47

2.6K 79 5
                                    

"Kinan."

Mendengar itu ia langsung membalikan tubuhnya kembali, menatap pria yang tadi menyebutkan nama lamanya.

Ia menatap pria itu dengan tatapan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Pria itu tersenyum kepadanya, dengan sangat anehnya.

"Lo manggil gue apa?" Tanya Amoza sambil kembali mendekat.

"Kinan." Ucap pria itu lagi yang membuat dadanya berdetak kencang, napasnya menjadi sedikit cepat.

"Kenapa lo bisa manggil gue dengan nama itu?" Tanya Amoza.

"Karena emang lo Kinan." Jawab pria itu.

'Kenapa dia bisa tau siapa gue?' Ucap batinnya sambil terus menatap pria itu.

Amoza masih tidak percaya dengan yang dikatakan pria itu, namun dari mana pria itu bisa tahu tentang dirinya yang sebenarnya.

"Siapa lo sebenernya?" Tanya Amoza, saat sadar jika gaya ucapan pria itu tiba-tiba berubah.

"Gue tau, karena udah lama gue cari tau tentang lo." Jawab Ravin.

"LO SIAPA?!" Tanya Amoza lagi.

"Assalamualaikum Kinan." Ucap pria itu yang membuat Amoza membuka mulutnya tak percaya.

Matanya membulat mengingat orang yang sering mengucapkan itu dahulu. Ia menutup mulutnya dan memejamkan matanya.

Ia harus mencerna semua ini terlebih dahulu, lalu kembali menatap pria itu dengan tatapan tak percaya.

"Lo si anak ustadz?" Tanya Amoza yang membuat pria itu menganggukkan kepalanya.

Napasnya menjadi lebih cepat saat tebakannya benar, orang yang dulu hendak dijodohkan dengannya berada di dunia yang sama dengannya.

"Kinan, Kinan Priscilla Zeana." Ucap pria itu, yang sontak saja membuat Amoza langsung menutup mulutnya menggunakan tangannya.

"Lo beneran si anak ustadz? Lo beneran Kenan Anugrah Zeandra?" Tanya Amoza lagi, ia masih tidak percaya.

"Iya gue Kenan dan lo Kinan, ayah lo bernama Karen dan ibu lo bernama Kiran." Ucap Kenan yang membuat Amoza kembali mengingat kedua orangtuanya lagi.

"Gue ga nyangka lo ada disini juga, kenapa bisa?" Tanya Amoza yang mulai mempercayai pria itu.

"Ceritanya panjang." Ucap pria itu.

"Iya udah ceritain gue denger." Ucap Amoza yang penasaran.

Amoza tidak bisa berhenti sebelum mengetahuinya. Ia tidak akan pergi sebelum pria itu menjelaskan kepadanya.

"Gue mati dan ga tau kenapa jiwa gue bisa ada ditubuh cowok ini." Ucap Kenan.

"Alasan lo mati kenapa?" Tanya Amoza.

Amoza menggunakan indra pendengarnya untuk mendengarkan dengan serius.

Ia tidak boleh melewatkan satu kata pun dari yang diucapkan pria itu, ia harus tahu ceritanya.

"Ikutin cara lo mati." Jawab Kenan yang membuat Amoza menaikkan sebelah alisnya.

"Maksud lo? Mati kesengat lebah gitu?" Tanya Amoza.

"Iya, gue mati ikutin cara lo. Sebulan setelah kepergian lo gue stress, gue gatau harus ngapain Kinan. Ga ada lo buat gue gila." Ucap Kenan.

"Konyol lo, masa kehilangan gue lo gila." Ucap Amoza.

"Makanya gue ikutin cara lo, gue pergi ketaman dimana lo petik bunga, terus gue ambil bunga yang ada lebahnya. Gue ikutin cara lo mati, dan ternyata bener aja, gue bisa ketemu lo lagi." Ucap Kenan.

Amoza (Transmigrasi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora