[29] 21+...

17.4K 211 14
                                    

Explicit.
Mature.
Lemon.
🚫

***

Senyum manis tak pernah mengendur dari bibir peach nya. Rangkaian bunga berwarna-warni dengan kain transparan kepalanya seolah menambah kesan bahwa dia memang seorang pengantin wanita saat ini, berjalan menuju calon suaminya yang berdiri di depan altar.

Pernikahan Levi bersama adiknya dilaksanakan di aula besar dengan dominan warna putih sebagai nuansa nya. Kali ini Levi benar-benar menepati janji tersebut, yakni dengan menjadikan Petra sebagai istrinya. Dengan begitu maka Levi bisa membuktikan bahwa ia bisa bertanggung jawab atas kehamilan Petra yang di akibatkan olehnya.

Petra berjalan dengan anggunnya menuju altar, balutan gaun putih panjang dengan hiasan bunga kecil berwarna senada terlihat elegan dan cantik dikenakan gadis yang sejak awal sudah berubah marga menjadi Ackerman, seperti Levi.

Tak kalah dengan Petra, Levi berbalut jas tuxedo putih tampak sangat mempesona. Untuk kali ini, pertama kalinya, para rekan-rekan kerja Levi dan sahabatnya melihat pria yang identik dengan wajah ketus dan dingin itu tersenyum bahagia menyambut tangan gadis yang sudah ada di sampingnya.

Keduanya saling bertatapan sesaat sebelum menghadap pendeta yang akan menikahkan mereka. Pasangan adik-kakak itu tak lama kemudian akan menjadi sepasang suami istri.

Janji suci telah terucap dengan lancar. Saatnya sesi yang paling Levi tunggu sejak tadi.

"Silahkan mencium pasanganmu." ucap sang pendeta.

Jantung Petra mendadak berdegup kencang. Pasalnya, ciuman mereka tentu akan ditonton banyak orang termasuk ibunya. Netra caramel Petra sempat melirik sekilas menuju kursi tempat Kuchel berada. Pandangan mereka sempat bertemu sejenak, akan tetapi Kuchel segera mengalihkannya ke arah lain tanpa setitikpun ekspresi.

Petra menghembuskan nafas pelan,

Ia sedih.

Tanpa menunggu lagi, Levi menyingkirkan kain transparan yang sedikit menghalangi wajah cantik Petra.

"Kau sangat cantik dalam balutan gaun pengantin ini."

Levi memajukan badannya, meraih pinggang Petra agar mendekat juga. Ciuman pernikahan pun terjadi. Lumatan lembut menenangkan keduanya. Levi memberikan ciuman yang begitu hangat dan lembut, dengan sedikit gigitan kecil pada bibir bawah.

Di balik semua kebahagiaan yang mungkin sedang menyambut keluarga Ackerman, nampak dua orang laki-laki menatap dengan perasaan sebaliknya. Mereka tampaknya tidak suka kepada pernikahan yang tengah berlangsung tersebut.

"Menjijikan." gerutunya. "Si cabul sialan itu berhasil menikahi adiknya? Apakah fisik menjadi alasan tertentu?"

Pria berjanggut tersebut melirik pemuda di sampingnya yang merupakan adik tirinya.

"Kau kenapa? Jangan-jangan kau menyukai bocah itu juga?" pria itu menyeringai kecil, "apa aku benar, Eren?"

"Tutup mulutmu! tidak ada yang mengundangmu kesini, jadi pergilah." jawab Eren ketus.

"Tolong katakan padaku bahwa semua ini mimpi!" ucap seorang gadis di sebelah Eren yang tiba-tiba bersuara setelah sekian lama membisu.

"Tidak, Mikasa. Kau tidak sedang bermimpi, perempuan yang ada di altar itu benar Petra. Dia menikah dengan kakaknya sendiri." Eren menjawab dengan malas.

"Kenapa, Eren?" Mikasa terlihat terheran-heran. "Kenapa semua jadi begini? Aku sangat tidak menyangka... Aku merasa hampir mati saat mengetahui Petra hamil."

My Cutie SisterWhere stories live. Discover now