11. 49 days

373 111 17
                                    

Lee Jina berlari secepat mungkin untuk menjauh dari sosok pria yang disimpulkannya sebagai malaikat maut itu.

Ia merasa bahwa dirinya adalah makhluk paling sial sedunia.

Ditelantarkan orang tuanya, hampir menjadi korban pembunuhan, dan harus bertemu dengan malaikat maut sesaat setelah dia berhasil menemukan raganya.

Bukankah itu terlalu menyedihkan?


"Hey, ngapain lari? Nggak capek emang?"

Jina berteriak saat tiba-tiba pria itu sudah berada di depannya. Ia menoleh ke belakang dan merasa cukup yakin bahwa seharusnya pria itu masih berada jauh di belakangnya.

"Aku nggak perlu susah payah buat nemuin kamu."

"Pak, tolong jangan bawa saya dulu.." Ucapnya sambil berlutut dan menyatukan kedua telapak tangannya.

"Siapa yang bilang mau bawa kamu? Prasangkamu jelek banget."

Gadis itu berhenti menangis dan mendongakkan kepalanya. Dilihatnya sosok yang tengah menertawakannya itu, "Terus mau ngapain?"

Pria itu membawanya untuk duduk di sebuah bangku taman yang sepi. Entah apa yang ingin dibicarakannya, hanya dengan mendengar deheman lelaki itu saja sudah membuatnya sangat ketakutan.

"Aku udah ngawasin kamu sejak hari itu."

"Hari apa?"

Makhluk bernama Kai itu memutar bola matanya, "Hari dimana kamu keluar dari tubuhmu."

"Oh.."

"Awalnya kamu emang harus naik hari itu, tapi nggak tau kenapa ajalmu jadi mundur."

"Kok bisa mundur, pak?" Tanya Jina kebingungan.

"Mana aku tau, aku kan cuma dapet perintah dari atasan." Kai menjawab sambil menunjuk langit.

Gadis itu tertawa renyah. Seumur hidup, baru kali ini dia mendengar ajal yang bisa mundur dan malaikat maut yang memiliki atasan. Semua hal menjadi semakin tidak masuk akal.

"Jadi anda lihat apa yang terjadi sama saya? Kenapa saya bisa jadi korban tabrak lari? Yang nabrak saya itu, Jung Jaehyun, kan?!"

Kai mengangkat bahunya sambil memasang wajah tidak peduli, "Aku nggak bisa kasih tau.. tapi yang nabrak kamu bukan Jaehyun kok."

"Jadi saya harus ngapain biar bisa hidup lagi?"

Pria itu bersedekap sambil menyilangkan kakinya, "Yang bisa ku kasih tau ke kamu cuma batas waktu. Kamu cuma punya 49 hari buat nyelesain semuanya. Dan kamu punya konsekuensi berat kalo sampe gagal."

"Emang konsekuensinya apa?" Tanya Jina panik sambil berdiri dari tempat duduknya.

Kai terlihat menghela napas lalu mengalihkan pandangannya ke sisi lain.

"Kamu bisa jadi roh jahat."

Gadis itu membeku di tempatnya. Seketika dirinya teringat mimpinya tentang cermin di padang jelai dan melihat refleksi dirinya yang dipenuhi asap hitam lalu berubah menjadi sangat menyeramkan.

"Kamu nggak bisa mati kalo jadi roh jahat. Kamu bakal nempel ke orang-orang dan mempengaruhi mereka buat ngelakuin hal-hal buruk."

***



Jaemin melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 3 sore. Saat itu, ia bersepeda dengan Jeno di dekat pusat kota. Hitung-hitung menjernihkan pikiran anak itu yang sedang kalut karena mendengarkan ceritanya semalam.

Evanesce ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora