22. Kecantikan Nayesa

5.8K 787 12
                                    

"Apa kau lihat Fiona?" Michael bertanya pada seorang pelayan yang berada di area sumur kastel. 

Gadis pelayan itu menggeleng. "Tadi kulihat, ada di pekarangan tempat para pelayan diberikan arahan pagi."

Ini adalah hari kedua semenjak Michael dan Tibal diam-diam memasarkan rawon kepada teman-temannya yang sesama prajurit dari kediaman lain. Bukan hanya mereka berdua saja, tetapi para prajurit dan pelayan lain dipesankan oleh Fiona dengan misi yang sama:

"Kalau kalian berada di luar kastel, tolong bicarakan rawon pada siapa pun yang kalian temui sesering mungkin, ya! Jangan terlalu gamblang, tetapi pancing minat mereka dengan membahas hal yang lain dulu!"

Begitu kata Fiona beberapa hari lalu, lalu diikuti instruksi yang gadis itu sebut sebagai penawaran tidak langsung. Fiona bahkan memberi contoh dialog yang dapat membantu memuluskan percakapan tentang rawon tersebut.

Baru pertama kali, Michael melihat orang menawarkan barang seperti itu. Yang dia tahu, biasanya seorang pedagang berjualan secara langsung menunjukkan barang dan harganya. Tidak ada metode 'membuat penasaran' seperti yang dilakukan Fiona ini. 

Kemudian, karena sepertinya menyenangkan, Michael pun menjalankan misi tersebut di kala dia senggang. Terbukti, teman-teman Tibal langsung penasaran pada masakan sup daging berkuah hitam ini. Apalagi, setelah Michael menyebut kalau rawon ini dibumbui menggunakan pangium.

Fiona juga berpesan, setelah melakukan 'penawaran tidak langsung' ini, harus segera melapor padanya mengenai jumlah orang-orang yang sekiranya berhasil dibuat penasaran.

"Kalau begitu, ayo kita ke pekarangan!" ajak Tibal yang sedari tadi berdiri di sebelah Michael. Lelaki prajurit itu segera pergi menuju area yang dimaksud.

Sesampainya di tujuan, rupanya telah berkumpul para prajurit lainnya. Tidak hanya itu, para pelayan juga ada di sana. Mereka mengantre ingin memberi laporan pada Fiona. Namun, yang aneh adalah para pria tidak segera kembali pada pekerjaan masing-masing setelah memberi laporan, tetapi malah menunggu di sisi.

"Ada apa ini?" tanya Michael penasaran, sembari mengedarkan pandangan. "Kenapa semua orang berkumpul begini---" 

Kalimat Michael terhenti. Ia menemukan jawabannya. Rupanya, mereka semua sedang mengamati wajah Fiona yang berbeda dari sebelumnya.

***

"Baik, selanjutnya. Ada berapa orang?" tanya Fiona pada pelayan di hadapannya. Ada antrean beberapa orang yang hendak melapor hasil dari misi rahasia mereka. Di tangan Fiona sudah tertulis angka jumlah target pembeli potensial yang telah penasaran pada rawon, dan jenis pekerjaan mereka. 

"Aku berhasil menawarkan pada dua orang, Fiona!" seru si pelayan lelaki. Fiona menyambutnya dengan senyuman. Seketika itu juga, wajah pelayan tersebut langsung merona merah. 

"Ada apa?" tanya gadis itu penasaran. Namun, pria itu malah jadi gugup. "Ti-tidak ada apa-apa!"

Seri menyaksikan itu semua di sebelah Fiona dan mengembuskan napas panjang. Terlebih lagi, ketika Fiona tampak kebingungan dengan apa yang terjadi. 

"Itu karena penampilanmu berbeda hari ini," jelas Seri, saat Fiona akhirnya bertanya.

Gadis itu mengerutkan dahi. "Berbeda?"

Seri mengangguk. "Sepertinya, perlengkapan perawatan tubuh yang kemarin kau beli saat kita jalan-jalan kemarin mulai membuahkan hasil!"

Selain membeli pakaian baru, Fiona juga membeli sabun, minyak rambut dan pelembab bibir. Semua itu bukan berasal dari bahan kimia seperti yang ada di dunia modern, melainkan dari campuran bunga-bunga dan tanaman-tanaman herbal lainnya. Biasanya, hanya para bangsawan atau warga menengah ke atas yang membeli perlengkapan perawatan tubuh seperti ini. 

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang