part 29

19.2K 1.5K 6
                                    

Lagi-lagi niat kaburnya gagal karena Javier memerintahkan Mark dan Zen untuk mengurung Merina. Tidak mungkin Nachella bisa pergi tanpa Merina, hah! Javier tahu betul kelemahan istrinya.

Dengan terpaksa, Nachella mengikuti Javier seharian yang membawanya berbelanja. Memang benar, Javier sangat memanjakan nya dengan membeli apapun yang Nachella inginkan. Tapi apa itu membuat Nachella bahagia? Tentu saja tidak. Ia sengaja memanfaatkan Javier yang lagi tergila-gila padanya.

Nachella memang berencana untuk menjadi wanita jahat yang menghabiskan uang suaminya. Setidaknya ada sedikit keuntungan yang ia peroleh dari menikahi pria bajingan itu, sebelum mereka bercerai. Anggap saja menikahi Javier adalah sebuah pekerjaan, begitulah menurutnya.

"Bebaskan Merina, aku ingin dia ke kamarku," ucap Nachella

"Kenapa tidak aku saja yang kekamar mu?"

Nachella dengan tatapan melotot melihat kearah Javier, jelas sekali Nachella menunjukkan ketidaksukaannya pada suaminya. Hati wanita itu sulit sekali dicairkan. Javier sadar itu, karena ia terlalu banyak membuat istrinya menderita. Javier berharap, suatu saat  istrinya kembali mencintainya lagi. Untuk saat ini, ia terima saja sikap kasar Nachella padanya. Karena itu tidak seberapa dari perlakuan buruk yang pernah ia lakukan pada istrinya. Javier menganggap itu adalah hukuman atas perbuatannya.

"Baiklah, aku akan membebaskan nya. Kau jangan marah seperti itu padaku. Aku tidak menyakitinya, kau tenang saja."

"Baguslah," Nachella berlalu pergi meninggalkan Javier begitu saja. Tanpa membalas senyuman pria itu.

"Tunggu dulu," Javier menahan tangan Nachella.

Nachella berbalik menghadap Javier dengan ekspresi yang tidak bersahabat. Keningnya mengkerut, dan mata yang menatap tajam, dengan suara lantang yang berucap, "Apa lagi?"
Saat itu juga dengan kasar Nachella menepis tangannya yang di sentuh Javier.

Sikap dingin yang Nachella tunjukkan padanya tentu saja membuat pria itu terluka. Apa sesulit ini mempertahankan wanita yang suatu saat bisa saja meningalkannya? Ia harus lebih memperhatikan Nachella mulai sekarang.

Javier menarik nafas dalam, lalu mencoba tersnyum kembali. "Gaun-gaun dan beberapa perhiasan yang kita beli tadi sudah aku perintahkan pelayan lain untuk membawanya kekamar mu."

"Baiklah." Nachella kembali berjalan dan diiringi Javier yang terus saja mengajaknya berbicara.

"Apa kau senang hari ini? Tadi kau bersemangat sekali memilih gaun dan perhiasan itu."

"Diamlah! Aku lelah seharian ini. Kau jangan mengikutiku. Aku mau istirahat?"

"Apa kau menyukainya? Nanti akan ku belikan lebih banyak lagi." Javier terus saja berbicara tanpa perdulikan Nachella yang memandang malas padanya.

Nachella meyakini pasti Javier ini tipe orang yang tidak bisa diperintah. Tidak ada yang bisa menghentikan pria itu kecuali keinginannya sendiri untuk berhenti bertingkah.

"Teruslah tergila-gila padaku, dengan begitu aku dengan mudah memanfaatkan kebaikkan mu."

Bukannya Nachella gila harta, dia pun juga anak dari bangsawan kaya. Sebelum menikah dengan Javier dia sudah kaya raya. "Tidak apa, akan ku nikmati harta yang tidak seberapa ini."

Yah, uang tetaplah uang. Baik itu orang miskin atau kaya sekalipun pasti tetap mencintai uang berapapun jumlahnya.

"Jika bisa berikan semua kekayaanmu padaku. Akan ku buat kau melarat lalu kutinggalkan. Aku akan menjadi wanita terburuk yang pernah kau temui." Nachella terhanyut dalam pikirannya sendiri, sambil menatap Javier yang terus saja mengeluarkan kata-kata manis dihadapannya. Bukannya tersanjung, ia kebal dengan segala rayuan laki-laki. Bahkan kata-kata Javier tidak semua masuk ke telinganya. Pria itu hanya mencoba meluluhkan hatinya saja, tidak semudah itu untuk membuka hati seseorang yang sudah terkunci rapat. Apalagi, dia bukanlah Nachella yang asli.

Duke, Ayo Kita Bercerai! Where stories live. Discover now