33

4.8K 140 3
                                    

"Gue pasti bisa buat lo kembali ke pelukan gue za!" Ucap seorang pria yang kini sedang menatap kosong ke arah depan.

Matanya terlihat jelas menampilkan kesedihan dan kehilangan yang cukup mendalam.

Ia mengambil apapun barang yang di dekatnya, lalu melemparkannya untuk melepaskan amarahnya.

Ia membuat isi ruangan itu terlihat sangat kacau, berantakan.

"Lo dimana za?" Tanyanya sambil mengacak rambutnya.

Lalu ia meraih ponselnya yang sempat ia lemparkan, ia mencari nomor di kontaknya, lalu menghubungi pemilik nomor itu.

"Hallo?" Tanyanya saat sambungan telepon itu berhasil terhubung.

Kenapa vin?  Tanya orang dari seberang sana.

"Gue butuh bantuan lo Darren." Ucap Davin.

Bantuan apa?  Tanya Darren yang langsung kepada intinya.

"Gue mau lo cari keberadaan Amoza, dia pergi dari rumah." Ucap Davin.

Davin meminta bantuan Darren untuk mencari Amoza, karena ia tau jika salah satu temannya itu pandai dalam mencari orang.

Walaupun orang itu sudah menghilangkan jejak sekalipun. Darren pasti akan menemukannya.

Kenapa bisa Amoza pergi?   Tanya Darren.

"Lo ga usah banyak tanya, cari aja keberadaan Amoza, abis itu hubungi gue. Gue butuh informasinya secepatnya." Ucap Davin, lalu memutuskan sambungan telepon itu.

Davin menutup matanya, tanpa sengaja air matanya menetes. Ia menatap kearah pintu menunggu kepulangan Amoza.

Walau ia tahu jika itu semua akan sia-sia, Amoza tidak akan kembali kepadanya.

"ARKHHHH!!" Teriaknya sambil melemparkan bantal sofa hingga mengenai tv.

#####

"Za?Kenapa sih lo mau cerai sama Davin?" Tanya Maura.

Maura dan Agatha menatap Amoza yang kini sedang membaca sebuah buku. Beberapa kali mereka bertanya, namun sampai sekarang tidak ada jawaban dari Amoza.

Terlihat jika Amoza sedang membaca buku. Namun kedua temannya itu bisa melihat jika pikirannya sedang membaca hal lain.

Agatha merebut buku itu dari tangan Amoza. Ia menatap Amoza yang kini sedang menatapnya juga.

"Balikin." Pinta Amoza.

Agatha semakin menjauhkan buku itu, saat Amoza hendak mengambilnya kembali.

"Lo cerita sama kita za, jangan diem aja. Lo jangan buat kita jadi orang bego, yang gatau masalahnya apa!" Ucap Agatha.

"Kenapa lo gugat cerai Davin?" Tanya Maura lagi.

Amoza masih terdiam, ia masih enggan untuk menjawab.

"Za? Jawab!" Tekan Agatha.

Bukan Agatha dan Maura ingin ikut campur dengan urusan Amoza dan Davin.

Namun mereka tidak bisa melihat temannya itu, merasakan kesedihan sendirian. Mereka ingin tahu alasan Amoza melakukan itu karena apa.

"Terlalu banyak luka yang udah dia kasih buat gue." Ucap Amoza, tak terasa olehnya air matanya menetes membasahi pipinya.

Agatha dan Maura tidak menjawab, mereka masih menunggu ucapan selanjutnya dari Amoza.

"Gue capek ada dihubungan ini. Gue udah banyak nerima rasa sakit ini." Ucap Amoza sambil menunjukkan beberapa luka yang terdapat pada tubuhnya.

Agatha dan Maura sedikit terkejut setelah melihat itu. Pantas saja, Amoza jarang sekali menggunakan pakaian pendek saat bertemu dengan mereka.

Amoza (Transmigrasi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora