part 8

34.1K 2.5K 10
                                    

Pagi-pagi buta sekali Nachella berlari dan keluar dari kamarnya, ia harus menemui Javier sekarang juga. Jika terlambat, Javier akan sibuk bekerja dan dia tidak ingin diganggu. Inilah saat yang tepat untuk Nachella memberi tahu Javier bahwa ia ingin bercerai.

Sebenarnya Javier akan menceraikan Nachella setelah satu tahun kedatangan Ikasya. Itulah perjanjian dengan kedua orangtuanya, dan sekarang berarti tujuh bulan lagi perceraian itu akan dilakukan jika Nachella terbukti tidak bisa hamil.

Tujuan bulan? Hah! Tidak perlu menunggu waktu selama itu. Waktu kematiannya saja tiga bulan lagi. Nachella tidak ingin berlama-lama disini, nyawa yang menjadi taruhannya.

"Lihatlah, aku akan menampar wajah Duke itu jika tiba dikamarnya nanti. Sekarang akulah yang akan meminta cerai darinya!"

"Aku harus menyelamatkan diriku dulu, bagaimanapun aku harus menghindari takdir itu. Aku tidak ingin mati lagi."

Nachella terus saja mendumel sendirian sambil berlari kesana kemari mencari kamar Duke. Sial! Bangunan ini luas sekali. Apalagi ia tidak mengetahui kamar Duke dimana.

Tidak mungkin ia bertanya kepada salah satu ksatria yang berjaga di depan kediamannya itu. Bisa-bisa Nachella dianggap beneran hilang ingatan.

"Dimana sih kamar Duke bangsat itu?" Dia lelah karena sudah jauh berlari dari kamarnya.

"Apa aku periksa saja satu-persatu ruangan yang ada disini? Tapi ruangan disini terlalu banyak. Keburu pagi jika harus di cek satu persatu."

Nachella hampir menyerah, jika saja Javier mudah jika hendak di ajak bertemu. Tidak akan ia rela bangun jam empat pagi hanya untuk menemui Javier. Pria itu selalu sok sibuk jika Nachella hendak menemuinya. Kecuali dengan Ikasya, ia bebas jika hendak bertemu dengan Javier.

BRAKK!

"Akhh!" Nachella memegang kepalanya yang sakit karena menambrak seseorang ketika berlari belok ke arah ruangan kanan dari disisinya. Dia tidak tahu ada seseorang disana.

"Duchess? Ah, maaf saya tidak sengaja. Apa Duchess baik-baik saja?" tanya orang itu yang juga memegang kepalanya yang sakit karena kepala mereka tidak sengaja berhangkupan.

Orang yang ditabrak Nachella itu adalah pelayannya sendiri, Merina.

"Oh, Merina! Tidak apa, aku yang sudah menabrakmu. Sedang apa kau pagi-pagi buta begini?"
Nachella sedikit lega karena orang yang didepannya itu adalah Merina.

"Tadi saya terbangun karena haus, jadi saya berniat untuk mengambil air dan berniat untuk mengecek keadaan Duchess sebentar."

Merina menghawatirkan jika Nachella akan sakit karena malam tadi ia hujan-hujanan di balkon kamarnya. Melihat Nachella yang sekarang ada didepannya, ia merasa lega karena Nachella terlihat baik-baik saja.

"Duchess sendiri sedang apa dijam segini? Apa ada yang Duchess butuhkan? Katakan saja pada saya Duchess." 

"Ah, itu aku... "

"Iya, kenapa Duchess?" tanya Merina karena Nachella menggantungkan kata-katanya.

'Apa perlu kuberi tau Merina bahwa aku sedang mencari kamar Duke itu? Apa dia tidak mentertawakanku dan tidak bertanya-tanya kenapa aku lupa dimana kamar Duke Javier. Bisa-bisa dia curiga karena keanehan ku ini.'
Nachella berpikir keras.

'Ah sudahlah! Hanya Merina orang yang kupercayai disini. Sebaiknya aku bertanya saja padanya'

"Merina, bisakah kau menuntunku berjalan kekamar Javier? Aku ingin menemuinya, ada urusan."

Nachella tidak perduli dengan tanggapan dari Merina setelah ini. Ia pun juga siap ditertawakan karena lupa dimana letak kamar suaminya sendiri.

Merina terdiam sesaat lalu menjawab.
"Duchess bisa mengikuti saya, ayo. Silakan Duchess berjalan didepan, saya akan tunjukkan jalannya."

Duke, Ayo Kita Bercerai! Where stories live. Discover now