part 5

40.2K 2.5K 25
                                    

Merina yang masih betah berdiri dibelakang itupun mendengar dengan jelas perkataan kedua sejoli itu. Mau muntah? Tentu saja, tapi Merina tahan. Dia tidak ingin dihukum atas tindakanya.

Tapi Merina sangat-sangat ingin mengamuk, ia tidak terima Duchess nya diduakan seperti ini. Mau bagaimana pun perselingkuhan itu juga tidak dapat dibenarkan.

Seandainya ada roh jahat yang merasuki tubuh Merina sekarang, ia ikhlas. Asal bisa menghabisi kedua makhluk yang ada didepan nya itu dalam keadaan tidak sadar.

Dan seandainya ia bisa menghentikan waktu, pasti ia sudah Mencabik-cabik wajah wanita ular itu dan Duke sialan itu tanpa diketahui.

"Kau! Kenapa masih disitu? Bukannya Nachella meminta kau untuk menemaninya? Masuklah kekamar nya, kenapa kau menguping pembicaraan kami?"

Javier menyadari bahwa pelayan itu masih berada dibelakang nya.
Ikasya yang melihat itupun juga melihat Merina dengan tatapan yang menjijikkan.

"Iya, maaf Duke... " -ucap Merina yang langsung memasuki kamar Nachella, dan sebelum itu ia kembali melihat Ikasya yang sudah memberikan tatapan jijik padanya.

Seandainya ia mempunyai sihir, orang pertama yang akan ia bunuh adalah Ikasya.

'Lebih baik cepat pergi dari hadapan kedua siluman itu, dari pada aku yang gila memikirkan hal yang mustahil' batin Merina.

💮💮💮💮💮💮💮

Flashback on

Lima bulan yang lalu, Nachella mengetahui bahwa suaminya memiliki perasaan terhadap putri Baron itu. Nachella melihat dengan matanya sendiri saat mengunjungi festival tahunan yang ada di wilayah tempat tinggalnya.

Disitulah awal pertemuan mereka, Duke Javier langsung jatuh cinta dalam pandangan pertama. Saat itu, Duke Javier yang awalnya tidak berniat mengunjungi festival pada malam itu harus terpaksa mengikuti ajakan Nachella untuk pergi bersama.

Karena Nachella saat itu mengamcam Duke Javier jika kemauannya tidak dituruti ia akan mengadukan perlakuan Duke Javier ke orang tua mereka.
Javier tau sendiri bagaimana orang tuanya jika sedang marah, apalagi itu menyangkut menantunya. Javier tidak bisa hidup seperti itu, dia merasa dikekang. Semua orang egois, tidak ada yang memikirkan perasaannya.

Itulah yang membuat ia sangat membenci Nachella, istrinya itu sama egoisnya. Disisi lain, Javier juga tidak ingin terlihat sebagai suami yang buruk, dia takut Nachella akan membuat gosip tentang dirinya. Dan gosip dikalangan bangsawan cepat menyebar, Javier tidak ingin citranya sebagai seorang Duke buruk di pandangan bangsawan lain ataupun rakyat biasa. Pria itu dari dulu memang seperti itu.

"Apa kau tidak lelah? Jangan banyak bertingkah Nachella! Kau itu seorang bangsawan, apa kau tidak malu dilihat orang lain? Dimana etika mu Nachella?! Jangan membuatku malu seperti ini!"

Disepanjang jalan Javier terus saja memarahi Nachella karena tingkahnya yang membuat Javier muak. Bagaimana tidak, Nachella selalu bertingkah manja terhadap Javier, bersorak-sorak ditengah festival, membeli banyak makanan dan cara makannya itu menunjukkan ia seperti tidak seorang bangsawan. Javier merasa terganggu dan malu.

"Javier, kau cobalah ini enak sekali"-ucap Nachella, yang ingin memberikan sepotong roti manis kemulut Javier.

"Tidak mau! Aku tidak makan makanan sembarangan. Apa itu? Kau yakin memakan roti seperti itu? Apa kau tidak takut sakit perut?"
Javier si bangsawan sombong.

"Ini baru pertama kali aku mencobanya, tapi enak sekali. Kau juga harus coba biar tau rasanya."

"Kau saja yang makan kalau kau suka"
Javier tidak terbiasa memakan makanan rakyat biasa, ia pun menolak makanan itu dari Nachella. Dan Festival apa ini? Javier sangat membencinya. Hanya sedikit bangsawan yang ada disana.

"Kau! Sombong sekali Javier. Kau tak akan mati hanya karena memakan sepotong roti."

Bukannya tidak suka roti, Javier hanya takut jika roti yang dibeli Nachella itu tidak higienis.

"Kau itu makan pelan-pelan saja, jangan seperti orang kelaparan. Aku tidak ingin orang yang melihatmu makan seperti itu menganggapku tidak pernah memberimu makan saja"

"Baiklah.. "

"Mulut dan pipimu itu kotor sekali, seperti anak kecil saja."-ucap Javier, masih dengan raut wajah datarnya.

"Ouh, benarkah?" Nachella mencoba membersihkan mulut dan pipinya menggunakan tangannya. Bukannya bersih, pipi Nachella semakin kotor karena ditangannya ada noda saus. Semakin geram Javier melihatnya. Bukannya berniat membantu, Nachella semakin terlihat menjijikkan dimatanya.

"Bersihkan yang benar Nachella! Lihat! Gaunmu pun sampai kotor karena kau makan sembarangan."

"Maaf, aku tidak sadar. Bisakah kau membantu membersihkan wajahku? Aku tidak dapat melihat dibagian mana yang kotor"- Mohon Nachella.

"Tidak sudi! " jawabnya ketus

"Aku ini istrimu!"

"Lalu?"

"Tidak bisa kah kau membantuku sebentar saja."

"Kau bersihkan saja sendiri, kita pulang sekarang."

"Pulang? Tidak bisakah kita lebih lama disini? Aku masih ingin menikmati festival ini."

"Tidak! Aku malu karena penampilanmu berantakan sekarang. Jika kau masih ingin tetap disini, aku akan pulang sendiri."- ucap Javier yang berlalu pergi meninggalkan Nachella yang masih sibuk membersihkan gaunnya.

" Tunggu aku Javier!"

"Bersihkan dulu dirimu!"

Nachella kesal, sebenci itukah Javier terhadap dirinya. Mau penampilannya seperti apapun, dia tetap terlihat cantik. Javier nya saja yang gila kebersihan.

Nachella masih mencoba membersihkan wajahnya dan gaunnya, dia tau suaminya itu pasti sangat marah jika penampilan Nachella masih berantakan. Dia tidak ingin jika suaminya ilfeel terhadapnya.

Javier terus saja berjalan meninggalkan istrinya itu. Tidak perduli teriakan Nachella yang meminta untuk menunggunya.

Javier terus berjalan melewati sekumpulan orang banyak di festival itu dan tanpa sengaja tubuhnya ditabrak oleh seorang wanita muda yang tak dikenalinya. Wanita itu hampir terjatuh karena banyaknya orang berdesakan disana. Untungnya, Javier bisa menahan tubuh wanita itu agar tidak terjatuh.

"Akhh, maaf tuan... Saya tidak sengaja" Ucap wanita itu menundukkan kepalanya.

Anehnya, Javier malah terpesona dengan kecantikan wanita di hadapannya itu. Wanita itu terlihat seperti seorang bangsawan. Javier mengagumi keindahan dihadapannya, seorang wanita berambut pirang, kulit putih, bermata biru laut. Sangat cantik dimata Javier.

"Tuan? "-panggil wanita itu.
Karena Javier terlihat tidak menanggapi nya.

"Oh?!" Javier yang sadar akan hal itu pun langsung mencoba bersikap normal.

"Terimakasih tuan sudah menahan saya, saya hampir terjatuh tadi. Tapi maaf tuan, sepertinya saya mengotori baju tuan." -ucap wanita itu gugup.

Terlihat baju disisi kiri Javier terdapat noda merah. Warna merah itu berasal dari Bibir wanita itu. Ia tidak sengaja menabrakkan wajahnya ke arah dada Javier sebelum ia oleng hendak terjatuh, namun Javier berhasil menangkapnya.

"Hidungmu berdarah lady" Javier melihat hidung wanita itu mengeluarkan darah.

Tidak dipungkiri, wanita itu sangat kuat menabrakan wajahnya. Mungkin itu yang menyebabkan hidung wanita itu berdarah, pikir Javier.

Kemudian, Javier menarik tangan wanita itu untuk membawanya keluar dari kerumunan. Tidak mungkin ia meninggalkan seseorang begitu saja ketika ia tau orang itu terluka, apalagi seorang Lady.

Duke, Ayo Kita Bercerai! Where stories live. Discover now