[30] my little wife

6.2K 203 18
                                    

Burung merpati berebut untuk mendapat jatah roti yang sengaja disebarkan oleh seseorang bermata caramel yang tengah menunggu suaminya. Ya tak lain lagi, seseorang itu adalah Petra. Ia menunggu Levi yang beberapa menit lalu masuk ke kamar mandi membersihkan diri. Tak ingin bosan, Petra keluar dan duduk di kursi panjang dekat mansion. Rencananya mereka akan kembali kerumah esok hari, namun Petra merasa enggan. Ia belum berani menatap kembali netra ibunya. Masih terdapat sedikit rasa takut dalam benaknya jika pergi kesana.

Petra dengan sabar menunggu sosok Levi muncul di hadapannya. Sesekali ia melirik langit yang terlampau biru diatas sana. Dan diam-diam memikirkan tentang ketakutan yang pernah menghantui selama ini, dalam hati dirinya ia ingin menghilangkan semua tentang ketakutan tersebut. Namun sayangnya tidak mudah. 

Saat ingat kembali bagaimana kehidupan Petra sebelum ini, Petra selalu mengigit bibir bawahnya, begitulah caranya menahan emosi. Ketakutan Petra datang dan pergi tanpa diundang. Menyesatkan pikirannya, juga kepercayaannya yang teramat besar pada Levi. Petra ingat dengan ucapan Eren ketika mereka berdua bertemu di bawah pohon kala itu, 'bagaimana jika suatu saat nanti dia tiba-tiba meninggalkanmu?'

Petra mengepalkan tangan erat-erat, Ingin sekali dirinya menanyakan hal ini pada Levi. Tapi Petra tahu apa yang akan Levi lakukan setelah mendengarnya. Pasti pria itu akan menjawab tidak akan dan semua akan baik-baik saja. Untuk itu Petra tetap bungkam untuk saat ini.

Cahaya mentari di atas kepala wanita itu bukan membuatnya terlihat berkeringat, namun sebaliknya, wajah Petra terlihat lebih bersinar. Membuat seseorang yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk takjub bukan main. Untuk kesekian kalinya memuji Tuhan yang telah menciptakan makhluk seindah ini. Diam-diam orang itu tersenyum hangat, dan kembali melanjutkan langkahnya mendekati Petra.

Mengapa dulu aku bisa bersikap kasar kepada bocah secantik ini

"Apa aku terlalu lama?"

Petra menoleh menuju asal suara. Kemudian tersenyum dan menggelengkan kepala, tampak manis.

Levi duduk di samping istri kecilnya, ia mengelus pucuk kepala Petra. Hal yang sangat ia sukai- ya selain menciummi setiap inci tubuhnya.

"Ayo kita pergi." ucap Levi singkat setelah memakaikan jaket hangat kepada tubuh mungil istrinya.

"Ke-kemana?" tanya Petra yang berhasil membuat Levi ingin sekali mencium bibi peach ranum itu. Dia begitu menggemaskan jika mulai menatapnya dengan polos seperti tadi. Bisa-bisa Levi jadi gila karenanya.

"Kita akan pergi ke dokter kandungan. Perutmu perlu diperiksa."

Petra menurut langsung dengan menganggukkan kepalanya mantap. Gadis itu berdiri perlahan dari kursi tempatnya duduk. Membalas uluran tangan Levi.

"Baik, ayo."

Hari ini Petra sangat bahagia. Kakaknya tidak lagi jahat kepadanya seperti dulu. Levi benar-benar telah berubah menjadi lembut. Bahkan saat Petra memeluk tangan gagah Levi dengan manja pria itu tak sedikitpun marah dengan sikapnya.

Petra mendekatkan wajahnya pada permukaan baju Levi yang terasa lembut dan wangi. Pipinya bersemu merah dan ia tersenyum manis. Lalu mendongakkan sedikit kepalanya ke atas menuju wajah rupawan Levi, suaminya memang tampan dan Petra tidak ingin jauh-jauh dari Levi.

Keduanya kini sudah duduk di ruang tunggu rumah sakit menunggu giliran Petra untuk diperiksa. Untungnya tak perlu waktu lama hingga seorang perawat datang menghampiri tempat duduk Levi.

"Dokter Anna sudah menunggu anda di ruang kerjanya."

Levi mengangguk dan kembali berdiri tegak.

"Ayo." Levi kemudian menarik lengan Petra agar ikut berdiri.

My Cutie SisterWhere stories live. Discover now