15. dad

332 91 36
                                    

Diantara hilir mudik dokter dan perawat di koridor, Jaehyun terlihat berjalan sendirian tanpa sedikitpun menyadari bahwa sesosok gadis tak kasat mata tengah mengikuti dan menyaksikan semua gerak-geriknya.

Lee Jina sempat risau saat pria itu bertemu dengan Jaemin dan Jeno disana. Ia membayangkan Jaehyun akan berbuat macam-macam pada kedua anak laki-laki itu. Tapi untungnya Park Chanyeol mau menurut saat Jaemin menyuruhnya untuk tidak mengatakan apapun pada Jung Jaehyun.

Gadis itu menyelinap dengan cepat saat Jaehyun membuka pintu mobilnya. Namun sosok lain yang ada didalamnya cukup membuat Jina terkejut.

"Pak Kai!"

Makhluk itu hanya melambaikan tangannya lalu kembali bersedekap sambil duduk di kursi belakang.

"Mau apa disini?" Disaat yang bersamaan, Jaehyun menghidupkan mesin mobilnya dan mulai menjauh dari area rumah sakit.

"Just in case if you can't hold your self."

Jina tidak memberi tanggapan. Kepalanya tertunduk lalu kembali menyandarkan punggungnya pada kursi mobil.

Diamatinya figur Jung Jaehyun dari samping. Pria itu terlihat begitu sempurna dengan segala yang dimilikinya. Money, ingenuity, majestic face.. He's really doesn't deserve to be a villain.

"Ngomong-omong, siapa yang lebih ganteng? Aku atau dia?"

Gadis itu tertawa sarkastik, "Both of you looks so creepy. Hahaha.."

"Hei, kamu nggak takut lagi sama aku?!"

Sontak Jina menghentikan tawanya. Dengan sopan, ia membungkuk pada Kai yang terlihat kesal. Well, pria itu memang terlihat sedikit bodoh. Itu membuat Jina sering kali lupa bahwa Kai merupakan sosok malaikat maut.

"Tempat apa ini?" Lee Jina mengedarkan pandangannya kala mereka tiba disebuah gedung 4 lantai yang terlihat sepi. 

Jaehyun memarkirkan kendaraannya di area basement. Meski tempat itu terlihat tak berpenghuni dan menyeramkan, terdapat begitu banyak mobil mewah yang terparkir didalamnya.

"Kamu kan masih dibawah umur, yakin mau ikut kesana?" Tanya Kai sambil bersandar di body mobil milik Jaehyun begitu mereka keluar.

"Emangnya kenapa? Ini hotel lagi ya?"

Makhluk itu hanya bergeming sambil mengendikkan bahu. Matanya mengikuti Jina yang tengah memberinya tatapan aneh sambil mengekor di belakang Jaehyun.

2 orang penjaga menyambut Jung Jaehyun ketika pria itu memasuki pintu masuk gedung. Samar-samar, Jina dapat mendengar suara musik yang diputar dengan begitu keras.

"Heol.." Tak butuh waktu lama untuk Jina menyadari bahwa tempat itu merupakan sebuah club.

Tempat itu cukup luas, penerangannya remang dengan nuansa lighting berwarna ungu. Terdapat beberapa wanita setengah telanjang disana. Mereka menari erotis dengan membawa sebotol minuman keras lalu menyiramkannya pada tubuh mereka sendiri.

Jina pikir, Jaehyun akan bersenang-senang disana. Namun kali ini dugaannya salah. Pria itu sama sekali tidak melirik wanita-wanita murahan itu dan langsung berjalan menuju lounge privat yang terletak di lantai dua.

Secara implisit, Lee Jina cukup tau bahwa tempat itu merupakan bukan tempat sembarangan. Setiap pengunjung yang masuk ke dalamnya harus melalui serangkaian pemeriksaan ketat entah untuk apa.

Jung Jaehyun terlihat memandangi sebuah pintu selama beberapa saat. Ia menarik napas dalam sebelum akhirnya membuka pintu itu.

"Ayah.." Sapanya pada seorang pria tua yang tengah menikmati alkoholnya sendirian.

Evanesce ✔Where stories live. Discover now