[19] making love with my sister (21+)

25.3K 305 14
                                    

7:18 pm
C

afe BrewBee.


"Aku sungguh tidak percaya ini!!" gertak seorang wanita berkacamata sambil menggebrak meja cafe. Membuat para pengunjung lain yang ada disana sontak menoleh kearahnya.

"Jangan berisik, kau bisa membuat pengunjung lain tidak nyaman."

Wanita berkacamata itu membenamkan wajahnya di atas meja dan menangis terisak disana. "Aku sungguh tidak menyangka, Erwin.. Tidak menyangka.."

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Hanji." Wajah Erwin terlihat kesal, "kau mengajaku pergi ke cafe untuk melihatmu berteriak-teriak tidak jelas begini?"

Hanji mendongak, memperlihatkan tumpahan air matanya yang membahasi pipi. "Kau tidak akan mengerti, Erwin."

Erwin mendengus kesal. "Ya.. Aku memang tidak mengerti karena bukan aku yang mengalaminya. Aku juga tidak akan mengerti jika kau tidak menceritakan apa masalahnya."

"Aku akan menikah."

"HAH?!" Erwin kaget setengah mati sampai berdiri dari kursinya. Dan hal itu membuat para pengunjung cafe kehilangan kesabaran.

"Hei, brengsek! Diamlah!!"

"Ahahaha maaf.. Maaf.. Maafkan aku.." ucap Erwin sambil mengangkat kedua tangan. Lalu kembali lagi menuju Hanji. "Katakan sekali lagi kalau aku tidak salah dengar."

"Aku akan menikah." kata Hanji serius. Menandakan kalau ia sedang tidak bercanda. Meskipun matanya masih berair.

"Ahahahah..." Erwin tertawa. "Holy shit.. Orang yang katanya tidak akan menikah seumur hidup sekarang malah akan menikah.. Haha lucu sekali.. Tapi tunggu dulu," Erwin menghentikan tawanya, "bukannya itu bagus? Tapi kenapa kau malah menangis?"

"Karena aku tidak ingin menikah!" jawab Hanji setengah berteriak.

"Hah? A-apa? Hahahah..." Erwin kembali tertawa. "Kalau kau tidak ingin menikah kenapa bilang padaku kau akan menikah?"

"Serius. Aku melakukan ini karena kasihan melihat Moblit. Waktu itu dia datang ke rumahku dan mengajakku menikah secara tiba-tiba. Sebenarnya aku tidak mau karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menikah seumur hidup."

"Kau tidak boleh begitu," Erwin memegang sebelah pundak Hanji. "Pernikahan adalah janji sehidup-semati. Tidak boleh di sepelekan sama sekali."

"Aku tahu. Aku juga kaget dan bingung saat itu. Dan sampai sekarang pun sama. Jika aku menolak, aku tidak tega melihat wajah sedihnya. Tapi aku juga tidak mau menerimanya. Karena aku tidak mau menikah! Biarkan aku sendirian seumur hidup tanpa anak dan suami. Aku sudah mendedikasikan hidupku hanya untuk pekerjaanku. Dan jika aku tua nanti, aku akan menempatkan diriku di panti jompo. Biar para perawat tersebut mengurusiku.."

Erwin mengangguk kecil. "Oke.. Tapi sebelum itu, apa kau sudah membicarakan ini bersama Moblit?"

"Hah?"

"Mengenai keinginanmu. Bahwa kau tidak mau menikah seumur hidup.."

"Sudah. Tapi.." Hanji menyeka air matanya. "Lagi-lagi aku tidak tega melihat Moblit bersedih. Bagaimana juga Moblit sudah setia menemaniku selama ini. Dia adalah satu-satunya lelaki yang menerimaku apa adanya. Disaat orang lain mengejekku aneh, gila, kelamin ganda, tapi Moblit tetap ada untukku dan tak menghiraukan hinaan-hinaan itu."

"Kau sudah memberitahu Levi tentang ini?"

"Apa?"

"Levi. Kau sudah memberitahunya? Siapa tahu dia punya saran untukmu"

My Cutie SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang