part 4

45.3K 3.2K 240
                                    


Nachella menyuruh pelayannya untuk keluar, ia tau Merina merasa gelisah ketika mendengar pertengkaran tuannya. Ia tidak mau Merina terus mengkhawatirkan nya.

"Apa Duchess tidak apa saya tinggal?"
Merina sedikit takut karena ia khawatir jika terjadi hal buruk terhadap Nachella. Ditambah lagi Duke Javier itu sangat membenci Nachella, dia takut Duke Javier akan melukai Duchess Nachella.

"Aku baik-baik saja Merina, kau keluarlah. Ini masalahku, akan ku selesaikan sendiri."-jawab Nachella.

"Baik Duchess, saya akan keluar"
Merina langsung keluar dari kamar itu. Benar kata Nachella, lebih baik ia pergi daripada ikut campur dalam pertengkaran suami-istri tersebut. Dia tidak ada kepentingan.

Setelah Merina pergi dari hadapan mereka berdua, Nachella kembali melihat ke arah Javier dengan tatapan dingin.

"Pikirkan sesuka mu Javier, aku pun sama tidak perduli nya." - balas Nachella.

"Asal kau tau, jika bukan karena Ikasya, aku tidak sudi menyuruh ksatria ku untuk menolongmu yang jatuh kejurang itu. Jika kau mati, tidak ada penghalang hubunganku dengan Ikasya. Aku sudah berharap kau mati saat itu juga. Tapi kau terbangun sekarang, aku kecewa." ucapnya dingin

"Kalau begitu, sampaikan terimakasih ku kepada kekasihmu itu Javier. Karena dia aku bisa selamat."- kata Nachella yang langsung membuang muka.

Di novel itu disebutkan bahwa Nachella pernah mengancam untuk bunuh diri karena ia tidak mau bercerai dari Javier. Nachella percaya bahwa Javier memiliki perasaan yang sama juga dengan nya, bodohnya Nachella! Sudah jelas-jelas Duke keparat itu membencinya. Sebodoh apa sih Nachella itu? Rela melukai diri sendiri demi suami anjing begitu? Kau mati pun dia tidak perduli Nachella, batin Nurra.

"Tindakan mu itu bodoh Nachella, kau tidak berpikir? Jika kau mati bagaimana? Suami yang tidak mencintaimu ini akan senang hati untuk menikah lagi."

"Hmm.. Lakukan apa yang kau inginkan Javier. Aku sudah tidak perduli." - ucapnya dingin

Yah, Nurra sadari bahwa Nachella itu memang bodoh. Tapi itu Nachella bukan dirinya. Dia tidak sebodoh itu, sekarang Nachella yang bodoh itu akan dia ubah. Tidak akan menjadi istri yang haus kasih sayang lagi dari suaminya. Tidak masalah ia menempati tubuh seorang antagonis, dia tidak ingin hidup terkekang. Masa bodoh dengan Duke Javier, Nachella sekarang sudah tidak berharap untuk dicintai.

Javier masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Nachella, apa benar ia sudah tidak perlu? Bukankah itu bagus. Tapi tetap saja Javier harus berhati-hati dengan wanita jahat dihadapannya itu.

"Apakah ada kerusakan di otakmu itu? Atau ini hanya akal-akalan kau saja seperti yang ku katakan tadi?"- tanya Duke Javier meyakinkan

"Kurasa otakku bermasalah dulu. sekarang otakku ini normal mungkin karena jatuh dari jurang itu, buktinya sekarang aku sadar bahwa kau suami bajingan! Kenapa aku baru sadarnya sekarang?"

"Bajingan kau bilang? Aku? Kau itu yang tidak tau malu sudah merusak kebahagiaan orang lain."

"Terserah!! Bisakah kau keluar sekarang?!" - Usir Nachella,
Ia sudah muak dengan perdebatan itu.

"Aku juga tidak sudi berlama-lama disini"-jawab Duke Javier yang langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar Nachella.


Javier keluar dari kamar itu dan berpapasan dengan seorang wanita yang tak lain itu adalah kekasihnya, Ikasya.

"Duke, aku merindukan mu. Apa hari ini kita bisa jalan-jalan sebentar?"
Ikasya, kekasih Javier itu bertingkah manis dihadapkan Javier sambil melingkarkan tangannya di lengan Javier. Tingkahnya seperti itulah yang membuat Duke Javier jatuh hati. Ikasya sangat manis dimatanya dan berhati lembut.

"Kau itu lucu sekali, kita kan setiap hari bertemu. Kalau kau merindukan ku datang saja ke ruang kerja ku Ikasya."-jawab Duke.

"aku takut mengganggumu Duke, jadi saya berniat menunggu Duke saja"

"Aku sama sekali tidak terganggu, aku senang saat kau mengatakan kau merindukan ku"

Terlihat sekali mereka pasangan yang sedang dimabuk cinta.

Merina yang masih berada di luar kamar Nachella itupun melihat tingkah dua manusia itu. Seandainya ia memiliki keberanian, ingin rasanya ia membinasakan kedua makhluk itu. Namun, Merina hanyalah seorang pelayan pribadi Duchess Nachella. Jika ia melawan, tentu akan berdampak buruk terhadap Nachella juga. Dia tidak ingin Duchess nya terluka.

"Kulihat Duke baru keluar dari kamar Nachella, apa dia sudah sadar? Bagaimana keadaannya Duke? Dia baik-baik saja kan? Aku ingin melihatnya sebentar saja duke."

"Jangan! Tidak perlu kau melihatnya, aku takut dia berbuat jahat lagi padamu. Nanti kau terluka Ikasya, aku tidak mau itu terjadi."

"Duke, aku hanya kasihan dengan Duchess. Sudah beberapa hari ini ia pingsan. Aku hanya ingin melihat keadaan nya saja. Nachella tidak akan berani melukaiku disaat ada Duke disamping ku."

"Ikasyaaa kau itu jangan terlalu baik dengan nya, dia hampir membuat mu terluka. Biarlah Duchess aku yang hadapi."-ucap Javier dengan tutur kata yang lembut, berbeda sekali saat ia bicara dengan Nachella.

"Baiklah jika itu yang Duke inginkan. aku hanya ingin perlindungan dari Duke. Jujur saja, aku juga takut dengan Nachella, dia selalu berusaha melukaiku. Padahal aku hanya ingin mencoba akrab dengannya, tidak bermaksud apa-apa. Apakah cinta kita ini salah Duke? Aku takut dikatakan sebagai perebut suami orang."

"Siapa yang mengatakan seperti itu? Kau itu bukan perebut. Aku lah yang membawamu kesini. Jangan perdulikan apa kata orang Ikasya, mereka tidak tau bagaimana keadaan rumah tangga ku. Yang terlihat buruk itu belum tentu buruk begitu juga sebaliknya."

"Tetap saja,"- Ikasya yang tertunduk lesu. Terlihat lucu dimana Javier. Rasanya selalu ingin melindungi Ikasya setiap saat.

" Ikasyaa, mari kita buat semua orang yang sudah menggunjing mu itu sadar bahwa kau tidak seburuk yang mereka kira. Disini Nachella lah yang menjadi penghalang cinta kita. Aku tulus terhadap mu. sedangkan Nachella, kami menikah hanya karena perjodohan. Aku tidak pernah mencintainya sedikit pun. Kau tau itu kan?"

Ikasya yang mendengar itupun tersenyum menatap Javier lalu menganggukkan kepala.
Ikasya semakin terlihat imut dimata Javier.

"Dan aku ingin. membuat sadar para orang tua bahwa perjodohan itu tidak benar dilakukan. Itu hanya tindakan egois orang tua. Mereka rela mengorbankan anak mereka demi keegoisan sendiri. Kau tau, disini aku juga korban keegoisan kedua orang tua ku. Tapi aku tidak berani membantah mereka, aku juga menyayangi orang tua ku. Semoga mereka sadar bahwa anaknya tidak bahagia dengan perjodohan ini. Aku hanya ingin kau Ikasya, yang menjadi istriku. Bukan pilihan dari orang tua ku. Aku juga berhak bahagia."

Manis sekali kata-kata Duke itu, hingga membuat Ikasya yang mendengarnya tersipu malu.

"Semoga jalan yang kita ambil ini bukan jalan yang salah Duke, aku juga mencintamu."

"Sudah pasti itu, tidak ada yang berhak memisahkan sepasang manusia yang saling mencintai."


Duke, Ayo Kita Bercerai! Où les histoires vivent. Découvrez maintenant