306
                                    

Selamat Membaca

.
.
.

〰〰〰


Seorang cowok memakai tuxedo hitam tengah bejalan ditengah padatnya lautan manusia. Cowok itu seperti sosok misterius dengan menggunakan kaca mata hitam dan koper yang ia bawa pada tangan kirinya.

Cowok itu memilih duduk pada salah satu kursi yang telah disediakan. Cowok itu baru saja sampai di Indonesia setelah pulang melanjutkan bisnis sekaligus sekolahnya selama 2,5 bulan di Singapura.

Cowok itu mengangkat kaki kirinya dengan tumpuan kaki kanannya. Gaya cool yang ia lakukan menambah kesan pada dirinya. Setiap orang yang melewatinya pun terkagum-kagum melihatnya.

Tanpa memperhatikan semua orang, cowok itu tetap duduk dengan santai nya sambil menunggu orang suruhan papinya menjemput ke bandara.

Seorang pria berbadan besar memakai pakaian serba hitam menghampiri cowok tadi. Pria besar tersebut membungkuk pada si cowok sebagai tanda hormatnya pada tuannya.

Pria berbadan basar itu memberikan hp yang ia pegang sedari tadi pada si cowok agar menerimanya dan memberikan suara pada panggilan di hp nya yang masih tersambung dengan orang di seberangnya.

Cowok itu mengambil hp tersebut secara kasar dan berdecak kesal. Cowok itu melirik siapa yang memberikan panggilan pada hp tersebut, di sana tertulis nama 'Tuan Besar' yang berarti itu adalah bos besar dari pria ini.

"Halo." Sapa si cowok terdengar kasar dan malas.

"Kamu sudah pulang? Kalau begitu ikuti Jono maka dia akan mengantar kamu pulang dengan selamat," ucap orang diseberang sana seperti perintah yang wajib untuk dituruti.

"Agler nggak mau, Pi. Agler dijemput Drax aja. Aku udah turuti semua kemauan Papi dan sekarang giliran Papi yang harus turuti kemauan Agler. Agler juga kangen sama semua orang, Pi," ucapnya membentak.

"Pulang dulu, baru kamu main," bantah orang yang dipanggil papi olehnya.

"Nggak ya, Pi, hampir dua setengah bulan Papi ngurung aku, atur aku supaya belajar yang benar, suruh aku lanjutin bisnis Papi segala, aku muak." Cowok mematikan panggilan sepihak dan melemparkan handphone milik pria tua itu.

Dengan sigap pria berbadan besar itu mengambil handphone miliknya dengan lihai, untung saja ia cepat kalau tidak nyawa handphone sudah melayang disambut keramik.

"Lo pulang aja, gue mau ketemu sama teman-teman gue dulu," ucapnya.

"Maaf tuan, Agler. Tuan sudah menyuruh saya untuk membawa anda pulang dan sampai dengan selamat sampai rumah," ucap pria besar tersebut.

"Gue bilangin sama lo sekali lagi, jangan ganggu gue bilang aja sama papa kalau gue mau ketemu sama teman gue dulu."

Agler, cowok itu pergi meninggalkan pria berbadan besar yang berusaha menghalanginya, santai saja Agler merindukan kota ini.

Dua setengah bulan Agler berada di Singapura untuk mengurus bisnis papinya dan melanjutkan sekolahnya sementara, sekarang Agler sudah tak kuat dan kabur dari sekolah dan bisnis papanya hari ini juga.

Papinya saja tak tahu jika Agler kabur, papinya tahu ketika orang suruhan papinya memberi tahu jika ia kabur dari sekolahnya.

Agler merindukan semua yang ada di kota ini, termasuk gadis yang selalu membuat pikirannya, Grizella. Bukan hanya Grizella yang membuatnya rindu tetapi juga semua temannya yang ada di kota ini.

GARUDA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang