3. Paket Misterius

8.6K 937 16
                                    

Kalau suka ceritanya, jangan lupa vote di tiap bab ya! Klik bintang di pojok kanan atas (komputer) atau pojok kiri bawah (hape). Terima kasih, selamat membaca!

***


"Ini kalau dimasak jadi rawon, hanya cukup untuk sekali masak!" celetuk Fiona, saat melihat jumlah biji kluwek yang hanya empat di tangannya.

Satu hal yang sama di keluarga Fiona adalah mereka hobi makan rawon. Masakan sup daging berkuah hitam itu memang menjadi kegemaran masyarakat asal Jawa Timur. Bahkan di desanya dulu, kedua orang tua Fiona memiliki sepetak tanah kecil yang ditumbuhi pohon kluwek. Sesekali, mereka memunguti buah kluwek yang telah jatuh ke tanah dan mengolah bijinya agar bisa dijual ke pasar. Biji kluwek adalah bumbu masak utama rawon yang menyebabkan kuahnya berwarna hitam. Aromanya sedap dan dapat menambah selera makan.

Sudah lama, Fiona tidak makan rawon. Melihat biji kluwek di hadapannya, ia jadi membayangkan masakan tersebut. Fiona tidak terlalu pandai mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi kalau masak rawon, ia patut mendapat pujian. Neneknya bahkan sering memuji kelihaian Fiona yang satu itu.

Fiona tidak menaruh curiga apa pun lagi pada si paket misterius. Ia hanya berasumsi kalau neneknya yang memesan untuknya. Segera gadis itu membuka kulkas dan mengeluarkan daging sapi, taoge, dan bumbu-bumbu lain yang diperlukan untuk memasak rawon. Tak lupa pula, Fiona membelah biji kluwek tadi dan mengambil gumpalan hitam di dalamnya, untuk dicampurkan bersama bahan-bahan lain.

"Selesai!" Satu senyuman kecil mengembang di wajah Fiona, setelah seminggu lamanya tak ada yang bisa membuat gadis itu tersenyum. Fiona mengambil semangkuk rawon hangat dari atas panci dan sepiring nasi, lalu duduk berlesehan di depan meja bundar dan makan di atasnya.

"Eyang, Ayah, Ibu ... Fiona makan dulu, ya ... Selamat makan ... ." Fiona meneteskan air mata, seraya menyuap sesendok rawon di tangannya. Enak, sangat enak. Namun, tidak ada lagi yang memujinya seperti dulu.

Fiona menyeka air mata di pipi, berusaha menghindari perasaan sedihnya. Ia tahu tidak boleh berlarut-larut dalam duka, tetapi kadang air matanya sulit dihentikan. Gadis itu memikirkan cara lain untuk mengalihkan perhatian. Ia membuka aplikasi baca komik daring di smartphone, lalu mencari webtoon terakhir yang dia baca.

Fiona begitu asyik membaca webtoon sembari makan rawon, sampai suapan terakhir tanpa ia sadari. Gadis itu langsung membereskan piring kotor bekasnya, dan membawanya ke wastafel dapur. Namun, baru saja ia bangkit dari duduk, kepalanya terasa berdenyut-denyut. Seolah sedang dihantam sampai rasanya pusing sekali. Seluruh ruangan tampak berputar di mata Fiona.

Tak lama, tubuh Fiona oleng karena tak bisa ditahan lagi. Gadis itu meringkuk kesakitan sembari memegangi kepala. Fiona tak tahu, bahwa itu adalah hari terakhirnya, bukan hanya di kantornya saja, melainkan juga di dunia tersebut.

***

Kembali ke masa kini.

"Aduh!" Rasa sakit di pangkal paha menyadarkan Fiona dari lamunan. Ia tadi tengah berusaha mengingat-ingat apa saja yang telah dilakukan sebelum pingsan. Namun, perih yang gadis itu rasakan membuatnya meringis. Perihnya baru terasa, setelah Fiona tak sengaja menggerakkan kedua kaki yang berada di bawah selimut.

Gadis itu menyelipkan telunjuk kanannya, hendak meraba bagian kulit di antara paha di bawah selimut. Terasa lengket di area kulit labia mayor-nya, yang kalau disentuh jadi perih seperti terluka terkena gesekan kasar, seolah baru saja digunakan paksa.

"Nduk ... kowe nek kerjo sing ati-ati, ya! Ati-ati karo wong lanang!" (Nak, kamu kalau kerja yang hati-hati, ya! Hati-hati sama kaum lelaki!)

Fiona terkenang akan ucapan mendiang sang nenek bertahun-tahun lalu, ketika dulu ia mulai bekerja di kota besar. Neneknya juga menasihati agar tidak melakukan tindakan yang terlalu jauh sebelum menikah.

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang