part 38

12.6K 984 16
                                    

Di kediamannya, Nachella tentu masih berduka atas kepergian Merina. Walaupun belum cukup lama ia mengenal Merina, ia begitu merasa kehilangan.

Ditambah hanya Merina lah yang tahu kebeneran bahwa dia bukan Nachella yang asli. Sudah tidak ada tempat untuknya membagi rahasia atau sekedar berkeluh kesah sekarang.

Ditengah lamunannya, Nachella dikagetkan dengan suara ketukan dari luar kamarnya.

Nachella dengan malas-malasan berjalan untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintu kamarnya. 

Setelah tahu itu Jackson, ia langsung menutup pintu kembali dengan sedikit keras.

"Kasar sekali!" Jackson kaget dengan suara batingan pintu itu.

"Pergilah!" jawab Nachella dari dalam.

"Buka dulu pintunya." Jackson masih saja Mengedor-gedor pintu kamar Nachella.

"Hentikan! Jangan menggangguku!"

Bukannya berhenti, Jackson malah semakin gila membuat suara gaduh di luar.

"Masih tidak ingin keluar?"

"Aku lelah, kau pegilah."

"Lelah bagaimana? Kau lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat dan bermalas-malasan." Jackson masih setia menunggu kakaknya di luar kamar walaupun sudah tidak ada jawaban.

"Kak, aku tahu kau sedih atas kejadian yang menimpa Merina, tapi kau tidak harus berlarut-larut dalam hal itu."

Masih tidak ada suara yang terdengar dari dalam sana, Jackson yang merasa diabaikan lagi-lagi memaksa Nachella untuk keluar.

"Aku tidak ingin buka pintu itu. Berhentilah memaksaku."

"BUKA!!" bukan hal baru lagi ia berani membentak kakaknya.

Jackson mengancam ia akan menghancurkan pintu itu jika Nachella tidak menurut.

Karena terlalu lama berdebat, Nachella mengalah. Ia kembali mememui Jackson yang sedari tadi terus memanggilnya.

"Ada apa?" Nachella bingung saat melihat mata Jackson berkaca-kaca seperti hendak menangis.

Tidak lama, Nachella semakin keheranan karena Jackson tiba-tiba memeluknya.

"Kak...." Saat itu juga tumpah semua air matanya di pundak Nachella.

"Kenapa kau jadi aneh begini." Nachella langsung dengan kedua tangannya menahan wajah Jackson dan melihat adiknya itu sedang menangis tanpa dia tahu apa sebabnya.

"Kau itu yang lebih aneh!" Jackson melepas pelukannya dan menepis tangan Nachella dari wajahnya.

"Apa yang kau tangiskan?"

"Kak, aku menyayangimu, karena itu kau jangan berubah."

"Pengakuan apa itu, apa kita akrab sebelumnya?"

"Kita kan adik kakak yang saling menjaga dan menyayangi." Jackson menghapus sisa air matanya dan sebisa mungkin menunjukkan senyum manisnya di hadapan Nachella.

Aku tidak percaya. Nachella memutar kepalanya ke samping karena tidak ingin melihat wajah konyol Jackson.

"Setelah kepergian Merina, kau lebih banyak berdiam diri. Aku tidak suka kakak berubah."

Aku memang bukan kakakmu. Dengan sialnya aku menempati tubuh ini.

"Kau harus ingat bahwa masih ada keluarga yang perduli padamu. Dan juga adikmu yang manis ini jangan terus kau abaikan."

"Hmm ... Kau manis sekali Jackson. Jika aku semut, aku akan Mengerogotimu sampai ke tulang-tulang." Nachella berbalik badan dan hendak masuk kembali ke kamarnya meninggalkan Jackson yang bertingkah aneh.

Duke, Ayo Kita Bercerai! Where stories live. Discover now