32. Iklan Bergambar

4.6K 681 3
                                    

Seperti namanya, iklan bergambar adalah iklan yang ditambahkan gambar. Di bumi, iklan bergambar telah muncul sejak jaman Mesir dan China kuno, sebelum Masehi. Bentuknya masih sederhana, yakni plakat tembaga yang diukir. Lalu, iklan kertas bergambar muncul di sekitar abad pertengahan.

Kerajaan Navarre ini memiliki setting lokasi yang mirip dengan abad pertengahan. Namun, sepanjang Fiona kemarin berjalan-jalan dengan Seri di kota, dan juga sewaktu ia mencari tempat berjualan yang murah bersama Lucas, gadis itu tidak menemukan iklan bergambar satu pun.

Di dunia yang baru ini, Fiona melihat kalau para pedagang memasarkan produk mereka melalui pencanang. Jadi, prosedurnya adalah si pedagang menuliskan sesuatu di kertas, lalu membayar pencanang untuk nantinya diteriakkan di alun-alun kota.

Setelah itu, kertas berisi kalimat iklan tersebut akan ditempelkan di sebuah papan pengumuman besar yang ada di tengah kota. Kertas-kertas yang ditempelkan kebanyakan berisi hanya kata-kata saja. Kadang kala memang ada gambar, tetapi tidak banyak, dan gambarnya pun hanya berupa logo papan nama toko si pedagang, supaya calon pembeli dapat langsung menemukannya bila mereka tertarik pada produk yang ditawarkan.

Produk dipasarkan dengan cara seperti itu, karena setengah populasi kerajaan ini masih belum bisa baca tulis. Diteriakkan oleh pencanang agar para warga tak harus membaca tulisan. Namun, kekurangannya adalah, tak semua warga bisa mendengar pencanang saat mereka meneriakkan sebuah iklan. Mereka tidak selamanya berada di dekat pencanang untuk bisa mendengar apa saja yang sedang diiklankan. Bagaimana caranya memasarkan produk pada orang-orang yang sedang berada di rumahnya dan tidak pergi ke alun-alun? 

Karena hal itulah, kali ini Fiona ingin bereksperimen. Dua hari setelah lukisan Liana telah siap, ia bersama Lucas menaiki kereta kuda sewaan untuk pergi ke distrik kerajinan tangan di kota Warwick.

"Untuk apa mencari tukang kayu?" tanya Lucas penasaran, sembari mengecek benda-benda yang ada di atas jok kabin. 

Ada dua lukisan sama, di atas kanvas dengan ukuran berbeda, yakni gambar Linden yang sedang makan rawon. Satu lukisan menggambarkan Linden sampai di bawah dada. Terdapat gambar uang kertas seratus ribu chimpe. Ukuran kanvasnya jauh lebih kecil.

Kanvas yang lainnya cukup besar sampai bisa menggambarkan kursi yang sedang diduduki Linden. Untuk yang satu ini, tidak ada gambar uangnya, melainkan ada tulisan "Kedai Rawon" menggunakan huruf balok berwarna. 

"Untuk apa menggambar lukisan sekecil ini? Dan untuk apa gambar uang ini?" tanya Lucas, menunjuk pada kanvas yang kecil.

"Kita akan mengunjungi pengrajin kayu, dan memintanya membuat stempel berdasarkan gambar ini," jawab Fiona.

"Stempel? Sebesar ini?" Kedua mata Lucas terbelalak. Meski kanvasnya kecil, tapi stempel biasanya hanya seukuran ibu jari. Sedangkan gambar di kanvas ini, bila dijadikan stempel bisa seukuran setengah kertas cetak.

Fiona mengangguk, lalu membentangkan gulungan kanvas kecil. "Aku ingin membuat iklan selebaran."

"Apa itu?"

"Kertas berisi gambar yang menawarkan suatu produk, dan disebarkan ke orang-orang."

Lucas tampak kebingungan. Tentu saja dia bingung, tak pernah ia melihat ada orang membagi-bagikan gambar. Gambar yang pernah ia lihat hanyalah lukisan biasa, bukan sesuatu yang bisa dipakai untuk memasarkan produk.

Sesampainya di pengrajin kayu, tukangnya pun ikut terkejut dengan permintaan pesanan dari Fiona. "Stempelnya besar sekali, Nona!"

"Anda bisa membuatnya, kan?"

Sang pengrajin meneliti gambar yang diberikan oleh Fiona, lalu mengangguk-angguk. "Bisa, tapi lumayan memakan waktu. Paling tidak, satu minggu."

"Baik, tidak masalah!" sahut Fiona. "Oh, satu hal lagi."

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Место, где живут истории. Откройте их для себя