GARUDA〰33

73.4K 6.1K 275
                                    

Selamat Membaca😘
.
.
.

〰〰〰

Dua minggu berlalu, semuanya berjalan dengan baik seiring jalannya waktu. Semua terasa berat terjalani tanpa orang terkasih di samping.

Sama halnya dengan Grizella, sudah dua minggu tak melihat batang hidung tunangannya membuat rindu dihatinya menumpuk banyak seperti ia menabung saja.

Hari-harinya pun ia lewati tanpa tersenyum dan ceria seperti Grizella yang dikenal banyak orang. Zelin dan Ansel yang sudah mengetahui kejadian sebenarnya pun mencoba merayu Grizella agar mendatangi Garuda dan menyelesaikan nya secara baik-baik.

Ansel yang melihat banyak perubahan pada putrinya yang biasanya ceria, kini hanya sendu yang terdapat pada mata hitamnya.

"Kenapa?" tanya Ansel, matanya tetap fokus pada jalanan didepannya.

Grizella menggeleng lesu, bukan hanya itu gadis itu sekarang juga sudah tertutup tak seperti biasanya yang selalu menceritakan seluruh kejadian yang ia alami baik pada Ansel maupun Zelin dan alasan yang ia pakai adalah alasan yang tak logis menurut Ansel. "Karena aku udah besar, nggak seharusnya aku cerita kayak gitu lagi sama Ayah dan Bunda, malu dong," ucapnya tanpa menghilangkan tatapan sendu.

"Ayah, Griz sekolah, ya. Assalamualaikum." Grizella mencium pipi Ansel dan keluar dari mobil sang ayah dengan lunglai.

Grizella benar-benar berbeda semenjak tak bertemu Garuda, begini kah efek Garuda untuknya? Padahal dahulu tak bertemu  Garuda sebulan saja Grizella biasa saja.

Seperti biasa Grizella memasuki kelasnya dengan lunglai dan langsung duduk di mejanya tanpa berniat melakukan apapun sebelum ada paksaan keras dari Queen ataupun Uri.

"Hey, tumben datang pagi," sapa Queen berusaha menampilkan senyum terbaik nya meski tak dibalas Grizella.

"Iya, Ayah ada meeting pagi," jawab Grizella sekenanya.

Queen pun prihatin dengan kondisi Grizella yang seperti ini, ingin sekali gadis itu membawa Grizella pada Garuda tapi, tak kan bisa.

Kebiasaan baru Grizella adalah mengasingkan diri di rooftop selama jam istirahat ataupun semasa jamkos. Kebiasaan baru itu membaut Queen dan Uri memutar otak mengembalikan Grizella yang ceria dulu lagi.

"Kantin, gue lapar!" ajak Uri setibanya dikelas melemparkan tasnya kemeja.

"Yuk," ajak Queen.

"Kalian aja, aku nggak," ucap Grizella menelusupkan wajahnya pada kedua tangannya. 

Uri menghela nafas kasar, niatnya untuk mengajak Grizella ke kantin tapi malah gadis itu yang tak ingin. Uri berjalan kearah mejanya dan duduk pada bangku nya.

Grizella menatap heran pada Queen dan Uri yang katanya akan pergi ke kantin malah duduk dibangku mereka masing-masing.

"Kenapa kalian nggak jadi ke kantin?" tanya Grizella.

"Lo nya nggak ikut," jawab Queen sedikit kesal.

"Kok malah aku?" tanya Grizella menunjuk dirinya.

"Ck, lo kenapa dah?" decak Uri kesal.

"Apanya yang kenapa? Aku baik-baik aja," jawab Grizella.

"Kenapa lo berubah?" tanya Queen takut menyinggung perasaan Grizella.

"A--aku nggak berubah," jawab Grizella sedikit kikuk.

Queen memiringkan badannya menatap wajah Grizella yang sudah banyak berubah tak seperti dulu lagi yang selalu segar dan fresh.

Kini dibawah kantung matanya terdapat lingkaran hitam, bibir yang biasanya selalu menerbitkan senyuman manis untuk siapa saja kini berubah pucat dan juga mata yang selalu bersinar kini tinggal sendu.

GARUDA (END) Onde histórias criam vida. Descubra agora