GARUDA〰24

76.3K 7K 353
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
〰〰〰


Pagi seperti biasa Garuda akan datang pagi-pagi untuk menjemput Grizella dirumahnya. Pagi ini Garuda menggunakan mobilnya karena keadaan cuaca yang tak memungkinkan untuk menggunakan motor.

Garuda duduk di teras rumah Grizella sambil memeluk badannya dengan jaket, udara pagi ini pun sangat dingin karena hujan lebat mengguyur bumi.

Soal kejadian kemarin, Zelin dan Ansel memergoki mereka disaat yang tidak tepat, dimana Garuda yang saat itu masih memeluk Grizella dengan erat.

Reaksi yang diperlihatkan Zelin dan Ansel pun hanya tertawa menggoda mereka. Garuda pun hanya salah tingkah digoda seperti itu sedangkan Grizella? Gadis itu menangis malu karena digoda seperti itu dan akhirnya Zelin dan Ansel menghentikan godaannya sebelum memberi tahu Anne dan Gandhi tentunya.

Grizella keluar dari rumahnya dengan menggunakan hoodie hitam polos sebagai penghangat nya. Grizella memberikan segelas susu cokelat hangat pada Garuda.

Tanpa basa-basi Garuda mengambil susu tersebut dan meneguknya hingga habis tak tersisa tanpa tahu rasa panas yang ada pada susu tersebut.

Garuda menyerahkan gelas tersebut pada Grizella agar gadis itu meletakkannya kembali dan segera berangkat ke sekolah.

"Bi Yum, ambil gelasnya diluar, ya? Bunda, Ayah aku berangkat." Grizella berteriak dari ambang pintu.

"Ayo." Grizella berlari pada mobil Garuda dan membuka pintu pada bagian depan.

Grizella menatap keluar kaca memperhatikan derasnya hujan yang mengguyur jalanan di pagi ini. Mata Grizella sama sekali tak berpindah tempat selain menatap luar.

Bosan, itulah yang Garuda rasakan pagi ini, didalam mobilnya hanya didominasi oleh derasnya hujan dari atap mobil. Ingin menghidupkan musik pun tak akan kedengaran karena hujan.

Garuda melirik Grizella yang masih betah memandang jalanan. Ia berpikir, apakah Grizella marah padanya dan mendiamkannya?

Garuda berdeham keras mencairkan suasana. "Ekh, lo kenapa?"

Grizella menatap bingung pada Garuda, apa gerangan cowok itu menanya keadaannya? Bukankah ia punya mata dan bisa melihat sendiri keadaan Grizella yang hanya baik-baik saja.

"Kamu nggak lihat?"

"Gue heran aja ngapain lo dari tadi lihat jalan mulu, kalau orang di samping lo lebih ganteng dari jalanan," ucap Garuda.

"Ih, biarpun kamu ganteng tapi jalanan enak dipandang," ucap Grizella.

"Enakan juga gue, gantengan juga gue. Apa indahnya jalan coba? Udah hitam diinjak lagi."

"Nggak papa sih, enak aja gitu," ucap Grizella kembali memandang keluar.

Payung...

Grizella teringat benda itu, ia lupa membawanya yang artinya ia harus basah terkena hujan ke sekolah. Perempatan, sudah dekat itu artinya Grizella harus bersiap-siap untuk berlari hujan ke sekolah nya yang masih jauh.

Grizella menutup matanya kala sedikit lagi tinggal beberapa meter lagi akan sampai di perempatan dan berharap saat membuka mata hujan sudah reda.

Grizella membuka matanya saat merasa tak ada perhentian dari mobil Garuda yang terus berjalan. Grizella melirik samping kiri, kanan dan belakangnya merasa familiar dengan jalan ini.

Ya, Garuda telah melewatkan perempatan tempat biasa ia diturunkan di sana, Grizella memandang Garuda tak percaya bahwa cowok itu akan menurunkannya di area sekolah.

GARUDA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang