part 14

31.9K 2.7K 13
                                    


Nachella dan Merina kembali pulang. Mereka sampai disore hari, karena perjalanan yang lumayan jauh. Itu cukup membuat mereka lelah.

Saat berjalan memasuki kediaman itu, Nachella melihat Ikasya keluar dari disana. 'Pasti dia habis berkunjung' pikir Nachella.

Tidak bisakah mereka berselingkuh dibelakangnya saja, kenapa terang-terangan seperti ini? Nachella tidak habis pikir.

Apakah Javier sudah memberitahukan kepada Ikasya bahwa ia akan bercerai dalam waktu dekat? Melihat wajah bahagia Ikasya itu Nachella semakin yakin pasti dia sudah mengetahuinya.

Nachella berjalan melalui Ikasya tanpa mengucapkan apapun. Dia tidak ingin berbicara dengan wanita itu.

"Oh, Duchess! Anda sudah datang? Tadi saya mau menemui anda untuk meminta maaf atas kejadian waktu itu. Apa Duchess masih marah dengan saya?" Tanya Ikasya

Nachella seolah tidak mendengar itu, dia terus bejalan melewati Ikasya yang mencoba berbicara dengan nya.

"Duchess? Kenapa mengabaikan ku? Jika saya ada salah saya minta maaf." Ucapnya menghampiri Nachella

'Apa maksudnya dengan 'jika?' jadi dia tidak menyadari bahwa dia sudah melakukan kesalahan? Kau itu telah merebut suami orang Ikasya, dan itu kesalahan besar.' batin Nachella.

"Jangan mengganggu Duchess! Anda silahkan pergi dari sini!" Ucap Merina dengan penuh penekanan.

"Kenapa kau yang mengusir ku?" Ikasya melawan.

"Anda kenapa sering sekali kesini dan mengganggu Duchess? Jangan bersikap sok akrab! Saya tidak ingin melihat Duchess terus dihukum karena tindakan mu Ikasya!" Ucap Merina dengan penuh percaya diri.

"Berani sekali kau memanggil namaku." Ucap Ikasya dengan mata melotot menatap Merina. Dia mulai marah.

"Yah, aku bahkan bisa meneriaki namamu itu. Jangan datang kesini lagi dan membuat Duchess susah!" Ucap Merina.

"Apa hak mu melarangku untuk datang? Kau pemilik kediaman ini?"

"Kedatangan mu itu selalu membuat kekacauan dan berakhir dengan Duchess yang dihukum oleh Duke. Dan kau datang untuk apa?"

Perdebatan itu semakin menjadi-jadi.

"Aku datang untuk menemui Duke. Aku hanya mengajaknya berjalan-jalan saja. Salahnya dimana?"

"Salahmu karena sudah merebut suami orang. Kau tidak sadar, kalau kau itu murahan?"

"Apa? Dimana sopan santun mu ha! Berani sekali kau mengatakan itu dihadapanku! Orang rendahan sepertimu itu... "

PLAK!

Nachella menampar pipi Ikasya. disaksikan oleh Merina, dan beberapa penjaga yang ada diasana. Mereka yakin, setelah ini pasti Nachella akan diberi hukuman karena sudah menyakiti kekasih Duke Javier.

"Tutup mulutmu Ikasya, berani sekali kau meninggikan suara dihadapanku. Dari tadi aku menunggumu selesai bicara tapi gonggonganmu itu tidak habis-habis kudengar."

Ikasya yang kini terdiam memegang pipinya yang mulai memanas karena tamparan dari Nachella. Matanya mulai memerah dan berkaca-kaca. Ikasya lagi-lagi menangis untuk merasa dikasihani, seolah-olah dia yang tertindas.

'Malas' Nachella muak melihat Ikasya yang sedikit dibentak saja menangis. 'Tidak seru' pikir Nachella.

"Aku tanya padamu Ikasya, kau itu siapa sampai-sampai menyuruh Merina untuk bertindak sopan padamu? Apa posisimu lebih tinggi darinya?" Tanya Nachella

Ikasya tidak berkutik, ia hanya terdiam dan berharap Javier datang untuk membelanya.

"Tidak bisa menjawab? Apa karena kau merasa kau orang yang dicintai Javier makanya kau berani berlaku tidak sopan dihadapanku?" Nachella berucap dengan tenang.

"Duke memang mencintai saya." Jawabnya sambil menahan tangis.

Nachella mendekatkan jaraknya dan menatap mata Ikasya dengan tajam.

"Kau yakin cintanya padamu lebih besar daripada cintamu padanya? Kau bisa membuktikan itu? Apa tidak malu dengan kau  sering berkunjung ke rumah laki-laki yang sudah beristri? Benar kata Merina, kau itu murahan." Ucap Nachella yang tidak mengalihkan pandangannya dari mata Ikasya.

"Apa saya salah dicintai oleh Duke? Dari awal Duke sendiri yang mengatakan dia tidak mencintai anda. Apa salahnya dia mencari cintanya?" Ucap Ikasya yang mulai berani

"Salahnya kami belum resmi bercerai, aku masih berstatus sebagai istrinya. Dan kau hanya selingkuhan. Tidak bisakah kau menunggu kami bercerai? Baru lakukan apa yang kau inginkan setelah itu. Javier masih suami sah saya. Tidak perduli siapa yang dicintainya, dimata hukum kau tetap salah. Jangan menunjukkan kalau kau itu wanita murahan Ikasya."

"Hari sudah Sore, kau pulang lah dan hapus air matamu itu." Merina kembali berucap.

"Merina, ayo kita masuk. Aku sudah lelah." Ucap Nachella

Mereka berjalan masuk dan meninggalkan Ikasya yang masih mematung disana.

Tanpa pengetahuan mereka, Ikasya mengadukan perlakuan yang ia Terima itu kepada Javier tentang Nachella yang menamparnya. Ikasya merasa sakit hati direndahkan seperti itu. Ia tidak terima, dan Javier lah satu-satunya orang yang dapat membelanya.

Seperti biasa, Javier menanggapi itu. Ia terlihat khawatir pada Ikasya yang mengadu sambil menangis padanya.

"Duke, aku tidak bisa diperlakukan seperti ini. Apa salahku yang hanya ingin bersikap baik pada Duchess. Aku hanya ingin akrab padanya. Tidak mungkin setiap melihatnya aku mengabaikannya. Tapi dia selalu merendahkan ku." Ucap Ikasya.

"Kau tenanglah." Ucap Javier.

"Hanya itu yang bisa Duke katakan? Bagaimana aku bisa tenang. Bahkan pelayannya saja merendahkan ku juga." Ikasya masih menangis dihadapan Javier.

"Jadi kau ingin aku melakukan apa?" Tanya Javier.

Ikasya kecewa mendengar Javier bertanya seperti itu. Kali ini Javier tidak benar-benar membantunya. Tidak seperti sebelumnya, Nachella selalu mendapat hukuman karena menyakitinya. Ikasya merasa ada perubahan dari sikap Javier.

"Kau pulanglah Ikasya, biar aku yang bicara pada Nachella. Aku janji, dia tidak akan berani lagi bersikap seperti itu padamu."

Ikasya tidak bisa berbuat apa-apa. Memutuskan untuk pergi dari tempat itu dan kembali pulang kerumah. Tidak mungkin dia terang-terangan menyuruh Javier untuk menghukum Nachella seperti yang sudah-sudah. Cukup Javier mengetahui sikap istrinya itu padanya, Ikasya merasa cukup. Setelah ini Ikasya yakin, Javier pasti memarahi Nachella.

________________

Setelah kepergian Ikasya, Javier mencoba untuk menenangkan dirinya. Hari ini sangat membuatnya prustasi. Dari Nachella yang memberikan surat cerai, Ikasya yang menangis padanya karena perlakuan Nachella. Javier tidak yakin untuk menghukum Nachella kali ini. Dia tidak tau siapa yang benar diantara Nachella atau Ikasya. Dia tau Nachella itu jahat, selalu mencoba mencelakai kekasihnya. Tapi kali ini Javier ada rasa tidak tega jika harus menghukum Nachella.

Bagaimana jika Nachella melawan? Mengingat kejadian yang terjadi pada Mark semakin membuatnya ngeri, Nachella bahkan membuatnya pingsan dengan hidung berdarah seperti itu, apalagi sekarang Nachella mulai membangkang. Nachella berani melawan Javier sekarang, tidak seperti biasanya.

Javier bingung, seperti apa caranya menghadapi Nachella untuk saat ini. Dilihat, istrinya itu tidak ada takut-takutnya lagi padanya.

Bagaimana pun, dia harus membicarakan ini pada Nachella nanti. Dia tidak berniat menghukum Nachella, hanya ingin berbicara saja.

Duke, Ayo Kita Bercerai! Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz