41. Tantangan

4.5K 694 28
                                    

"Kau sudah mendengar kabar dari pencanang, kalau Lucas Foxton tertipu oleh seseorang?"

"Putra Duke yang gemuk itu? Ah, aku pernah melihatnya sekali. Benar-benar seperti bola!"

Sepintas, Renata teringat akan obrolan teman-temannya saat jamuan minum teh. Kata mereka, Lucas itu gemuk. Lemaknya akan terlihat menyembul keluar dari perut dan bawah dagu. Yang Renata lihat saat ini, jangankan lemak, kedua lengan atas Lucas justru menampilkan otot biseps dari balik kemeja yang dikenakannya.

Tak seperti ayah dan adiknya, Lucas tidak begitu betah berpakaian jas lama-lama, semenjak bekerja di kedai. Ia menyampirkan jasnya di lengan kiri. Lalu, tangan kanannya menjabat Alex.

"Wah, saya seperti melihat kembaran Tuan Duke Alfred yang masih muda," sambut Alex. Lucas membalas sambil tersenyum. "Salam hormat."

Renata yang berdiri di sebelah Alex akhirnya bertemu pandang dengan Lucas. Gadis itu mengulurkan tangan, menunjukkan punggung tangannya. Ia mengira, kalau Lucas akan bertindak sama seperti Linden.

Namun, gadis itu rupanya salah. Lucas hanya tersenyum seraya mengucap, "Salam hormat, Lady Renata." Selanjutnya, Lucas menjabat tangannya secara biasa, seperti ia melakukannya pada Alex tadi.

"Sa-salam hormat," balas Renata.

Alex menyadari adanya kecanggungan di antara mereka berdua. Ia berinisiatif untuk mengubah topik pembicaraan. "Ayo, semuanya, silakan masuk. Kami sudah menyiapkan kamar-kamar terbaik untuk Anda di kastel ini."

Alex berjalan bersisian dengan Alfred, sementara di belakangnya Vedia menemani sang Duchess. Linden dan Lucas mengekor di belakang. Keduanya mengedarkan pandangan ke sekeliling. Renata membuntuti di belakang Lucas bersama kepala pelayan Basset. Ia sengaja berjalan di belakang agar bisa memperhatikan putra sulung Foxton lebih dekat.

***

"Semua masakan di sini lezat sekali!" seru Sofia. Saat ini, seluruh keluarga Foxton dan Basset sedang menikmati makan malam yang disajikan di kastel Dunhill. Para pelayan berlalu lalang di balik kursi-kursi yang diduduki oleh para anggota keluarga majikan beserta tamu mereka.

Alex Basset menduduki kursi utama yang terletak di ujung meja. Di sebelah kanan pemuda tersebut ada ibunya, lalu Renata. Berseberangan dengan Countess Vedia ada Duke Alfred. Di sebelah kiri beliau berderet kedua putra dan istrinya, yakni Lucas, Linden, dan Sofia.

Koki yang berdiri di sudut ruangan menundukkan kepala sebagai ungkapan terima kasih. Reputasinya bertahun-tahun dipertaruhkan malam ini. Saat berhasil, bukan hanya sang koki, Alex pun turut gembira mendengarnya karena tak mengecewakan sang Duke.

"Koki kami memanglah yang terbaik, didatangkan langsung dari Benua Selatan!" seru Alex. Semua yang ada di sana memandang takjub, terkecuali Lucas dan Linden.

Renata yang duduk tepat berseberangan dengan Lucas mencuri-curi pandang. Gadis itu ingin memastikan, kalau yang ada di hadapannya saat ini benar Lucas yang dirumorkan itu.

Renata tadinya berpikir kalau Lucas akan makan rakus dan tidak sesuai etika meja makan. Kenyataannya ia salah. Lucas makan dengan baik dan normal seperti dirinya dan keluarga yang lain.

Lucas tidak banyak bicara dan hanya fokus pada makanan. Sesekali ia mengambil lauk di tengah meja. Obrolan dikuasai oleh Alex dan Alfred. Sesekali para nyonya turut serta.

Kedua putra Foxton tampak diam saja. Selesai makan, Lucas menyambut hidangan pencuci mulut yang ditawarkan seorang pelayan. Sementara itu, Linden hanya mengaduk-aduk makanan di hadapannya sedari tadi. Apa yang pemuda itu lakukan tertangkap mata oleh Vedia.

"Nak Linden, apakah makanan kami tidak cocok di lidahmu?" tanya sang nyonya rumah.

Linden tersadar dari lamunannya dan mengalihkan pandangan pada Vedia. "Oh, bukan, ini enak sekali."

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Where stories live. Discover now