10. the grim reaper

362 112 26
                                    

"Halo?"

"Um.. Ini siapa?"

"Na Jaemin.."

"Kamu siapa? Kok hand phone adik saya kamu yang pegang?"

Jaemin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan wanita di seberang sana, pemuda itu membalasnya dengan pertanyaan lain.

"Apa anda tau dimana Lee Jina?"

"Rumah Sakit Doldam. Dia koma."


Jina yang ada disamping Jaemin sontak membungkam mulutnya sendiri dengan tangan.

Entah perasaan macam apa yang menghinggapinya, gadis itu bergetar hebat mengetahui dimana raganya berada sekarang.

"Saya segera kesana sekarang." Jaemin menyambar coatnya yang tergantung di belakang pintu dan memakainya dengan asal.

"Jaem, mau kemana?"

Tanpa menggubris Jeno, pemuda itu berjalan dengan cepat menuju elevator. Sementara Lee Jina mengikutinya dari belakang sambil menangis. 


"Pak, aku harus pergi ke rumah sakit Doldam  sekarang karena saudaraku sedang koma disana." Ucapnya pada penjaga asrama.

Jaemin memberikan kartu pelajarnya pada pria tua itu sebagai identitas jaminan.

Tanpa menunggu jawaban dari penjaga asrama, Jaemin segera bergegas keluar dari area itu dan menghentikan taksi dengan terburu-buru.

"Rumah sakit Doldam." Titahnya yang disusul anggukan oleh si supir taksi.

"Nanti kalo keluargamu nanya aku siapa, aku harus jawab apa?"

"Bilang aja pacarku.."

"Kok gitu?"

"Kamu bakal keliatan mencurigakan kalo pegang hpku tapi ngakunya cuma temen. Lagian waktu ngambil itu dari Minju, kan ngakunya juga gitu."

Jaemin hanya menurut tanpa menyadari si supir taksi tengah menatapnya aneh melalui cermin mobil karena terlihat  berbicara sendiran.


Untungnya Jeongseon bukanlah sebuah kota yang besar. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di rumah sakit itu.

"Dok, dimana Lee Jina?" Tanya anak itu pada seorang dokter yang terlihat kelelahan di dekat pintu masuk.

Tapi sebelum dokter bername tag Ahn Hyoseop itu menjawab, Jaemin terlebih dulu beranjak dari sana.

Jika Jina dinyatakan koma, tempatnya pasti di ICU bukan?


Dan benar saja. Langkahnya melambat saat melihat sosok perempuan yang terbaring dengan begitu banyak alat penunjang di tubuhnya.

Jaemin merasa lemas. Dia bahkan tidak punya kekuatan untuk mengangkat ponsel yang ada di tangannya.

Lelaki itu belum pernah bertemu secara langsung dengan Lee Jina sebelumnya. Tapi kenapa hatinya terasa sangat sakit?

Diliriknya arwah gadis itu yang terlihat berjalan mundur sambil menutup mulutnya.

Jaemin tau, rasanya pasti mengerikan melihat tubuhmu sendiri yang hanya terbaring dalam keadaan tidak hidup maupun tidak mati. 

"Kamu yang namanya Na Jaebin?" 

Pandangannya teralihkan, seorang wanita muda dengan coat berwarna hitam menghampirinya dengan tatapan kosong.

Evanesce ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat