GARUDA〰03

97.5K 9.9K 1.6K
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
〰〰〰

Bel pulang berbunyi lengking. Pertanda semua murid sudah diperbolehkan mengistirahatkan otak dan pikiran di rumah masing-masing.

Grizella berjalan pelan keluar kelas, dibelakangnya terdapat Uri dan Queen. Grizella bingung antara pulang dengan angkutan umum atau dengan Garuda yang entah dimana.

Menurut Grizella mau naik apa saja yang penting bisa sampai kerumahnya, tapi sekarang berbeda ayah dan bundanya serta mama dan papa Garuda menyuruh mereka untuk pulang dan berangkat bareng.

Jika Grizella naik angkutan umum nantinya, sesampainya di rumah apa yang ia katakan pada bundanya bahwa ia tak diantar pulang oleh Garuda?

"Lo pulang sama siapa Griz?" Queen bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone nya.

"Belum tahu," cicit Grizella pelan antara bingung dan bagaimana?

"Bareng gue aja, jangan nolak." Uri menarik tangan Grizella sampai ke parkiran.

"Tungguin woy!!" Queen berteriak dari belakang sambil berlari mengejar Uri yang menarik Grizella.

"Naik, kita jalan sekarang," ucap Uri.

"Kita jalan yuk!! Udah lama loh kita nggak jalan nih!" ajak Queen sesampainya di depan mobil milik Uri.

"Maaf aku nggak bisa Uri, aku ada-- em-- Acara keluarga, ya... acara keluarga," alibi Grizella.

"Alasan aja lo, lo lebih nyaman naik angkot dari pada gue anterin. Selalu aja nolak, apa salahnya gue anterin lo. Gue anterin lo gratis, lo naik angkot bayar. Ternyata lo lebih suka hamburin uang dari pada gratis, ya?" kesal Uri.

"Aku tunggu bus aja, besok deh kita jalan. Janji!!" Grizella pamit sambil berlari menuju gerbang sekolah hingga ke perempatan tempat Garuda menurunkannya tadi pagi.

Nafas Grizella terengah-engah sehabis berlari jauh. Gadis itu berlari tanpa jeda hingga sampai di perempatan ini dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Capek..." keluh Grizella mendaratkan pantatnya di kursi halte yang telah di sediakan.

"Telfon Garuda. nggak... ya... nggak... ya... iya aja deh... kalau dia marah gimana?" Grizella berpikir sambil menghitung jarinya bergantian dengan kata ya atau tidak. Dan jarinya menunjukan 'ya'.

"Telfon aja deh, kalau dia marah ya, aku minta maaf," gumamnya mengambil hpnya didalam tas.

"Ehh, tapi aku nggak punya nomornya Garuda," ingatnya.

Grizella memang belum mempunyai nomor Garuda-tunangannya. Ia enggan dan takut jika meminta nomor telpon cowok itu. Tahu saja sikap Garuda padanya ketus, dingin dan seenaknya saja.

Seraya berpikir Grizella mengingat bahwa ia mempunyai nomor mamanya Garuda-Anne. Gadis itu mencari nomor Anne yang bertuliskan 'Mama Anne' di handphonenya.

Setelah ketemu ia ingin mengirimi Anne pesan untuk mengetahui nomor Garuda. Tapi, apa yang ia katakan pada Anne nantinya? Bahwa ia tak mempunyai nomor Garuda yang jelas tunangannya.

"Ish... aku harus telfon siapa nih? Telfon Mama Anne aku takut dia marah kalau aku nggak punya nomornya Garuda," gelisah nya sementara otaknya terus berpikir siapa yang akan ia hubungin untuk mendapatkan kontak cowok itu.

"Queen," idenya.

Dengan cepat ia mengirim pesan kepada Queen melalui pesan WhatsApp. Ia teringat bahwa Queen bersahabat dengan Lemuel yang artinya Lemuel pasti mempunyai kontak Garuda.

GARUDA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang