34

4.8K 143 0
                                    

"Za, lo beneran mau balik?Kenapa ga nginep aja si?" Ucap Agatha, yang melihat temannya itu sedang bersiap-siap hendak pulang.

"Gue pengen sendiri dulu." Jawab Amoza

Amoza bukannya tidak mau berada disana. Namun cepat atau lambat Davin akan mengetahui keberadaannya.

Davin pasti akan mencarinya ke rumah teman-temannya, sebab itu Amoza tidak mau berlama lama disana.

Untung saja ia sudah menghubungi kedua orangtuanya, mengatakan semuanya baik-baik saja.

Agar kedua orangtuanya tidak datang ke apartemen Davin dengan tiba-tiba.

Ia akan memberitahukan kepada kedua orangtuanya tentang masalahnya, disaat mereka sudah tidak menjadi pasangan suami istri lagi.

"Kalau gitu gue pergi ya." Ucap Amoza berpamitan.

"Za, lo beneran? Seriusan mau balik? Kalau gitu lo nginep aja di apartemen gue za." Ucap Maura.

"Gue bakalan tinggal di apartemen pemberian kakek gue, jadi kalian tenang aja. Gue ga bakalan jadi gelandangan yang ga punya rumah." Ucap Amoza meyakinkan kedua sahabatnya itu.

"Tapi za, gue sedih tau kalau lo tinggal sendiri didalam keadaan kayak gini." Ucap Agatha.

"Kalian tenang aja, kalian kan tau gue bukan cewek lemah yang terus terusan berlarut dalam kesedihan." Ucap Amoza berusaha meyakinkan kedua temannya dengan senyumannya.

Kedua temannya itu memeluk Amoza, sebelum temannya itu benar benar pergi.

"Taxi gue udah sampe." Ucap Amoza.

Walaupun berat untuk merelakan temannya itu pergi sendirian, namun mereka berdua tidak bisa terus memaksanya.

Amoza melangkahkan kakinya menuju taxi yang sudah menunggu didepan rumah Agatha.

"Gue pamit ya bye bye." Ucap Amoza lalu ia masuk kedalam mobil taxi itu.

"Mau saya antar kemana bu?" Tanya supir taxi itu.

"Lurus dulu aja pak, nanti saya tunjukkan jalannya." Jawab Amoza.

Amoza menunjukkan jalan menuju apartemen pemberian kakeknya, saat ia berulang tahun.

Baru pertama kali ia tinggal disana, ia belum pernah melihat apartemen itu.

Jalanan yang begitu sepi membuat Amoza cepat sampai di apartemennya. Ia turun dari taxi itu dan masuk kedalam apartemennya.

Ia masuk kedalam lift, untuk menuju lantai empat, tempat apartemennya berada di atas sana.

Amoza berjalan setelah sampai dilantai empat. Ia melangkahkan kakinya menuju apartemennya yang terletak tidak jauh dari lift.

Ia menekan password untuk membuka pintunya. Untung saja password-nya adalah tanggal ulang tahun kakeknya.

Ia menekan setiap angka yang berada disana, lalu pintu itu terbuka.

Ia masuk kedalam apartemen yang kini masih gelap. Ia menekan saklar lampu untuk menyalakan lampu disana.

"Pegel banget badan gue." Ucapnya sambil menggeliat.

Amoza memijat mijat tangannya yang terasa sedikit sakit.

"Apartemennya keren juga." Ucap Amoza yang melihat arsitektur apartemen itu.

Apartemen yang tidak terlalu besar, namun mewah dan elegan. Cocok sekali kepada seleranya.

Amoza menekan saklar untuk menyalakan lampu diruang keluarga.

Saat lampu itu menyala, ia dibuat terkejut dengan kehadiran seseorang disana.

"Davin?" Ucapnya saat melihat Davin sedang terduduk disana.

Amoza (Transmigrasi)Where stories live. Discover now