8

13K 356 5
                                    

"Amoza?"

"Amoza?" Panggil Davin namun tetap diabaikan oleh gadis itu.

Gadis itu hanya memandang keluar lewat kaca mobil.

"Amoza?" Panggil Davin lagi namun gadis itu sama sekali tidak menjawabnya.

"Amoza?Kamu tidak mendengarkan saya memanggilmu?" Ucap Davin sambil memegang dagu gadis itu agar melihatnya.

"Apaan si lo?!" Ucapnya kesal

"Saya memanggilmu dari tadi"

Amoza kembali memalingkan wajahnya dari Davin. Ia masih kesal dengan pria ini.

'Kalau gue berani udah gue getok palanya, atau ngga gue cekik juga tu leher' Batinnya

"Kamu marah sama saya?" Tanya Davin

"Lo pikir aja sendiri" Jawabnya ketus.

"Apa salah saya Amoza?" Tanya Davin sambil menarik tangan Amoza, agar gadis itu menatapnya.

"Lo punya otak kan, pikir lah pake otak lo itu" Jawabnya

"Sebutkan" Ucap Davin sambil menatap wajah Amoza begitu dalam.

"Lo sadar ga sih vin, lo udah ngerusak semuanya" Ucap Amoza

"Dengan pria tadi?"

"Saya tidak suka melihatmu dengan pria tadi seperti itu" lanjut Davin

"Itu urusan lo" Ucap Amoza.

Jujur ia sudah sangat kesal pada pria ini.

Susana hatinya menjadi lebih buruk karena pria ini.

Andai saja jika pria ini tidak datang, mungkin ia akan merasa membaik dengan kegiatan malamnya.

"Tapi saya tun—"

"Tapi saya tunanganmu, itu kan yang mau Lo bilang. Denger ya Davin dari awal gue ga pernah setuju sama pertunangan ini, lo yang selalu maksa buat tunangan. Gue kenal sama lo aja ngga" Ucap nya dengan penuh amarah.

Davin menghela napasnya, sungguh ia merasakan hatinya sedikit tergores oleh kata kata gadisnya ini.

"Maafkan saya"

"Maaf?Emang kata maaf doang cukup hah?Davin lo tau ga sih, lo udah ngehancurin kesenangan gue, lo udah buat aktivitas gue terganggu. Apa dengan kata maaf doang cukup?"

"Kamu mau saya menggantikannya, saya akan lakukan" Ucap Davin sambil melonggarkan dasinya.

Amoza menelan ludahnya susah payah, saat Davin mulai mendekatkan tubuhnya.

Satu tangan Davin menahan pada pintu. Sedangkan tangan lainnya berada disamping kepala Amoza.

Davin mendekatkan wajahnya pada Amoza.

Amoza meremas pakaiannya saat merasakan hembusan napas Davin yang menerpa wajahnya.

'Anjir Davin plis' Batinnya menolak.

Sungguh saat ini jantung nya berdetak sangat kencang, napasnya juga sedikit kencang.

Tok Tok Tok

Seorang security mengetuk kaca mobilnya, yang membuat Davin menghentikan langkah untuk mencium Amoza.

Davin kembali pada posisi awalnya, ia membuka kaca mobilnya untuk menemui security itu.

"Maaf Pak, bapak tidak bisa parkir disini, tolong pindahkan mobil bapak pada tempat yang sudah disediakan agar tidak menggangu yang lain" Ucap security itu.

Amoza (Transmigrasi)Where stories live. Discover now