34. evanesce

94 13 8
                                    

Ada sebuah aturan penting tak tertulis di dunia ini. Jangan menyerahkan hidupmu pada malaikat maut.

Lee Jina tidak pernah tau mengenai itu.

Pernah suatu hari ia menyerahkan diri pada Kai karena lelah menghadapi semuanya, namun makhluk itu memberinya satu kesempatan lagi untuk tetap hidup.

Dan pada kesempatan terakhirnya, gadis itu tetap menyerahkan diri untuk menyelamatkan Na Jaemin yang tertabrak bus. Singkatnya, ia menukar nyawanya agar pemua itu tidak mati karena terlibat dengan dirinya.


Sambil menggenggam tangan dan menyandarkan kepalanya pada bahu Jaemin, Jina menatap kosong pada purnama yang perlahan lenyap ditelan bayangan hitam sebelum matanya terpejam damai sepenuhnya.

Meskipun akhir hidupnya tetap menyedihkan, gadis itu sangat bersyukur karena Kai membiarkan dirinya tetap dapat menghabiskan sisa 49 harinya bersama dengan orang-orang yang dicintainya. 

Lalu ketika membuka mata, ia mendapati dirinya tengah berada di loteng gedung bersama Kai.

"Lee Jina, 18 tahun, mati karena serangan jantung." 

Jina menoleh pada makhluk di sebelahnya itu. Kai terlihat tersenyum sedih setelah mendeklarasikan kematiannya.

Seolah menerimanya, Jina juga ikut tersenyum simpul kemudian mengamati tubuhnya sendiri. Ia terlihat bercahaya dan transparan. Salju yang turun dengan derasnya, menembus tubuhnya dan berlalu dengan angin begitu saja.

"Jadi ini rasanya mati."

"Kamu nyesel?"

Gadis itu menggeleng, "Aku tau lebih banyak rahasia langit daripada dia, kematian ini memang sejak awal udah jadi takdirku, kan?"

Kai tidak menjawabnya dan hanya tersenyum. Keduanya menatap jauh pada gedung rumah sakit di seberang sana dan mengamati bagaimana malam sakral yang tadinya dipenuhi kebahagiaan itu tiba-tiba menjadi duka.



Park Chanyeol yang terlihat rapi tanpa seragam dinasnya itu tidak berhenti melakukan kompresi pada tubuh Jina yang terbaring di atas ranjang dengan dikelilingi beberapa dokter dan perawat. 

Pria itu tadinya ingin bergabung dengan acara makan malam keluarga pasiennya itu sebelum akhirnya harus berusaha keras mengembalikan detak jantung Jina yang tiba-tiba berhenti berdetak.

Bahkan defibrilator yang berulang kali digunakannya tak mampu bekerja dengan baik hingga membuatnya hampir menangis putus asa.


Hal yang selama ini dikhawatirkannya terjadi. Lee Jina mengalami kerusakan limpa yang cukup parah setelah kecelakaan hari itu. Beberapa hari ini, gadis itu mengeluhkan sakit pada bahu kanannya, namun tak cukup darurat untuk melakukan splenektomi hingga akhirnya membuatnya mengalami gagal jantung kongenstif.

"Dok, sudah cukup.." seorang dokter bernama Lee Sungkyung menepuk pelan bahunya seolah menyadarkannya bahwa Lee Jina telah pergi.

Dengan napas terengah-engah, Chanyeol berhenti kemudian beranjak turun dari ranjang itu. Ia melirik pada arloji mahalnya sembari mengepalkan tangan "24 Desember 2018 pukul 23.10, pasien Lee Jina meninggal dunia."

Pria itu membungkuk begitu lama pada Leeteuk dan Taeyeon yang seolah terdiam mendengar vonis kematian putri tunggal mereka.

"Dok, pasti ada yang salah." Taeyeon berucap datar seraya meraih lengan Chanyeol, berharap dokter muda itu membuat sebuah kesalahan atas pernyataan yang menurutnya konyol.

Evanesce ✔Where stories live. Discover now