[9] gloomy day

26.9K 342 11
                                    

Ceklek..

"Jangan buka pintunya, bu! Aku sedang berpakaian!" Petra berlari secepat kilat menuju pintu dan menahannya dengan kedua tangan. Hampir saja pintu itu terbuka dan Kuchel akan melihat perbuatan yang mereka berdua telah lakukan. Kecerobohan bagi Petra karena lupa mengunci pintu kamarnya sendiri.

"Eh? Petra, kau baik-baik saja?!" tanya Kuchel dari balik pintu.

"A-aku... Aku baik-baik saja.. Kenapa?"

"Bukan apa-apa, ibu hanya khawatir karena kau belum juga bangun. Ini sudah siang, padahal biasanya kau selalu bangun pagi."

Petra melirik jam dinding yang digantung di tembok. Jarum jam sudah menunjuk angka delapan lebih bahkan hampir setengah sembilan. Petra membelalak kaget, Bisa-bisanya ia bangun kesiangan, sungguh tidak pantas! Gerutu gadis itu dalam hati.

"Maaf.. Tidurku terlalu nyenyak.."

"Tidak masalah, sayang.. Dibanding itu, apa kau tahu dimana kakakmu, nak? Tadi pagi ibu tidak menemukan kakakmu di kamarnya. Tumben sekali.." terdengar helaan nafas pelan dari Kuchel yang masih berdiri di balik pintu kamar Petra.

"H-hmm.. M-mungkin.. Mungkin dia sudah berangkat kerja." jawab Petra gugup. Sungguh nyawanya seperti berada di ujung tanduk.

"Tapi mobilnya masih ada di garasi. Levi tidak suka naik kendaraan umum."

"Ow.. Mungkin kakak pergi ke minimarket sebentar. Ibu tahu kan? Minimarket di seberang jalan yang baru dibuka beberapa hari lalu."

Kuchel terdiam sebentar memikirkan perkataan Petra. Ia sedikit tidak yakin. Pasalnya Levi bukan tipe orang yang suka pergi ke minimarket. Pria itu lebih memilih pergi ke mall membeli banyak barang beserta kebutuhan lain secara sekaligus.

"Mungkin kau benar. Ya.. Bisa jadi dia pergi kesana.. Baiklah kalau begitu cepatlah berpakaian lalu setelah itu sarapan." ujar Kuchel sedikit ragu kemudian pergi menjauh dari pintu kamar Petra.

"Baik, bu."

Langkah kaki Kuchel yang menjauh dari pintu kamar dapat Petra dengar jelas. Setelah memastikan ibunya benar-benar pergi, buru-buru Petra kembali untuk membangunkan kakaknya yang masih tertidur pulas di ranjang.

"Kak.. Bangun kak... Kak Levi.."

".. Nggh..." Levi hanya mengerang pelan lalu tidur kembali.

"Kak.. Sudah siang, cepat bangun nanti ibu bisa curiga." Petra menggoyang-goyangkan tubuh tegap Levi namun tak ada yang terjadi.

Kenapa susah sekali membangunkan kakak galak yang satu ini

"Kak.."

Akhirnya dengan terpaksa Petra mengambil bantal kemudian memukulkannya ke kepala Levi sampai terdengar suara gedebuk pelan. Pria kelam tersebut segera membukakan mata begitu merasakan kepalanya dihantam sesuatu. Saat penglihatannya belum fokus, Levi sempat heran karena suasana kamar yang ia lihat bukanlah suasana kamar miliknya.

"Kak.. Bangun!"

Tubuhnya terasa bergoyang, dengan hembusan nafas kasar Levi menoleh ke samping dan mendapati adiknya sedang terduduk disana.

"Apa yang kau--"

"Sshhh...." Petra segera membungkam mulut Levi, "jangan keras-keras nanti ibu dengar.." Lalu Petra melepaskan tangannya.

"Hah?"

"Sebaiknya kakak cepat keluar dari kamarku karena ibu sudah ada di depan."

Awalnya Levi tidak mengerti, namun sepersekian detik setelahnya pupil mata itu melebar sempurna. Ditambah pacuan cepat dari jantungnya yang tidak normal.

My Cutie SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang