[20] what's wrong with Petra?

10K 244 20
                                    

Masih di malam yang sama.. Anka berjalan pelan di sebelah Kuchel sambil menenteng beberapa tas berisi belanjaan dan makanan pesanan Petra. Kedua wanita itu berjalan menyusuri gelapnya malam pada saat itu. Dari kejauhan memang terlihat biasa-biasa saja, namun sebenarnya tidak untuk Anka. Wanita itu terus melirik Kuchel melalui sudut matanya, usulan Kuchel untuk pergi keluar meninggalkan Levi dan Petra dirumah seperti bukan ide bagus bagi Anka. Meskipun ia tahu ada Frieda disana, namun tetap saja hati Anka terus merasa tak enak.

"Tidak apa-apa kan? Meninggalkan mereka berdua dirumah?" akhirnya Anka bertanya setelah beberapa menit berdiam diri.

"Maksudmu?"

"Ahahaha.." ia tertawa kecil, "ini memang bukan urusanku, tapi bagaimana ya.. Hatiku terus merasa tidak enak sejak awal saat kau memutuskan untuk meninggalkan Levi dan Petra dirumah. Tapi tolong jangan salah paham dulu.. Aku takut mereka.. Hmm.. Aku--"

"Anka, kau pikir Levi pria cabul?"

"Hei..hei.. Bukan itu maksudku.." Anka mengangkat kedua tangannya, "Aku kan belum mengatakan apa-apa."

"Aku paham maksudmu. Kau pasti khawatir mereka berbuat sesuatu yang tidak-tidak kan? Mengingat mereka bukan anak kecil lagi apalagi di usia Levi yang sudah menginjak 32 tahun. Usia yang sudah sangat dewasa. Tapi kau tak perlu khawatir dan jangan pernah berpikiran seperti itu lagi. Aku yakin anakku bukanlah orang cabul. Buang jauh-jauh pikiran busukmu tentang Levi."

"Maaf.." Anka menunduk karena rasa bersalah, "maaf aku terlalu berlebihan. Aku sama sekali tidak ada maksud untuk menjelekkan Levi. Kau tahu sendiri kan bahwa aku juga punya anak perempuan, rasanya aku akan khawatir jika membiarkan dia berdua dirumah bersama seorang pria dewasa."

"Mereka tidak berdua." Kata Kuchel melirik Anka. Anka bengong, tidak paham maksud sahabatnya. Menyadari itu, Kuchel menghela nafas berat. Otak Anka memang selalu loading dalam hal apapun.

"Ya ampun.. Kau lupa pada wanita yang kau bawa sendiri?"

Anka terdiam sesaat, lalu setelah itu ia tertawa sambil menepuk-nepuk dahinya. Merasa bodoh sendiri.

"Astagaaa... Karena terlalu memikirkan hal yang tak seharusnya ku pikirkan, aku sampai lupa pada Frieda."

Kuchel menggeleng pelan. "Kau tidak perlu sebegitunya, Anka. Kau juga tidak perlu khawatir karena setelah pertemuan ini aku akan menikahkan mereka."

"APA?!" Anka kaget mendengar ucapan Kuchel. "Mereka kan baru bertemu.. Bagaimana bisa?!"

"Mungkin tinggal beberapa pertemuan lagi sampai mereka benar-benar mengenal satu sama lain. Jika itu terjadi maka aku tak akan ragu untuk segera mempersatukan mereka."

Anka memandang punggung mungil Kuchel dari belakang. Punggung rapuh seorang wanita setengah baya yang tak lagi muda. Anka tahu perjuangan Kuchel membesarkan Levi seorang diri semenjak ia diperlakukan tidak baik oleh suaminya dulu. Anka paham jika Kuchel ingin segera menikahkan Levi. Karena Kuchel ingin melihat Levi, si putra tunggalnya itu bahagia. Meski terdengar ada sedikit paksaan, namun setidaknya Kuchel bisa melihat Levi menggandeng seorang istri sebelum ia pergi meninggalkan dunia. Levi bersama istrinya, kemudian anaknya yang akan menjadi cucunya nanti.

Dalam diam Kuchel tersenyum tipis. Membayangkan seperti apa rasanya menimang cucu. Laki-laki ataupun perempuan itu tidak jadi masalah. Yang pasti, Kuchel ingin malaikat-malaikat kecil itu hadir menjadi pelengkap hidupnya. Bermain bersamanya pada sore hari dan menemaninya dalam sisa-sisa hidupnya.

Keinginan yang sederhana namun cukup sulit.

***

Dua minggu setelah kedatangan Frieda dan setelah kejadian dimana kakaknya 'memperkosa' nya, Petra tetap pergi ke sekolah seperti biasa. Bersama Eren sahabatnya, laki-laki itu sudah masuk kembali. Membuat gadis mungil itu tak merasakan kesepian lagi. Sebenarnya tak ada Eren pun ada Farlan yang menemaninya, tapi tetap saja hanya Eren sahabatnya. Farlan itu orangnya terlalu serius dan jarang bercanda. Membuat Petra merasa sedikit canggung jika bersama Farlan.

My Cutie SisterWhere stories live. Discover now