37. Surat Kontrak

4.8K 655 12
                                    

"Saya ... dipecat ... ," ucap Seri terbata-bata. Air mata hampir banjir dari pelupuknya. Ia tak tahu salahnya di mana. 

Setiap hari, Seri selalu bersemangat dalam bekerja. Kelihaiannya dalam memasak pun tak diragukan lagi. Ia mencintai kedai ini begitu juga dengan masakan rawon. Seri senang melayani para pengunjung, ketimbang hanya masak di dapur kastel. Akan tetapi, majikannya baru saja memecatnya sebagai pelayan. Itu berarti dia juga tidak bisa berada di kedai ini lagi.

Fiona menghampiri Seri dan memeluknya. Kedua matanya langsung melotot ke arah Lucas. "Apa yang Tuan lakukan! Apa kesalahan Seri sampai Anda memecatnya!"

"Hah? Kalian salah paham!" seru Lucas seraya mengibas tangannya panik. "Aku memecatnya sebagai pelayan kastel, agar dia bisa bekerja sepenuhnya sebagai karyawan kedai ini!"

"Oh?" Seri mendongakkan kepala memandang Lucas, seraya menyeka air mata yang masih ada di pipinya.

"Kalau statusmu masih pelayan Foxton, itu artinya upahmu berasal dari sana. Aku ingin kau dan Fiona bekerja dan mendapatkan penghasilan seutuhnya dari kedai," terang Lucas panjang lebar.

Seri membekap mulutnya tak percaya. "Itu berarti aku ... bukan pelayan lagi? Bukan warga kelas bawah lagi ...?"

Di Kerajaan Navarre, pelayan termasuk warga kelas bawah, bersamaan dengan petani dan buruh. Sedangkan kelas menengah adalah orang-orang yang memiliki profesi sebagai pendeta, pedagang, prajurit, atau staf yang bekerja di kota. Mengetahui dirinya baru saja naik kasta, ia menumpahkan rasa syukurnya dan menangis terharu.

Tubuh Seri sekali lagi dipeluk oleh Fiona. "Selamat, ya."

"Ah, kalau begitu, aku tidak bisa tinggal di asrama lagi?" tanya Seri memastikan.

Lucas mengangguk. "Nanti akan kusiapkan rumah dengan harga sewa murah di distrik pemukiman menengah."

"Fiona akan tinggal bersamaku, kan?"

"Iya, Fiona juga akan jadi karyawan tetap, tapi kalian tidak akan bekerja di tempat yang sama lagi," jawab Lucas. Kedua mata merahnya menatap lekat pada Fiona yang kebingungan. "Maksud Anda, Tuan?"

"Kau akan ikut denganku mendirikan cabang di distrik elite. Untuk cabang yang ini akan diurus dengan Grotto sebagai pemilik, dan Seri sebagai manajernya. Bagaimana, Pak?"

Lucas menoleh pada Grotto, yang langsing disambut anggukan antusias. "Ide bagus, Tuan!"

"Baiklah, sekarang semuanya kembali bekerja. Nanti akan kupanggil satu per satu ke ruang kerja untuk menandatangani kontrak yang baru." Lucas menutup arahan pagi itu, dan semua orang segera kembali ke pos masing-masing.

Kedai hari itu dibuka, bersiap untuk melayani para pengunjung yang sudah mengantre sejak lima belas menit sebelum jam beroperasi. Setiap hari memang ramai seperti itu. Grotto sibuk memasak di dapur, sementara Seri mencatat pesanan pelanggan.

Fiona sendiri berjaga di sekitar bar minuman dan kasir. Belum ada yang membayar, jadi dia belum sibuk apa pun. Gadis itu pun melamun, memikirkan perkataan Lucas tadi.

Apa yang tadi itu juga berarti, kalau aku bukan budaknya lagi? Apa aku sudah bisa selamat dari takdir kematian di "Lady Renata"?

Selagi Fiona sibuk bertanya-tanya dalam hati, Lucas tiba-tiba memanggilnya.

"Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu terlebih dahulu," ucap lelaki itu, lalu mengajak Fiona ke sebuah ruangan kecil.

Ruangan ini adalah milik Grotto, sebelum kedainya didatangi oleh Lucas dan Fiona. Kamar seukuran tiga kali tiga meter ini dahulu dipakai beliau untuk beristirahat dan tidur siang bila sedang tak ada pengunjung. Sering kali Grotto menginap di sini seusai bar malamnya tutup, seperti waktu itu, ketika pertama kali bertemu Lucas dan Fiona.

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Where stories live. Discover now