33. last fantasy

46 13 2
                                    

Di penghujung hari yang hampa, Seulmi menatap langit kelabu sebelum memasuki sebuah mobil sedan yang akan membawanya kembali ke Jeongseon. Entah kemana perginya langit cerah pagi tadi. Seperti hidupnya, mimpi indah yang dulu pernah diharapkannya lenyap begitu saja seolah menamparnya dengan kenyataan yang suram.

"Cepat masuk." Choi Sooyoung membuka suaranya, memerintahkan gadis belia yang tak berdaya itu untuk segera beranjak.

Dalam hatinya, ia masih memikirkan Jung Jaehyun yang masih ditahan untuk melakukan serangkaian introgasi panjang. 

Entahlah, Seulmi merasa bahwa perasaannya pada pria itu tidak berubah sedikitpun meski semua orang menunjukkan padanya seberapa gilanya Jaehyun. Polisi bahkan menunjukkan padanya sebuah fakta bahwa dia juga terlibat dalam pembunuhan Lee Jooheon bersama orang-orang suruhan ayahnya untuk menyelamatkan reputasi yayasan.


Matanya menatap ke luar jendela, dia benar-benar tidak bisa mengucapkan selamat tinggal pada Jaehyun karena terlalu banyak orang yang ingin menemuinya. Bahkan sebelum pergi, ia melihat seseorang keluar dari ruang introgasi sambil menangis.

Sooyoung bilang, itu adalah ayah Lee Jina, si adik kelasnya yang koma karena perbuatan Jung Jaehyun. 

"Kalau kamu mau ngerubah identitasmu, saya bisa bantu. Tenang aja, kamu nggak terlibat, jadi nggak akan punya riwayat kriminal." 

Seulmi sama sekali tidak menanggapi ucapan Sooyoung yang sedang mengemudi. Ia hanya mengepalkan tangan sambil menahan air matanya agar tidak keluar. 

Kembali ke panti asuhan itu adalah hal yang paling tidak diinginkannya. Jika Jaehyun masih ada disampingnya, pria itu pasti tidak akan membiarkannya kembali ke tempat itu.

"Apa yang mau kamu lakuin sama bayinya?" wanita itu kembali bersuara, berusaha menarik respon setelah hanya ada keheningan di antara mereka. "Belum terlambat buat gugur—"

"Anda siapa berhak ngatur hidup saya?! Kalian semua bahkan nggak tau apa-apa, lebih baik diam!"

Sooyoung terdiam setelah tiba-tiba Seulmi berteriak padanya sambil menangis. Gadis itu pasti telah menahan emosinya sejak tadi. Kata-kata itu membuatnya menghela napas kemudian membiarkan Seulmi untuk menangis hingga kehabisan energi.


Sebuah dosakah apabila mereka saling jatuh cinta?
Apakah dia juga ikut berdosa karena telah benar-benar jatuh pada Jung Jaehyun?


Seulmi tidak tau, yang jelas masa depannya dengan Jaehyun tidak akan pernah ada karena pria itu terancam hukuman mati karena telah melakukan pembunuhan berencana.

Semuanya terasa hilang dan hanya meninggalkan kenangan menyakitkan. Mampukah Seulmi menghapus ingatan bahwa dia mencintai Jaehyun?

***


"Happy Christmas, Lee Jin!" 

Malam itu, Somi datang dengan membawa sebuah kotak hadiah berukuran besar untuk Jina.

Ruang yang seharusnya digunakan untuk penyembuhan itu kini berubah menjadi tempat makan malam dengan banyak orang di dalamnya.

"Thank you, Som!" ujar Jina dengan mata berbinar sembari menerima kotak berwarna merah itu, "Aku nggak nyiapin hadiah, gimana dong?"

"Nggak perlu, kamu bisa bangun aja udah jadi hadiah buat aku. Thank you for staying alive, Lee Jin!"

Jina tersenyum saat Somi memeluknya. Gadis itu membuka benda itu dan mendapati sebuah gaun putih tertata rapi di dalamnya.

Evanesce ✔Where stories live. Discover now