Prolog

38.6K 880 16
                                    

"Kinann cepat siap siap menantu bunda mau dateng" Panggil seorang wanita paruh baya dari lantai bawah.

Berada disebuah ruangan bernuansa pink dan cukup luas, membuat wanita yang kini sedang menatap dirinya dicermin kebingungan.

"Gue harus pake cara apa lagi buat cari alesan" Ucapnya

Ia menatap dirinya di cermin, lalu tiba tiba sebuah ide muncul dalam pikirannya.

"Ahaa, gue pinter" Ucapnya

Hampir satu jam ia merias dirinya, ia menatap dirinya dicermin dengan perasaan yang sangat senang.

"Gue pinter banget dandan" Ucapnya sambil merapikan rambutnya yang ia biarkan terurai.

Ia berjalan keluar kamar, saat ibundanya terus memanggil namanya.

Sebelum keluar kamar ia merapikan pakaiannya dan juga rambutnya, ia juga membawa suatu barang ditangannya.

Ia berjalan menuruni anak tangga, melangkahkan kakinya dengan sangat anggun.

"Gue yakin dia bakalan ilfil" gumamnya

Sudah terlihat dari atas, di ruang tamu sudah ada seseorang pria yang sedang terduduk di sofa bersama kedua orangtuanya.

Saat sampai di anak tangga, ia pun menyapa pria itu sambil bersandar di ujung pegangan tangga.

"Hai kenan" sapanya.

"Akhirnya anak bunda turun juga" Ucap Kiran ibundanya.

"Sayang kamu cantik sekali" Ucap Karen ayahnya.

Dia melangkahkan kakinya mendekati mereka, ia pun terduduk disalah satu sofa yang berdekatan dengan Kenan calonnya.

Ia duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya, ia menatap kearah Kenan dan senyum kepadanya.

"Kamu kenapa berpakaian seperti itu Kinan. Kamu tidak melihat Kenan" Ucap Karen

"Aduh pa, ini itu keren tau, fashion anak muda" Jawabnya.

"Tutupi pahamu Kinan" Ucap Kiran yang melihat putrinya itu menampilkan paha mulusnya.

"Aduhh bunda sama papa udah deh, jangan ganggu kita. Kenan kita ke taman aja yu" Ajak Kinan

"Bunda sama papa belum selesai bicara" Ucap karen

"Papa mau bilang kan, kamu harus mau dijodohin sama Kenan, biar nanti keluarga kita jadi 4k. Itu kan yang mau papa bilang? Iya udah Kinan setuju"

"Kamu seriusan sayang?" Tanya Kiran memastikan

"Iyaa, udah ah Kinan mau ke taman sama Kenan, mau pdkt" Ucapnya sambil menarik tangan Kenan agar ikut dengannya.

Kenan hanya diam menatap gadis yang sedang menarik tangannya, ia melihat perubahan dari gadis itu.

Karena jarak taman dan rumahnya tidak terlalu jauh, membuat mereka cepat sampai.

Kinan pun duduk dibangku panjang dibawah pohon. Membuatnya tidak terkena teriknya matahari.

Kenan menatap gadis yang kini sedang terduduk sambil memainkan ponselnya.

Ia menatap dari ujung kaki sampai ujung rambut gadis itu.

Penampilan nya sangat menggoda nya, Kinan yang menggunakan busana putih dengan rambut yang ia biarkan terurai membuatnya sangat seksi dan membuat pria manapun tergoda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penampilan nya sangat menggoda nya, Kinan yang menggunakan busana putih dengan rambut yang ia biarkan terurai membuatnya sangat seksi dan membuat pria manapun tergoda.

"Kamu cantik" Ucap Kenan sambil ikut duduk disampingnya

Kinan terkejut dengan ucapan pria itu, ia memutar tubuhnya menghadap pria yang berada disampingnya.

"Lo suka gue yang kaya gini?" Tanya Kinan mengetesnya.

"Aku suka, kamu seksi baby" Jawab Kenan

Mendengar itu membuat Kinan menelan ludahnya susah payah, bukan ini yang ia harapkan.

'Anjir apaan anak ustadz bilang gitu, gue kan niatnya mau buat dia ilfil, lah dia malah tergoda' batinnya

Kenan adalah anak dari seorang ustadz dan dia juga sangat memahami agama.

Namun, yang diucapkannya barusan tidak seperti orang yang beragama. Ia seperti pria pria pada umumnya.

"Lo ga ilfil sama gue?" Tanya Kinan

"Kenapa aku harus ilfil, kan aku bilang aku suka dengan pakaian mu hari ini" Jawab Kenan

'Sial, ni orang minta di getok, biar sadar. Lo anak ustadz brengsek, kenapa lo doyan yang bohay juga' batinnya kesal, karena rencananya gagal

"Gue mau pulang" Ucapnya sambil melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Kenan yang melihat itu pun juga ikut menyusul gadisnya.

Kinan berjalan memasuki rumahnya, ia melangkahkan kakinya menuju keruang tamu, yang disana masih ada kedua orangtuanya.

"Kok udah pulang lagi, pdkt nya udah selesai?" Tanya Karen

"Udah pa" Jawabnya sambil duduk di dekat ibundanya Kiran.

Kenan juga datang dengan membawa setangkai bunga yang ia bungkus menjadi sebuah buket cantik.

"Kenan sini duduk sayang" Panggil Kiran kepada Kenan yang baru sampai.

Kenan pun menurut, ia langsung duduk di sofa panjang samping Kinan.

"Bund liat deh, kinan tadi metik bunga ditaman, cantik kan" Ucapnya sambil menunjukkan bunga yang sempat ia petik sebelum pulang.

"Cantik, pasti Kenan yang petikin" Jawab Karen

"Dihh ngga ya, ini Kinan petik sendiri" Ucapnya sambil menatap bunganya itu.

Bunga mawar yang berwarna merah, adalah salah satu bunga favoritnya. Ia sangat suka dengan mawar dan juga warna merah.

Lalu ia pun menghirup bunga itu, namun tiba tiba ia merasa kesakitan dibagian hidungnya.

"Bunda papa hidung Kinan sakit" Ucap Kinan sambil memegang hidungnya.

"Kinan dibunganya ada lebah, yang masuk kehidung kamu pasti itu lebah" Ucap Kenan saat melihat beberapa lebah keluar dari setangkai bunga itu.

"Bunda papa hidung Kinan sakit"

Karen dan Kiran sangat panik ketika melihat hidung putrinya sudah sangat memerah.

"Kinan sayang coba kamu bersin kan" Ucap Kiran memberi solusi.

"Ga bisa bunda, sakitt" Ucap Kinan

"Kinan coba kamu pijet pijet hidung kamu" Usul Kenan

"AHH SIALAN NI LEBAH GA MAU KELUAR, KALAU KELUAR GUE BUNUH LO" Marahnya.

"Kinan kamu sabar ya, papa lagi telepon dokter dulu" Ucap Kiran

Kiran mencoba untuk membantu putrinya untuk mengeluarkan lebah itu dibantu dengan Kenan.

"Bund, sakit" Ucap Kinan pelan

Perlahan ringisan dari Kinan menghilang bersamaan dengan matanya yang mulai tertutup.

"KINAN BANGUN" Ucap Kiran panik saat melihat putrinya sudah menutup matanya.

"Kinan bangun" Ucap Kenan

"PAA KINAN PAA" Ucap Kiran kepada suaminya

Karen pun mendekat kearah putrinya, ia mengecek denyut nadi putrinya, namun hasilnya sangat mengecewakan.

"Kinan udah ga ada bun" Ucap Karen

"Ga mungkin pa, KINANNN BANGUN" Ucap Kiran sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kinan.

Air mata Kenan pun menetes, ia tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Karen mendekat ke arah istrinya, ia memeluk Kiran yang masih menangis histeris.

Ia berusaha untuk menenangkan Kiran, agar berusaha untuk mengikhlaskan kepergian putrinya itu.

"Kinan" lirihnya








°
°
°
°
°

Amoza (Transmigrasi)Where stories live. Discover now